BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Istilah Anatomi berarti memotong terbuka
dari Yunani Kuno saat struktur internal dapat dipelajari setelah membedah
mayat. Dengan makna asli, anatomi telah menjadi bidang mendasar studi di
kedokteran. Sudah cukup penting bagi para ahli biologi untuk mengklasifikasikan
organisme dalam taksa yang benar setelah mempelajari anatomi hewan dan tumbuhan
yang masing-masing dikenal sebagai Zootomy dan Phytotomy.
Dalam anatomi, struktur biologis yang
dipelajari, yang meliputi organisme dan bagian-bagiannya. Ada dua aspek utama
anatomi dikenal sebagai anatomi makroskopik atau gross dan anatomi mikroskopis.
Biasanya, anatomi makroskopik organisme atau
bagian yang dapat dipelajari oleh mata telanjang tanpa alat bantu visual.
Anatomi mikroskopis harus dipahami melalui bantuan bantuan visual seperti
mikroskop atau perangkat pembesaran lainnya
Morfologi umumnya berarti studi tentang
morphs, atau dengan kata lain, bentuk makhluk hidup. Ini adalah salah satu
cabang utama dari biologi di mana struktur biologis dipelajari. Morfologi
menawarkan hubungan dalam struktur dalam organisme tertentu serta antara
organisme. Studi morfologi akan mengungkapkan hubungan taksonomi atau
evolusioner antar organisme. Dalam morfologi, kedua struktur internal dan
eksternal dapat dipelajari. Namun, fungsi dari struktur tidak dipelajari dalam
morfologi seperti dalam fisiologi.
Studi struktur Morfologi mulai dari tingkat
skala kecil selular (sitologi) melalui jaringan (histologi) hingga sistem organ
dari semua makhluk hidup. Penampilan eksternal atau fitur seperti warna,
bentuk, ukuran, kekakuan, dan sifat fisik lainnya juga dipelajari dalam
morfologi. Fitur-fitur ini membawa karakteristik organisme, dan keunikan mereka
mengklaim identitas masing-masing struktur dan organisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Morfologi
dan Anatomi, Klasifikasi Ayam
1. Tatanama
Organ Eksterior Ayam
Bagian organ ayam yang tampak dari
luar terdiri dari bagian kepala, leher, terdapat paruh, jengger, cuping, dan
pial. Sementara tubuh bagian depan terdapat dada dan sayap. Dibagian belakang
terletak punggung, perut, ekor, paha, betis, dan cakar.
2. Organ
Pelindung Tubuh
Kulit dan bulu berfungsi secara
bersamaan membentuk organ pelindung tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari
pengaruh luar yang buruk.
a. Kulit
Fungsi kulit antara lain sebagai
berikut:
·
Melindungi tubuh dari pengaruh
temperatur lingkungan
·
sebagai perlindungan terhadap
masuknya mikroorganisme secara langsung ke dalam tubuh
·
sebagai respirator untuk menerima
pengaruh rangsangan dari luar.
1.
Struktur kulit
·
Epidermis adalah
lapisan luar . Bulu, paruh, kuku, dan sisik merupakan perkembangan dari lapisan
epidermis
·
Dermis merupakan
bagian utama dari kulit. Perkembangan dermis ini membentuk jengger,
cuping dan pial
2.
Jengger, cuping dan pial.
Organ ini merupakan kulit yang menjulur ke bagian
luar. Pada ayam, umumnya epidermis kaya akan pembuluh darah sehingga
organ ini berwarna merah. Jengger terdapat di atas kepala. Jengger ayam jantan
lebih besar. Selain jengger terdapat juga pial pada bagian kedua sisi rahang
bawah di bagian basal paruh. Cuping telinga bersifat berdaging tebal yang
terletak di bagian bawah telinga. Warnanya bervariasi sesuai dengsn
masing-masing bangsa ayam.
3.
Paruh, kuku, paha dan cakar
Paruh, jari dan taji bersifat menulang, tersusun atas
keratin. Kaki bagian bawah (shank) atau cakar pada ummnya tertutup
oleh sisik, tetapi pada bangsa tertentu terutama yang berbulu total (seluruh
tubuh), bagian cakar tertutup oleh bulu.
Kuku pada ayam sangat keras, kuku yang keras ini di
sebabkan oleh keratin yang banyak mengandung kalsium.
4.
Warna Kulit
Warna kulit terbentuk karena adanya
pigmen.
b. Bulu
Tubuh ayam
hampir seluruhnya tertutup bulu. Pada ayam dewasa. bulu mengalami pertumbuhan
dan rontok secara alami. Kemudian bulu baru tumbuh kembali secara periodik
sekitar setehun sekali dengan pengaruh hormonal. Proses rontok bulu disebut
meluruh atau molting Selama ayam betina mengalami molting, produksi
telur mulai berhenti. Fungsi bulu bagi ternak unggas sebagai berikut :
1.
sebagai isolator
2.
Melindungi tubuh dari luka dan
infeksi karena gesekan langsung dengan benda keras
3.
sebagai sarana untuk terbang
4.
sebagai reseptor dari luar
5.
perhiasan untuk memikat lawan jenis (secundary
sex feather)
6.
dapat digunakan untuk mendeteksi
kondisi kesehatan dan menduga kemampuan bertelur.
Bulu tumbuh secara teratur di daerah tertentu yang
disebut feather tract atau pterylae. Terdapat 10 pterylae
yaitu, kepala, sayap, leher, perut, bahu, paha, dada, kaki, punggung, dan
ekor.
a.
Bagian-bagian bulu
b.
Bentuk bulu
·
Plumae, bulu penutup tubuh paling
luar.
·
Plumumae, bulu yang terletak di
bagian bawah plumae
·
Filoplumae, bulu halus yang terletak
diseluruh permmukaan tubuh.
c.
Bagian Warna bulu
Warna bulu dan pola bulu adalah
karakteristik genetis.
d.
Kepala
Kepala ayam terdiri dari jengger,
kelopak,mata, bola mata, telinga, daun telinga, pial dan paruh.
e.
Kaki dan cakar
Cakar dan sebagian besar kaki
tertutup sisik dengan berbagai warna. Bagian cakar dan kaki adalah hock. Shnk
atau tulang kering atau cakar, dan jari kaki atau toes. Kebanyakan ayam
memiliki 4jari kaki disetiap kakinya, tetapi ada beberapa bangsa yang memiliki
5 jari.
c. Kerangka
kerangka
adalah suatu kesatuan sistem yang tersusun dari banyak tulang yang berfungsi menunjang terbentuknya tubuh sebagai tempat
melekatnya otot.
Juga
berfungsi melindungi beberapa organ vital. Karakteristik kerangka umggas
bersifat khas yaitu ringan dan berisa udara. Hal ini disesuaikan dengan
kepentingan untuk bergerak cepat, berjalan dan terbang. (gambar)
d. Otot
Unggas seperti halnya mamalia,
memiliki 3 jenis otot, yaitu :
1.
Otot halus
Otot yang membangun organ yang tidak
dapat di kontrol, misalnya saluran pencernaan
2.
Otot kardiak
Otot yang membangun jantung
3.
Otot skeletal
Otot skeletal terdiri dari :
·
Serabut merah, membentuk daging
merah
·
Serabut putih, membentuk daging
putih
·
Serabut intermedier, mengandung
serabut merah dan serabut putih
e. Sistem
Respirasi
f. Sistem
Pencernaa
1.
Mulut (paruh)
paruh ayam berfungsi untuk mengambil
makanan, lidah di dalam mulut akan mendorong makanan ke saluran pencernaan.
2.
Esophagus
Esophagus atau kerongkongan berupa
pipa tempat pakan melalui saluran ini dari belakang mulut ke proventikulus.
3.
Crop (tembolok)
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara.
4.
Proventikulus
Suatu pelebaran dari esophagus sebelum berhubungan dengan ventrikulus.
Suatu pelebaran dari esophagus sebelum berhubungan dengan ventrikulus.
5.
Ventrikulus
Di ventrikulus partikel pakan akan di giling menjadi partikel kecil yang mampu melalui saluran usus.
Di ventrikulus partikel pakan akan di giling menjadi partikel kecil yang mampu melalui saluran usus.
6.
Usus Halus
·
Organ pertama tempat
berlangsungnnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan
·
Terbagi menjadi 3 bagian :
1.
Duodenum
2.
Jejunum
3.
Ileum
7.
Ceca (usus buntu)
Tidak ada proses pencernaan.
8.
Usus Besar
Usus besar merupakan rectum,
bentuknya melebar terdapat pada bagian akhirusus halus ke kloaka.
9.
Kloaka
Saluran umum tempat saluran
pencernaan dan reproduksi bermuara.
10.
Vent (anus)
Lubang bagian luar kloaka.
11.
Organ pencernaan tambahan
·
Berfungsi membantu dalam pemprosesan
pakan
·
Pankreas
·
Lever
·
kantong empedu
g. Sistem
Reproduksi
1.
Jantan
Sistem reproduksi jantan terdiei
dari 2 testis. Testis tidak pernah turun ke dalam skorotum eksternal seperti
pada mamalia. Testis terdiei dari saluran tubulus seminiferus yang menuju ke
ductus deferent.
2.
Betina
Sistem reproduksi betina terdiri
dari ovarium dan oviduct
·
Ovarium
Ovarium bertanggung jawab atas pembentukan kuning telur
Ovarium bertanggung jawab atas pembentukan kuning telur
·
Oviduct
1.
Infudibulum, berfungsi untuk
menangkap kuning telur (15 menit), dan tempat terjadinya fertilisasi
2.
Magnum, memberi albumen, selama 3
jam
3.
Isthmus, membentuk membran kerabangg
bagian dalam dan bagian luar, selama1,5 jam
4.
Uterus, terjadi klasifikasi kerabang
telur, selama 18-20 jam
5.
Vagina, penyimpanan kutikula di
kerabang sehingga membentuk pori-pori, selama beberapa menit saja
Proses pembentukan telur memerlukan
waktu 23-26 jam dari proses pembentukan kuning telur hingga terbentuknya
telur yang siap dikeluarkan
h. Perkembangan
Embrio
Perkembangan
awal struktur pada ungggas berlangsung di dalam tubuh induk setelah terjadi
fertilisasi, saat telur dalam tubuh. Perkembangan berlanjut setelah telur di
tetaskan atau di eramiinduk. Ketika awal perkembangan terjadinya diferensi,
terjasi tiga lapisan sel. Ketiga lapisan swl tersebut akan di kembang kan
menjadi berbagai organ dan sistem tubuh.
1.
perkembangan telur sebelum keluar
tubuh dan di luar tubuh Setelah fertilisasi, terbentuk zygote, perkembangan
embrional di mulaiSekitar 5 jam setelah ovulasi pembelahan sel pertama
berlangsung, pembelahan selanjutnya 20 menit kemudian Satu jam kemudian, saat
telur meninggalkan isthmus pembelahan membentuk 16 sel. Sekitar 4 jam berada di
dalam uterus terebentuk 256 sel sebagai blastoderm
2.
Blastoderm berdiferensiasi menjadi :
1.
Lapisan pertama, ektodermis
(membentuk kulit, bulu, paruh, kukuy, sistem syaraf, lensa dan retina
mata, serta lapisan mulut dan vent)
2.
Lapisan kedua, entodermis (membentuk
organ saluran pencernaan dan respirasi serta sektori)
3.
Lapisan ketiga akan terbentuk pada
saat telur ditetaskan atau di erami induk. Lapisan ketiga, mesodermis
(membentuk tulang, darah, serta organ reproduksi dan organ ekskretori)
Oleh karena pada unggas embrio tidak memiliki hubungan
langsung dengan induknya selama perkembangan embrinal maka zat-zat makanan yang
diperlukan untuk pertumbuhan embrio berasal dari telur itu sendiri. Penyerapan
zat-zat makanan dan metabolisme selama perkembangan embrio dalam telur dapat
berlangsung karena adanya membran ekstraembrional. Terdapat 4 membran
ekstraembrional yang memiliki peranan penting selama perkembangan embrional
yaitu amnion dan chorion, yolk sac, dan allantois.
i. Dasar-dasar
Perkawinan
Tujuan
perkawinan yaitu untuk meningkatkan populasi dan meningkatkan atau meperbaiki
potensi genetik sifata produksi yang berguna bagi manusia. Secara teknis
perkawinan pada unggas terbagi menjadi kawin alami dan buatan.
1.
Kawin alami, perkawinan yang
terjadi secara alami tanpa bantuan manusia secara langsung.
·
Flock matting, perkawinan
antara sekelompok pejantan dengan sekelompok betina.
·
Pen matting, perkawinan antara satu
pejantan dengan sekelompok betina.
·
Stud matting, perkawinan antara satu
pejantan dengan satu betina.
2.
Kawin
buatan/inseminasi buatan, perkawinan antara betina dan
jantan dengan bantuan manusia dan menggunakan alat (insemination gun).
3. Klasifikasi Ayam
·
Kingdom :
animalia
·
Phylum :
cordata
·
Sub pilum : vertebrata
·
Clas :
aves
·
Order :
galiforms
·
Super family :
pasianoidea
·
Family :
pasianidae
·
Genus :
galus
·
Spesies :
galus galus lin
·
Sub spesies :
galus galus domestricus linn
2.2.Morfologi
dan Anatomi, Klasifikasi Kutilang
1.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Passeriformes
Family : Pycnonotidae
Genus : Pycnonotus
Species :
Pycnonotus Aurigaste
2.
Morfologi burung kutilang
3.
Morfologi paruh dan kaki burung kutilang
Jenis paruh pemakan buah-buahan, biji- bijian dan
serangga
Jenis kaki burung kutilang untuk Bertengger
4.
Anatomi
5.
Respirasi atau pernafasan
Mendapatkan udara pernafasan yang
digunkannya untuk memperoleh energi. Alat pernafasan atau respirasin burung
adalah paru-paru dan dibantu dengan kantung udara. Sewaktu istirihat burung
menggunakan paru-paru dan sewaktu terbang burung menggukan kantung udara.
Sistem pernapasan atau respirasi pertama dari hidung (Nares), Glotis, Trakea,
sirinks (syrinx), bronkus, saccus pneumaticus.
6.
Digestiv atau pencernaan
Alat digestiv
pada burung mulai dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung kelenjar, lambung
empedal, usus halus, usus besar, dan kloaka. Mulut burung berupa paruh dari zat
tanduk. Pada tembolok makanan disimpan sementara. Tembolok adalah tempat
penyimpanan makan dan lambung empedal sebagai tempat penguyah, sesuai dengan
fungsinya dinding lambung empedal disusun oleh sel-sel otot yang tebal dan
kuat. Dan dibantu kerikil, pada kelas aves banyak yang memakan kerikil dan
pasir berfungsi ungtuk menghancurkan makanannya.
7.
Sirkulasi atau peredaran darah
Sistem sirkulasi pada aves terdiri atas
jantung, pembuluh darah, dan darah. Jantung pada aves berbentuk kerucut,
dibungkus oleh selaput perikardium, jantung pada aves terbagi menjadi 4 ruangan,
yaitu 2 artrium dan 2 ventrikel. Pada antrium dan ventrikel terpisang sempurna.
Dan sistem peredaran darah ya ganda atau tertutup.
8.
Sistem ekskresi aves
Alat ekskresi pada burung adalah
paru-paru, ginjal, kulit dan kloaka. Paaru-paru dan kulit berfungsi untuk
membuang sisa ekskresi berupa karbon dioksida dan air. Burung mempunyai
sepasang ginjal yang terletak di bgian kiri dan kanan tulang pingganngnya. Urin
yang dihasilkan dikeluarkan dari tubuh melalui kloaka.
9.
Sistem regulasi aves atau Saraf
Sistem regulasi aves sama seperti
sistem regulasi vertebrata lainnya yaitu sistem saraf, endokrin dan indra.
Susunan saraf pada burung adalah
·
Otak
·
sumsum belakang.
Otak dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok, yaitu:
a) Otak besar. Pada
otak besar tidak banyak mempunyai neuron dan bentuknya juga tidak
berlipat-lipat.
b) Otak kecil. Pada otak kecil
mempunyai perkembangan yang berguna sebagai pengatur keseimbangan pada waktu
terbang atau melayang-layang.
c) Otak tengah. Pada otak tengah
mempunyai perkembangan yang berguna sebagai fungsi penglihatan.
d) Sumsum lanjutan.
10.
Sistem reproduksi aves
Alat
perkembangbiakan burung jantan terdiri atas sepasang testis sebagai penghasil
sprema, saluran sperma dan kloaka. Kloaka merupakan muara dari tiga saluran,
saluran kelamin, saluran pencernaan dan pengeluaran ekskresi.bangsa burung
berkembang biak dengan bertalur atau ovivar. Burung mempunyai perlilaku yang
khas pada musim kawin, burung jantan akan bernyanyi sambil menggerakan
tubuhnya, memamerkan keindahan bulunya atau mengeluarkan semacam kantung untuk
menarik perhatian burung betina yang telah dewasa dan sejenis.
11.
Sistem gerak
Karena burung dirancang untuk tujuan
terbang, tulang-tulang mereka berongga dan terbungkus otot-otot, yang
menghasilkan keringanan luar biasa tanpa mengorbankan kekuatan. Sayap
tertarik ke bawah oleh otot yang mengerut. Ketika sayap diangkat dan otot dada
kecil (supracoracoideus) mengerut, otot dada besar (pectoralis major)
mengendur. Ketika otot dada besar dikerutkan dan otot dada kecil dikendurkan,
sayap turun.
·
Tengkorak :
Melindungi otak dan isi kepala
·
Tulang leher :Untuk menghubungkan ke tempurung kepala
·
Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap
·
Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
·
Tulang pengumpil : Tulang sayap yang
menghubungkan dengan tulang lