Selasa, 13 Desember 2016

MAKALAH ZOOLOGI VERTEBRATA. AVES



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Istilah Anatomi berarti memotong terbuka dari Yunani Kuno saat struktur internal dapat dipelajari setelah membedah mayat. Dengan makna asli, anatomi telah menjadi bidang mendasar studi di kedokteran. Sudah cukup penting bagi para ahli biologi untuk mengklasifikasikan organisme dalam taksa yang benar setelah mempelajari anatomi hewan dan tumbuhan yang masing-masing dikenal sebagai Zootomy dan Phytotomy.
Dalam anatomi, struktur biologis yang dipelajari, yang meliputi organisme dan bagian-bagiannya. Ada dua aspek utama anatomi dikenal sebagai anatomi makroskopik atau gross dan anatomi mikroskopis.
Biasanya, anatomi makroskopik organisme atau bagian yang dapat dipelajari oleh mata telanjang tanpa alat bantu visual. Anatomi mikroskopis harus dipahami melalui bantuan bantuan visual seperti mikroskop atau perangkat pembesaran lainnya
Morfologi umumnya berarti studi tentang morphs, atau dengan kata lain, bentuk makhluk hidup. Ini adalah salah satu cabang utama dari biologi di mana struktur biologis dipelajari. Morfologi menawarkan hubungan dalam struktur dalam organisme tertentu serta antara organisme. Studi morfologi akan mengungkapkan hubungan taksonomi atau evolusioner antar organisme. Dalam morfologi, kedua struktur internal dan eksternal dapat dipelajari. Namun, fungsi dari struktur tidak dipelajari dalam morfologi seperti dalam fisiologi.
Studi struktur Morfologi mulai dari tingkat skala kecil selular (sitologi) melalui jaringan (histologi) hingga sistem organ dari semua makhluk hidup. Penampilan eksternal atau fitur seperti warna, bentuk, ukuran, kekakuan, dan sifat fisik lainnya juga dipelajari dalam morfologi. Fitur-fitur ini membawa karakteristik organisme, dan keunikan mereka mengklaim identitas masing-masing struktur dan organisme.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Morfologi dan Anatomi, Klasifikasi Ayam
1.    Tatanama Organ Eksterior Ayam 
Bagian organ ayam yang tampak dari luar terdiri dari bagian kepala, leher, terdapat paruh, jengger, cuping, dan pial. Sementara tubuh bagian depan terdapat dada dan sayap. Dibagian belakang terletak punggung, perut, ekor, paha, betis, dan cakar.
2.    Organ Pelindung Tubuh
Kulit dan bulu berfungsi secara bersamaan membentuk organ pelindung tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh luar yang buruk.
a.    Kulit
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
·      Melindungi tubuh dari pengaruh temperatur lingkungan
·      sebagai perlindungan terhadap masuknya mikroorganisme secara langsung ke dalam tubuh
·      sebagai respirator untuk menerima pengaruh rangsangan dari luar.
1.    Struktur kulit
·      Epidermis adalah lapisan luar . Bulu, paruh, kuku, dan sisik merupakan perkembangan dari lapisan epidermis
·      Dermis merupakan bagian utama dari kulit. Perkembangan dermis ini membentuk jengger, cuping dan pial
2.    Jengger, cuping dan pial.
Organ ini merupakan kulit yang menjulur ke bagian luar. Pada ayam, umumnya epidermis kaya akan pembuluh darah sehingga organ ini berwarna merah. Jengger terdapat di atas kepala. Jengger ayam jantan lebih besar. Selain jengger terdapat juga pial pada bagian kedua sisi rahang bawah di bagian basal paruh. Cuping telinga bersifat berdaging tebal yang terletak di bagian bawah telinga. Warnanya bervariasi sesuai dengsn masing-masing bangsa ayam.
3.    Paruh, kuku, paha dan cakar
Paruh, jari dan taji bersifat menulang, tersusun atas keratin. Kaki bagian bawah (shank) atau cakar pada ummnya tertutup oleh sisik, tetapi pada bangsa tertentu terutama yang berbulu total (seluruh tubuh), bagian cakar tertutup oleh bulu.
Kuku pada ayam sangat keras, kuku yang keras ini di sebabkan oleh keratin yang banyak mengandung kalsium.
4.    Warna Kulit
Warna kulit terbentuk karena adanya pigmen.
b.   Bulu
Tubuh ayam hampir seluruhnya tertutup bulu. Pada ayam dewasa. bulu mengalami pertumbuhan dan rontok secara alami. Kemudian bulu baru tumbuh kembali secara periodik sekitar setehun sekali dengan pengaruh hormonal. Proses rontok bulu disebut meluruh atau molting Selama ayam betina mengalami molting, produksi telur mulai berhenti. Fungsi bulu bagi ternak unggas sebagai berikut :
1.    sebagai isolator
2.    Melindungi tubuh dari luka dan infeksi karena gesekan langsung dengan benda keras
3.    sebagai sarana untuk terbang
4.    sebagai reseptor dari luar
5.    perhiasan untuk memikat lawan jenis (secundary sex feather)
6.    dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi kesehatan dan menduga kemampuan bertelur.
Bulu tumbuh secara teratur di daerah tertentu yang disebut feather tract  atau pterylae. Terdapat 10 pterylae yaitu, kepala, sayap, leher, perut, bahu, paha, dada, kaki, punggung, dan ekor.
a.    Bagian-bagian bulu
b.    Bentuk bulu
·      Plumae, bulu penutup tubuh paling luar.
·      Plumumae, bulu yang terletak di bagian bawah plumae
·      Filoplumae, bulu halus yang terletak diseluruh permmukaan tubuh.
c.    Bagian Warna bulu
Warna bulu dan pola bulu adalah karakteristik genetis.
d.   Kepala
Kepala ayam terdiri dari jengger, kelopak,mata, bola mata, telinga, daun telinga, pial dan paruh.
e.    Kaki dan cakar
Cakar dan sebagian besar kaki tertutup sisik dengan berbagai warna. Bagian cakar dan kaki adalah hock. Shnk atau tulang kering atau cakar, dan jari kaki atau toes. Kebanyakan ayam memiliki 4jari kaki disetiap kakinya, tetapi ada beberapa bangsa yang memiliki 5 jari.
c.    Kerangka
kerangka adalah suatu kesatuan sistem yang tersusun dari banyak tulang yang berfungsi menunjang terbentuknya tubuh sebagai tempat melekatnya otot
Juga berfungsi melindungi beberapa organ vital. Karakteristik kerangka umggas bersifat khas yaitu ringan dan berisa udara. Hal ini disesuaikan dengan kepentingan untuk bergerak cepat, berjalan dan terbang. (gambar)
d.   Otot
Unggas seperti halnya mamalia, memiliki 3 jenis otot, yaitu :
1.    Otot halus
Otot yang membangun organ yang tidak dapat di kontrol, misalnya saluran pencernaan
2.    Otot kardiak
Otot yang membangun jantung
3.    Otot skeletal
Otot skeletal terdiri dari :
·      Serabut merah, membentuk daging merah
·      Serabut putih, membentuk daging putih
·      Serabut intermedier, mengandung serabut merah dan serabut putih
e.    Sistem Respirasi

f.     Sistem Pencernaa
 
1.    Mulut (paruh)
paruh ayam berfungsi untuk mengambil makanan, lidah di dalam mulut akan mendorong makanan ke saluran pencernaan.
2.    Esophagus
Esophagus atau kerongkongan berupa pipa tempat pakan melalui saluran ini dari belakang mulut ke proventikulus.
3.    Crop (tembolok)
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara.
4.    Proventikulus
Suatu pelebaran dari esophagus sebelum berhubungan dengan ventrikulus.
5.    Ventrikulus
Di ventrikulus partikel pakan akan di giling menjadi partikel kecil yang mampu melalui saluran usus.
6.    Usus Halus
·      Organ pertama  tempat berlangsungnnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan
·      Terbagi menjadi 3 bagian :
1.    Duodenum
2.    Jejunum
3.    Ileum
7.    Ceca (usus buntu)
Tidak ada proses pencernaan.
8.    Usus Besar
Usus besar merupakan rectum, bentuknya melebar terdapat pada bagian akhirusus halus ke kloaka.
9.    Kloaka
Saluran umum tempat saluran pencernaan dan reproduksi bermuara.
10.     Vent (anus)
Lubang bagian luar kloaka.
11.     Organ pencernaan tambahan
·      Berfungsi membantu dalam pemprosesan pakan
·      Pankreas
·      Lever
·      kantong empedu
g.    Sistem Reproduksi
1.    Jantan
Sistem reproduksi jantan terdiei dari 2 testis. Testis tidak pernah turun ke dalam skorotum eksternal seperti pada mamalia. Testis terdiei dari saluran tubulus seminiferus yang menuju ke ductus deferent.
2.    Betina
Sistem reproduksi betina terdiri dari ovarium dan oviduct
·      Ovarium
Ovarium bertanggung jawab atas pembentukan kuning telur
·      Oviduct
1.    Infudibulum, berfungsi untuk menangkap kuning telur (15 menit), dan tempat terjadinya fertilisasi
2.    Magnum, memberi albumen, selama 3 jam
3.    Isthmus, membentuk membran kerabangg bagian dalam dan bagian luar, selama1,5 jam
4.    Uterus, terjadi klasifikasi kerabang telur, selama 18-20 jam
5.    Vagina, penyimpanan kutikula di kerabang sehingga membentuk pori-pori, selama beberapa menit saja
Proses pembentukan telur memerlukan waktu 23-26 jam dari proses pembentukan kuning telur hingga terbentuknya telur yang siap dikeluarkan
h.   Perkembangan Embrio
Perkembangan awal struktur pada ungggas berlangsung di dalam tubuh induk setelah terjadi fertilisasi, saat telur dalam tubuh. Perkembangan berlanjut setelah telur di tetaskan atau di eramiinduk. Ketika awal perkembangan terjadinya diferensi, terjasi tiga lapisan sel. Ketiga lapisan swl tersebut akan di kembang kan menjadi berbagai organ dan sistem tubuh.
1.    perkembangan telur sebelum keluar tubuh dan di luar tubuh Setelah fertilisasi, terbentuk zygote, perkembangan embrional di mulaiSekitar 5 jam setelah ovulasi pembelahan sel pertama berlangsung, pembelahan selanjutnya 20 menit kemudian Satu jam kemudian, saat telur meninggalkan isthmus pembelahan membentuk 16 sel. Sekitar 4 jam berada di dalam uterus terebentuk 256 sel sebagai  blastoderm
2.    Blastoderm berdiferensiasi menjadi :
1.    Lapisan pertama, ektodermis (membentuk kulit, bulu, paruh, kukuy, sistem syaraf, lensa dan retina   mata, serta lapisan mulut dan vent)
2.    Lapisan kedua, entodermis (membentuk organ saluran pencernaan dan respirasi serta sektori)
3.    Lapisan ketiga akan terbentuk pada saat telur ditetaskan atau di erami induk. Lapisan ketiga, mesodermis (membentuk tulang, darah, serta organ reproduksi dan organ ekskretori)
Oleh karena pada unggas embrio tidak memiliki hubungan langsung dengan induknya selama perkembangan embrinal maka zat-zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio berasal dari telur itu sendiri. Penyerapan zat-zat makanan dan metabolisme selama perkembangan embrio dalam telur dapat berlangsung karena adanya membran ekstraembrional. Terdapat 4 membran ekstraembrional yang memiliki peranan penting selama perkembangan embrional yaitu amnion dan chorion, yolk sac, dan allantois.
i.      Dasar-dasar Perkawinan
Tujuan perkawinan yaitu untuk meningkatkan populasi dan meningkatkan atau meperbaiki potensi genetik sifata produksi yang berguna bagi manusia. Secara teknis perkawinan pada unggas terbagi menjadi kawin alami dan buatan.
1.    Kawin alami, perkawinan yang  terjadi secara alami tanpa bantuan manusia secara langsung.
·      Flock matting, perkawinan  antara sekelompok pejantan dengan sekelompok betina.
·      Pen matting, perkawinan antara satu pejantan dengan sekelompok betina.
·      Stud matting, perkawinan antara satu pejantan dengan satu betina.
2.    Kawin buatan/inseminasi buatan, perkawinan antara betina dan jantan dengan bantuan manusia dan menggunakan alat (insemination gun).
3.    Klasifikasi Ayam
·      Kingdom           : animalia
·      Phylum              : cordata 
·      Sub pilum          : vertebrata 
·      Clas                    : aves 
·      Order                 : galiforms 
·      Super family      : pasianoidea 
·      Family                : pasianidae 
·      Genus                : galus 
·      Spesies               : galus galus lin 
·      Sub spesies        : galus galus domestricus linn

2.2.Morfologi dan Anatomi, Klasifikasi Kutilang
1.    Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Chordata
Class           : Aves
Ordo           : Passeriformes
Family        : Pycnonotidae
Genus         : Pycnonotus
Species       :  Pycnonotus Aurigaste

2.    Morfologi burung kutilang



3.    Morfologi paruh dan kaki burung kutilang
Jenis paruh pemakan buah-buahan, biji- bijian dan serangga
Jenis  kaki burung kutilang untuk Bertengger
4.    Anatomi
5.    Respirasi atau pernafasan
Mendapatkan udara pernafasan yang digunkannya untuk memperoleh energi. Alat pernafasan atau respirasin burung adalah paru-paru dan dibantu dengan kantung udara. Sewaktu istirihat burung menggunakan paru-paru dan sewaktu terbang burung menggukan kantung udara. Sistem pernapasan atau respirasi pertama dari hidung (Nares), Glotis, Trakea, sirinks (syrinx), bronkus, saccus pneumaticus.
6.    Digestiv atau pencernaan
Alat digestiv pada burung mulai dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung kelenjar, lambung empedal, usus halus, usus besar, dan kloaka. Mulut burung berupa paruh dari zat tanduk. Pada tembolok makanan disimpan sementara. Tembolok adalah tempat penyimpanan makan dan lambung empedal sebagai tempat penguyah, sesuai dengan fungsinya dinding lambung empedal disusun oleh sel-sel otot yang tebal dan kuat. Dan dibantu kerikil, pada kelas aves banyak yang memakan kerikil dan pasir berfungsi ungtuk menghancurkan makanannya.
7.    Sirkulasi atau peredaran darah
Sistem sirkulasi pada aves terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan darah. Jantung pada aves berbentuk kerucut, dibungkus oleh selaput perikardium, jantung pada aves terbagi menjadi 4 ruangan, yaitu 2 artrium dan 2 ventrikel. Pada antrium dan ventrikel terpisang sempurna. Dan sistem peredaran darah ya ganda atau tertutup.

8.    Sistem ekskresi aves
Alat ekskresi pada burung adalah paru-paru, ginjal, kulit dan kloaka. Paaru-paru dan kulit berfungsi untuk membuang sisa ekskresi berupa karbon dioksida dan air. Burung mempunyai sepasang ginjal yang terletak di bgian kiri dan kanan tulang pingganngnya. Urin yang dihasilkan dikeluarkan dari tubuh melalui kloaka.
9.    Sistem regulasi aves atau Saraf
Sistem regulasi aves sama seperti sistem regulasi vertebrata lainnya yaitu sistem saraf, endokrin dan indra.
Susunan saraf pada burung adalah
·      Otak
·      sumsum belakang.
Otak dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a)    Otak besar. Pada otak besar tidak banyak mempunyai neuron dan bentuknya juga tidak berlipat-lipat.
b)   Otak kecil. Pada otak kecil mempunyai perkembangan yang berguna sebagai pengatur keseimbangan pada waktu terbang atau melayang-layang.
c)    Otak tengah. Pada otak tengah mempunyai perkembangan yang berguna sebagai fungsi penglihatan.
d)   Sumsum lanjutan.
10.    Sistem reproduksi aves
Alat perkembangbiakan burung jantan terdiri atas sepasang testis sebagai penghasil sprema, saluran sperma dan kloaka. Kloaka merupakan muara dari tiga saluran, saluran kelamin, saluran pencernaan dan pengeluaran ekskresi.bangsa burung berkembang biak dengan bertalur atau ovivar. Burung mempunyai perlilaku yang khas pada musim kawin, burung jantan akan bernyanyi sambil menggerakan tubuhnya, memamerkan keindahan bulunya atau mengeluarkan semacam kantung untuk menarik perhatian burung betina yang telah dewasa dan sejenis.
11.    Sistem gerak
Karena burung dirancang untuk tujuan terbang, tulang-tulang mereka berongga dan terbungkus otot-otot, yang menghasilkan keringanan luar biasa tanpa mengorbankan kekuatan. Sayap tertarik ke bawah oleh otot yang mengerut. Ketika sayap diangkat dan otot dada kecil (supracoracoideus) mengerut, otot dada besar (pectoralis major) mengendur. Ketika otot dada besar dikerutkan dan otot dada kecil dikendurkan, sayap turun.
·      Tengkorak          : Melindungi otak dan isi kepala
·      Tulang leher       :Untuk menghubungkan ke tempurung kepala
·      Tulang lengan    : Untuk menggerakkan sayap
·      Tulang hasta      : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
·      Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
·      Korakoid           : Penghubung tulang dada
·      Tulang dada       : Tempat melekatnya oto untuk terbang
·      Tulang rusuk      : Tulang yang melindungi isi perut
·      Pelvis                 : Penghubung tulang ekor
·      Tulang ekor        : Tulang penghubung dengan kloaka
·      Tulang kering     : Penghubung tulang paha kebetis
·      Tulang paha       : Untuk persendian.

2.3.Morfologi dan Anatomi, Klasifikasi Merpati
1.    Morfologi
Tubuh burung merpati (Columba domestica) terbagi atas caput, cervix, truncus dan cauda. Caputnya relative kecil, terdapat paruh yang dibentuk oleh maksilla dan mandibula, nares terletak pada bagian lateral paruh bagian atas. Selain itu. Anggota badan (extrimitas) yang seluruhnya tertutup bulu kecuali pada paruh dan kakinya. Kakinya  dapat digunakan untuk berjalan, bertengger maupun berenang (dengan selaput interdigital), tidak bergigi dan mempunyai paruh yang berbeda-beda sesuai jenis makanannya
Columba domestica merupakan salah satu dari class aves. Burung ini termasuk hewan berdarah panas dan berkembang biak dengan ovipar atau bertelur. Columba domestica mampu mengenal habitatnya. Ketika burung dilepas maka ia akan kembali ke sarangnya
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
·      Tectrices, bulu yang menutupi badan.
·      Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
·      Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
·      Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
·      Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
·      Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
·      Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari

2.    Klasifikasi
Klasifikasi Columba domestica menurut Jasin (1989) adalah sebagai berikut :
Phylum       : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class           : Aves
Ordo           : Columbiformes
Famili         : Columbidae
Genus         : Columba
Species       : Columba domestica


3.    Anatomi
a.    System gerak

Tengkorak                      : Melindungi otak dan isi kepala
Tulang leher                   : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala
Tulang lengan                : Untuk menggerakkan sayap
Tulang hasta                  : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
Tulang pengumpil          : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
Korakoid                       : Penghubung tulang dada
Tulang dada                   : Tempat melekatnya oto untuk terbang
Tulang rusuk                  : Tulang yang melindungi isi perut
Pelvis                             : Penghubung tulang ekor
Tulang ekor                    : Tulang penghubung dengan kloaka
Tulang kering                 : Penghubung tulang paha kebetis
Tulang paha                   : Untuk persendian.
Burung juga memiliki rangka dalam. Burung terbang dengan cara mengepakkan sayap. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Bulu burung selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada burung juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot pada tubuhnya bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Burung memiliki teknik untuk terbang (teknik terbang). Burung terbang dengan mengepakkan sayap, yaitu mengepakkan sayap dari atas ke bawah untuk menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang lebih kecil.Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan gerakan mendorong dan mengangkat tubuh kembali. 
b.   System pencernaan
Sistem pencernaan pada burung merpati (Columba domestica) terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, usus halus, usus besar dan berakhir di cloaca. Kelenjar pencernaan burung merpati diantaranya adalah pancreas dan hati. Burung merpati tidak memiliki vesica felea, karena burung merpati merupakan hewan pemakan biji-bijian yang tidak mengandung banyak lemak sehingga tidak memiliki vesica felea yang berfungsi untuk mengemulsi lemak. Organ-organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan pada burung terdiri dari paruh dan merupakan modifikasi dari gigi, rongga mulut, pharink yang berupa saluran pendek, oesophagus yang dibagian tengahnya pada pangkal leher melebar menjadi tembolok yang merupakan tempat penyimpanan sementara lalu menuju lambung. Lambung terbagi menjadi dua, lambung kelenjar dan lambung otot. Pencernaan berlanjut ke usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, ileum lalu menuju usus besar dan bermuara pada kloaka. Duodenum berbentuk seperti huruf U dan dibagian proksimal dan distalnya terdapat pancreas, ductus sisticus bermuara ke duodenum bagian distal yang membawa empedu dari hati langsung ke sistem saluran pencernaan. Jejunum dan ileum yaitu usus halus sesudah duodenum, usus bagian-bagiannya tidak nyata, rectum adalah usus kasar yang bermuara di cloaca (Water and Sayles, 1959).
c.    System ekskresi
Ginjal merupakan salah satu alat ekskresi pada burung merpati. Ginjal terletak di sebelah dorsal. Ginjal pada semua vertebrata terdiri atas unit-unit yang disebut tubulus ginjal atau nefron yang ujungnya buntu dan menerima filtrat dari darah (Villee et al.,1988). Saluran keluar pada merpati mengarah ke posterior yaitu ureter yang bermuara ke vesica urinaria. Langkah pertama dalam pembentukan urin adalah penyaringan atau filtrasi. Sisa-sisa dan materi lain dibawa ke aliran darah oleh arteria renalis dan arteriola ke glomerulus. Langkah kedua yaitu penghisapan differensial oleh sel-sel tubulus convoluted proximal dan loop of handle serta tubulus convoluted distalis (Jasin, 1989).
d.   System sirkulasi
Sistem sirkulasi pada burung merupakan sistem peredaran tertutup. Darah yang dipompa oleh jantung dialirkan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jantung merpati terdiri dari 4 ruangan yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung terrsebut mempunyai warna merah hati pekat
Jantung mempunyai empat ruang dengan sekat yang sempurna antara belahan jantung kiri dan kanan. Atrium dextra menerima darah yang sudah dipakai oleh tubuh bagian atas maupun bagian bawah. Melalui klep, darah dari atrium dextra dialirkan ke dalam ventrikulum dextra dan selanjutnya dipompakan ke paru-paru. Darah dioksider (mengandung O2) yang berasal dari paru-paru masuk ke dalam atrium sinistra, dari atrium sinistra darah menuju ventriculum sinistra melalui klep. Selanjutnya darah dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta (Soemiadji,1986).
Pembuluh darah dibedakan atas pembuluh darah arteri dan pembuluh darah vena:
1.    Pembuluh darah arteri keluar dari ventrikulum sebanyak tiga buah yaitu:
a.    arteri anonima sinistra menuju ke kiri
b.    arteri anonima dextra menuju ke kanan
Masing-masing arteri anonima bercabang: arteri carotis comunis yang menuju ke daerah kepala, arteri pectoralis yang besar menuju ke musculus pectoralis may, arteri sublavia yang menuju ke ketiak menjadi arteri axilaris dan yang menuju terus ke anggota muka sebagai arteri branchialis.
c.    aorta merupakan sisa dari archus aorticus yang menuju ke kanan, sedangkan archus aorticus yang menuju ke kiri telah hilang. Archus aortae tersebut melingkari bronchus kemudian membelok ke kaudal menjadi aorta dorsalis.
Dari ventricum dextrum ke luar hanya sebuah arteri yaitu arteri pulmonalis yang selanjutnya pecah menjadi ramus dextrum menuju pulmo kanan, dan ramus sinentrum menuju ke pulmo kiri
2.    Pembuluh darah vena dibedakan atas:
a.    Yang masuk ke dalam atrium dextrum yaitu vena cava superior terdiri atas vena cava superior terdiri atas vena cava superior sinistrum dan vena cava superior dextrum. Masing-masing vena cava tersebut menerima darah dari: vena cava jugularis dari daerah kepala, vena sub clavia dari anggota muka, vena pecroralis dari musculus pectoralis, vena cava inferior, yang membawa darah  dari bagian bawah tubuh.
b.    Yang masuk ke dalam atrium sinistrum yaitu dua bagian  vena pulmonalis yang datang dari pulmo kanan dan kiri (Jasin,1984)
Terdapat dua pembuluh prekava fungsional dan postkava lengkap.   Prekava terbentuk oleh penyatuan pembuluh darah dari kerongkongan dan bagian tulang selangka (subklavia) pada tiap sisi. Postkava menerima darah dari anggota badan melalui saluran gerbang ginjal (portal renalis), yang lewat melalui ginjal tetapi tidak terpecah menjadi kapiler-kapiler dan karenanya tidak dapat disamakan dengan portal renalis dari vertebrata yang lebih rendah (Sukiya,2005).
e.    System koordinasi
Sistem saraf pusat burung menunjukkan perkembangan lebih maju dari pada sistem sartaf reptil. Cerebrum ukurannya nbesar dan menutup diencephalon dan lobus opticus. Lobus opticus pada burung secara proporsional berukuran besar, hal ini merupupakan kekecualian, nampaknya berkaitan dengan ketajaman pandang yang dimiliki burung. Cerebellum pada burung lebih besar dari pada cerebelum reptil, berlekuk dalam meskipun tidak sebesar/sedalam pada mamalia, juga seperti amniota lain ada 12 saraf kranialis.
f.     System reproduksi
Pada sistem reproduksinya, hewan jantan memiliki sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil daripada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa deferrens sejajar dengan ureter yang berasal dari ren. Pada sebagian besar aves memiliki vesicular seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam cloaca pada beberapa species memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami otrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong. Lubang oviduct itu disebut ostium opdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas muskulus dan epithelium yang bersifat glandulair, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yaqkni albumen sebagai putih telur, membran tipis disebelah luar albumen dan cangkok yang berbahan zat kapur yang dibuat oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus yang sebenarnya belum ada (Jasin, 1989).
2.4.Morfologi dan Anatomi, Klasifikasi Elang Bondol
1.    Morfologi Elang Bondol (Haliastur indus)
Secara umum Elang Bondol (Haliastur indus) mempunyai karakteristik tubuh berwarna putih dan coklat pirang. Pada individu dewasa pada bagian (kepala, leher dan dada) berwarna putih, pada bagian (sayap, mantel, ekor dan perut) berwarna coklat terang, dan terlihat kontras dengan bulu primer yang berwarna hitam. Seluruh tubuh individu remaja kecoklatan dengan coretan pada dada. Warna berubah menjadi putih keabu-abuan pada tahun kedua, dan mencapai bulu dewasa putih bersih pada tahun ketiga. Perbedaan elang muda dengan Elang Paria (Milvus migrans) adalah ujung ekornya bundar, bukan menggarbu. Mempunyai iris berwarna coklat, paruh dan sera berwarna abu-abu kehijauan, tungkai dan kaki berwarna kuning gelap. Dengan panjang tubuh antara (size min 44 cm, and size max 52 cm), lebar rentang sayap (wingspan min 109 cm, and wingspan max 125 cm), panjang ekor antara 18 – 22 cm.(Staven,2003)

2.    Morfologi Anak (Anatomi Elang Bondol)
a.    Klasifikasi Elang Bondol
Elang Bondol (Haliastur indus) dalam bahasa inggris disebut Brahminy Kite, adapun klasifikasinya dalam taksonomi sebagai berikut :
Kingdom                      : Animalia
Phylum                        : Chordata
Class                             : Aves
Order                            : Falconiformes
Family                          : Accipitridae
Genus                           : Haliastur
Species                         : Haliastur indus
Seperti hewan yang lain, Elang Bondol memiliki anggota badan yang berguna untuk bergerak dan mempertahankan kehidupannya. Kepala burung elang bondol hamper mirip dengan elang lainnya. Tubuh atau badan elang bondol lebih besar bila dibandingkan dengan elang lain. Kaki nya lebih kuat untuk mencengkeram karena jenis makanan nya lebih besar.
b.   Fisiologi Elang Bondol
1.    Sistem Pencernaan
       
Sistem pencernaan burung elang bondol sama dengan burung yang lain. Makanan masuk kedalam rongga mulut melalui paruhnya kemudian didorong lidah menuju kerongkongan. Pada burung tidak ditemukan adanya gigi.  Di kerongkongan, makanan ini menuju tembolok dimana tembolok adalah tempat untuk menyimpan cadangan makanan. Selanjutnya menuju ke lambung Lalu makanan menuju ke empedal. Di empedal terjadi pencernaan makanan secara mekanik. Selanjutnya makanan menuju ke usus halus. Usus halus terdiri dari usus duabelas jari, usus kosong dan usus penyerapan. Dari usus halus, makanan kemudian menuju usus besar. Dan berakhir ke kloaka. Mulut-kerongkongan-tembolok-lambung-empedal-usus halus-usus besar-kloaka
2.    Sistem pernafasan
      
Burung ini sistem pernafasannya sama dengan seperti burung pada umumnya.
Lubang hidung-trakea-siring-paru-paru Burung elang bondol memiliki pundi-pundi udara yang dapat membantu bernafas saat dia terbang. Pada burung, pertukaran gas terjadi di paru-paru pada bagian alveolus.
Mekaisme pernafasan burung saat diam (tidak terbang) berawal dari hidung, kemudian udara mengalir lewat bronkuske pundi pundi udara. Proses inspirasi meliputi pengambilan udara dimulai dari adanya pergerakan tulang rusuk kearah depan bawah, kemudian rongga dada membesar tetapi tekanan udara kecil, diikuti paru-paru mengembang dan tekanan didalam rongga paru-paru mengecil, selanjutnya udara masuk. Proses ekspirasi meliputi tulang rusuk kembali keposisi semula, rongga dada mengecil, tekanan rongga dada membesar, selanjutnya udara keluar.
Mekanisme pernafasan burung saat terbang tidak menggunakan paru-paru tetapi kantong udara. Saat burung terbang mengangkat sayapnya maka mengakibatkan kantong udara antar tulang korakoid terjepit . udara massuk ke kantong udara yang berada dibawah ketiak, itu terjadi proses masuknya udara. kemudian proses ekspirasi terjadi saat burung menurunkan sayapnya.
3.    Sistem Gerak
                
Burung juga memiliki rangka dalam. Burung terbang dengan cara mengepakkan sayap. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Bulu burung (selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada burung juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Teknik terbang (Burung terbang dengan mengepakkan sayap, yaitu mengepakkan saya dari atas ke bawah untuk menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang lebih kecil. Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan gerakan mendorong dan mengangkat tubuh kembali
4.    Sistem ekskresi
  
Alat pengeluaran pada burung terdiri atas sepasang ginjal metanefros. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidka memiliki vesica fellea. Mekanismenya yaitu air dalam tubuh disimpan melalui reabsorpsi di tubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen untuk selanjutnya dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai Kristal putih yang bercampur dengan feses.
5.    Sistem sirkulasi
Jantung pada burung terdiri atas empat ruang yaitu dua serambi dan dua billik. Mekanisme sirkulasinya adalag darah vena dari seluruh tubuh akan mengalir ke bilik kanan kemudian ke serambi kanan. Dari serambi kanan darah dipompa menuju paru-paru melalui arteri pulmonalis. Dari paru-paru darah menuju ke bilik kiri melalui vena pulmonalis. Dari bilik kiri darah akan mengalir ke serambi kiri untuk dipompa melalui aorta menuju ke bagian-bagian tubuh.  Darah dari kapiler jaringan tubuh akan dialirkan lagi ke bilik kanan janutng.
6.    Sistem koordinasi
Semua kegiatan saraf pada burung diatur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf otak terdiri dari otak dan sumsum belakang. Otak pada burung juga terbagi menjadi empat bagian yaitu otak besar, otak tengah, otak kecil dan sumsum lanjutan. Otak besar pada burung berbeda dengan manusia. Pada burung, otak besarnya tidak berlipat-lipat, sehingga jumlah neuron pada burung berkembang dengan membentuk dua gelembung. Perkembangan seperti ini berhubungan dengan fungsi penglihatannya. Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak. Perkembangan otak kecil berguna bagi pengaturan keseimbangan burung saat terbang.
7.    Sistem reproduksi
Burung merupakan hewan ovipar. Burung tidak memiliki alat kelamin luar, sehingga fertilisasinya terjadi didalam tubuh.  Pada jantan, testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, terletak disebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Saat musim kawin, ukurannya membesar. Disini spermatozoa disimpan. Pada betina, ovarium yang berkembang hanya yang kiri dan terletak di dorsal rongga abdomen
3.    Fungsi Organ Elang
Kegunaan bagian-bagian tubuh burung elang :
·      Lubang telinga untuk mendengar.
·      Mata untuk melihat.
·      Lubang hidung untuk mencium bau
·      Sayap untuk terbang
·      Paruh untuk makan
·      Ekor untuk keseimbangan
·      Kaki untuk berjalan dan bertengger


2.5.Morfologi dan Anatomi, Klasifikasi Burung Hantu Serak Jawa (Tyto alba)
1.    Klasifikasi Burung Hantu Serak Jawa (Tyto alba)
Kingdom    : Animalia
Phylum       : Chordata
Class           : Aves
Ordo           : Strigiformes
Family        : Tytonidae
Genus         : Tyto
Species       : Tyto alba
2.    Struktur Morfologi Burung Hantu Serak Jawa (Tyto alba)
a.    Ciri Umum
Badan bagian atas berwarna abu-abu terang dengan garis-garis gelap dan bintik-bintik pucat yang tersebar pada bulu-bulunya. Pada sayap dan punggung terdapat bintik-bintik lusuh. Badan bagian bawah berwarna putih dengan beberapa bintik-bintik hitam (terkadang tidak ada). Bulu-bulu pada kaki bagian bawah biasanya jarang (tipis). Bentuk muka menyerupai jantung berwarna putih dengan tepi berwarna kecoklatan dan pada tepi lingkar mata terdapat bintik- bintik berwarna coklat. Iris mata berwarna hitam. Kaki berwarna putih kekuning-kuningan sampai kecoklatan Ukuran tubuh jantan dan betina biasanya hampir serupa. Betina dan anakan lebih banyak memiliki bintik-bintik gelap.
b.   Ukuran Tubuh
Ukuran tubuh antara jantan dan betina hampir serupa, namun demikian biasanya betina memiliki ukuran tubuh sedikit lebih besar dari pada jantan.
Ukuran tubuh betina
Ukuran tubuh jantan
Panjang badan: 34 – 40 cm
Panjang badan: 32 – 38 cm
Rentang sayap: ± 110 cm
Rentang sayap: ± 107 cm
Berat badan: ± 570 gr
Berat badan: ± 470 gr
3.    Struktur Anatomi Burung Hantu Serak Jawa (Tyto alba)
1.    Struktur Bulu
Burung hantu memiliki sedikit bulu bawah, tapi punya kait pada bagian bulu kontur dekat dengan kulit. Kebanyakan bulu burung hantu memiliki desain khusus. Disekitar wajah terdapat bulu cakram wajah yang kaku (ruff), bulu mahkota, bulu penutup telinga, dan juga bulu sekitar paruh. Kaki memiliki tendril yang berbulu, yang berguna sebagai penutup, membantu burung bereaksi terhadap obyek yang ditangkap, misal mangsa.
Bristle pada burung hantu diyakini dapat membantu dalam mendeteksi posisi sarang tempat bertengger dan juga benda yang menghalangi. Fungsi bristle didukung oleh adanya getaran dan tekanan reseptor dekat folikel bulu. (Sukiya, 2003). Bristle adalah bulu kecil dengan ceruk kaku dengan kait pada bagian dasar atau tidak ada sama sekali. Bristle umumnya berada pada sekitar dasar paruh, mata, dan kelopak.
Adaptasi paling unik dari bulu burung hantu adalah ujung bulu primer sayap, yang seperti sisir. Pada kondisi penerbangan normal, udara bergejolak dipermukaan sayap, menciptakan turbulensi, dan menimbulkan suara. Dengan model sayapnya, ujung bulu sayap bentuk sisir, mematahkan turbulensi menjadi mikroturbulen. Hal ini efektif untuk meredam suara gejolak udara dipermukaan sayap dan memungkinkan burung untuk terbang tanpa suara.
2.    Karakter Warna dan Pola Bulu
Secara umum, pola dan warna kriptik burung hantu memungkinkan untuk menyatu dengan keadaaan sekitarnya, untuk bersembunyi dari potensi bahaya. Hal ini khususnya penting bagi burung nokturnal, karena mereka perlu tetap bersembunyi saat bertengger disiang hari.
Saat terancam, seekor burung seringkali menunjukkan pose melindungi, dengan mata tertutup, bulu telinga terangkat, dan bulu yang merapat. Bulu telinga tidak ada kaitannya dengan pendengaran, hanya berupa bulu tampilan saja, digunakan untuk menunjukkan suasan hati, seperti takut, marah dan terkejut. Ini juga membantu berkamuflase.
3.    Paruh
Tyto alba memiliki paruh yang besar dan berbentuk melengkung dengan ujung yang runcing dan tajam. Paruh yang kokoh seperti ini berfungsi untuk membunuh mangsa, membawa mangsa pada saat terbang, dan merobek-robek tubuh mangsa sebelum ditelan atau disuapkan kepada anakannya. Paruh tertutupi bulu, sehingga terkadang terlihat kecil. Pada saat dibuka untuk menelan mangsa, paruh akan terlihat sangat besar, cukup untuk menelan seekor mamalia kecil secara langsung.
4.    Alat Gerak (Kaki dan Jari)
Tyto alba memiliki kaki-kaki yang panjang dan besar serta dilengkapi dengan empat jari dan kuku yang kokoh. Keadaan ini membuat T.alba memiliki kemampuan yang baik dalam mencengkeram mangsa. Kokohnya cengkeraman cukup untuk membuat mangsa tidak berdaya (bahkan mati) pada saat ditangkap. Susunan jari-jari saat terbang biasanya adalah tiga mengarah ke depan dan satu ke belakang. Susunan ini sewaktu-waktu dapat diubah dimana tiga jari diarahkan ke belakang dan satu ke depan, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam menangkap mangsa. Saat hinggap, atau mencengkeram mangsa, bagian ujung jari tiap kaki akan melengkung kearah samping. Saat menyerang mangsa, cakarnya direntangkan lebar untuk memperbesar peluang keberhasilan serangan. Bagian bawah kaki ditutupi oleh permukaan kasar yang membantu menahan mangsa atau bertengger. Tyto alba juga memiliki gurat-gurat dibagian bawah jari tengah untuk membantu menahan mangsa dan juga untuk grooming.
Pada beberapa jenis burung hantu, diketahui bahwa kaki ikut membantu menjaga suhu tubuh. Kelebihan suhu tubuh dipancarkan melalui dasar kaki, yang memiliki pembuluh darah ekstra.
4.    Fisiologi Burung Hantu Serak Jawa (Tyto alba)
1.    Kemampuan Terbang
Strategi perburuan dari Tyto alba sangat berbeda dengan jenis-jenis burung predator yang lain. Burung-burung predator lain, mengandalkan kecepatan dan kejutan untuk mendatangi dan menangkap mangsa. Dalam perburuan mangsa, T. alba sangat bergantung pada cara terbangnya yang tanpa suara dan pada pendengarannya yang sangat tajam. Suara yang timbul akibat pergerakan sayap, diredam oleh semacam lapisan yang tampak seperti beludru pada permukaan bulu-bulu sayapnya. Selain itu, tepi sayap T. alba memiliki jumbai-jumbai yang sangat halus yang juga berfungsi untuk meredam bunyi kepakan sayap. Cara terbang yang tanpa suara ini menyebabkan mangsa tidak mampu mendengar pergerakan T. alba dan juga membantu pendengaran T. alba sendiri.
2.    Indera Penglihatan
Mata T. alba sangat peka sehingga dapat melihat pada kegelapan. Untuk mendeteksi lokasi mangsa, mata dan pendengaran T. alba bekerja bersama-sama dalam suatu harmoni yang serasi. Bola mata T. alba diketahui memiliki kedudukan tetap pada tempatnya, menghadap ke depan dan memberikan penglihatan yang bersifat binokuler dan stereoskopik. Kedudukan mata yang tetap memiliki kelemahan, terutama dalam hal mendeteksi lingkungan sekitar. Untuk menanggulangi hal ini, T. alba memiliki leher yang sangat fleksibel sehingga kepalanya dapat diputar 270 derajat dalam empat arah, ke arah kiri, kanan, atas dan bawah.
Mata T. alba memiliki adaptasi yang baik untuk melihat pada intensitas cahaya yang sangat rendah. Hal ini ditandai dengan ukuran pupil yang sangat besar dan retina yang tersusun dari sel-sel yang sangat sensitif, yang memberikan efek penglihatan monokromatik. Kemampuan melihat dalam gelap ini dikatakan sekitar 3-4 kali kemampuan manusia. Bola mata T. alba dilengkapi dengan lapisan membran penutup yang dapat dibuka dan ditutup. Gerakan buka-tutup dari membran tersebut berfungsi untuk membersihkan bola mata dari debu dan kotoran yang menempel pada permukaan mata.

3.    Indera Pendengaran
T. alba memiliki susunan letak lubang telinga yang cukup unik, karena tidak simetris dimana letak pada kepala antara satu dengan yang lainnya tidak sama tinggi dan dengan sudut yang berbeda pula. Lubang-lubang telinga tersebut diselubungi oleh suatu lapisan fleksibel yang tersusun dari bulu-bulu pendek seperti bulu-bulu yang menyelimuti lingkar mukanya. Lapisan tersebut berfungsi sebagai keping pemantul (reflektor) suara. Kelengkapan pendengaran seperti itu membuat T. alba memiliki pendengaran yang peka dan bersifat mengarah (direksional) terhadap sumber bunyi, sehingga T. alba mampu mendeteksi lokasi mangsa (dalam arah dan jarak) secara tepat walau dalam keadaan gelap gulita sekalipun.
Pada T. alba columella di bagian tengah telinga, berfungsi mengirimkan getaran dari membrane tympani ke bagian telinga dalam, koklea ada meskipun tidak berbentuk spiral sempurna (Sukiya, 2003).
4.    Perilaku Makan
T. alba memiliki kebiasaan makan yang unik. Tergantung ukuran mangsa yang tertangkap, T. alba dapat menelan utuh mangsanya atau membaginya dalam ukuran yang lebih kecil sebelum ditelan. Daging dan bagian yang lunak dari tubuh mangsa akan dicerna, sementara bulu-bulu dan tulang belulang tidak dicerna dan kemudian secara berkala dimuntahkan kembali dalam bentuk pellet.

2.6.Morfologi dan Anatomi, Klasifikasi B Burung Gagak
1.    Burung Gagak
Gagak, burung bertengger yang lazimnya berwarna gelap, dan temasuk kedalam family Corvidae. Yang mencakup 100 spesies. Gagak memiliki tingkat perkembangbiakan paling tinggi di antara keseluruhan kelas aves. Dalam hal intelegasi burung gagak termasuk burung paling maju. Gagak dapat tersebar luas , karena mempunai kemampuan beradaptasi yang baik sehingga dapat hidup dalam lingkup habitat yang beraneka ragam.
Panjang gagak mencapi 15 -70 cm. gagak yang berwarna hitam, atau hitam dengan puth, abu –abu, atau coklat memiliki paruh yang cukup panjang dan kuat. Gagak bear dan berwarna gelap dari genus Corvus berparuh lebih besar dan kuat. Lubang hidung gagak terlindungi bulu kaku yang mengarah ke depan. Sayap dan tungkainya kokoh, sehingga bias melakukan gerakan yang efisien baik dari darat maupun udara. Gagak besar (Corvus corax) memilikikeahlian terbang yang mencapai perkembangan yang cukup tinggi. Gagak jantan dan gagak betina memiliki rupa yang hamper ama.
2.    Klasifikasi gagak :
·      Kerajaan : animalia
·      Filum : chordate
·      Kelas : aves
·      Ordo : Passeriformes
·      Family : corvidae
·      Genus : corvus
3.    Morfologi dan Anatomi Burung Gagak
1.    System pencernaan
Pencernaan pada burung terbagi menjadi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaannya terdiri atas paruh, rongga mulut, faring atau tembolok, lambung dan usus.
Paruh ini tidak berfungsi untuk mengunyah makanan karena burung tidak mempunyai gigi. Makanan yang masuk ke dalam rongga mulut langsung menuju kerongkongan yang merupakan pipa atau saluran antar rongga mulut dan lambung.
Makanan disimpan untuk sementara waktu dibagian bawah kerongkongan yang disebut tembolok. Makanan masuk kedalam lambung yang terbagi menjadi lambung kelenjar yang berfungsu mencerna makanan dan lambung pengunyah yang berfungsi untuk menghancurkan makanan. Lalu proses pencernaan selanjutnya di dalam usus.
Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu yang dihasilkan oleh hati dialirkan ke dalam usus halus. Untuk burung jenis merpati tidak mempunyai kantong empedu.
2.    System syaraf
Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral lobus optikus.lubang telinga nampak dari luar, dengan meatus auditoris eksternal terus kemembran tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung dara sangat baik. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langitt bagian belakang.
Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan dua lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indra pencium pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten yaitu sebuah membran bervaskulasi dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan melanjut kedalam humor vitreus. Syaraf optik memasuki sklera mata di tempat yanag disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata. Penglihatan terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak.
3.    Reproduksi Burung 
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang
4.    System fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
5.    Sistem Ekskresi
Burung memiliki ginjal dengan tipe metanefros. Burung tidak memiliki kandung kemih sehingga urine dan fesesnya bersatu dan keluar melalui Metabolisme burung sangat cepat. Dengan demikian, sistem ekskresi juga harus memiliki dinamika yang sangat tinggi. Peningkatan efektivitas ini terlihat pada jumlah nefron yang dimiliki oleh ginjal burung. Setiap 1 mm3 ginjal burung, terdapat 100–500 nefron. Jumlah tersebut hampir 100 kali lipat jumlah nefron pada manusia. Jenis burung laut juga memiliki kelenjar ekskresi garam yang bermuara pada ujung matanya. Hal tersebut untuk mengimbangi pola makannya yang memangsa ikan laut dengan kadar garam tinggi.lubang kloaka. Urine pada burung diekskresikan dalam bentuk asam urat.















BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan
Beradasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa anatomi hewan vertebrata meliputi semua organ yang ada di dalam tubuh hewan tersebut. Meskipun pada masing-masing jenis memiliki perbedaan mengenai ukuran, jumlah, bentuk dan letak antar bagian anatominya. Tetapi pada umumnya anatomi semua hewan vertebrata adalah sama yakni meliputi rongga mulut, kerongkongan, jantung, paru-paru, hati, ginjal, ovarium (betina), testis (jantan), kantong urine, lambung, usus halus, usus besar, dan lubang pelepasan
Dari masing-masing organ tersebut telah mempunyai fungsi tersendiri sebagai penyusun tubuh suatu hewan. Mereka terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok tertentu, seperti kelompok sistem pencernaan, kelompok Sistem pernafasan, kelompok Sistem reproduksi, kelompok Sistem Ekskresi, dan kelompok Sistem sirkulasi.
Organ-organ yang termasuk dalam sistem pencernaan pada umumnya adalah rongga mulut, pharings, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan lubang pelepasan. Organ pernafasan sebagian besar adalah paru-paru. Kecuali pada ikan dan katak yang masih larva, karena mereka bernafas menggunakan insang. Organ reproduksi yaitu testis untuk jantan dan ovarium untuk betina. Sedangkan organ ekskresi adalah ginjal. Dan organ sirkulasinya adalah jantung.
Semua organ yang ada dalam tubuh hewan tersebut memiliki fungsi yang sangat penting. Mereka saling berkoordinasi satu sama lain dalam menunjang kehidupan suatu hewan. Karena tanpa dukungan organ-organ yang mengisi bagian dalam tubuhnya, hewan tersebut akan mengalami kematian dan tidak dapat ada seperti sekarang ini





DAFTAR PUSTAKA

http://roidialpi.blogspot.co.id/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo_22.html
http://husainfurqanabusari.blogspot.co.id/2014/12/anatomi-dan-fisiologi-ayam.html
http://avesmerpati.blogspot.co.id/2013/05/morfologi-dan-anatomi-burung-merpati.html
http://ariadneari.blogspot.co.id/2013/05/burung-gagak.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar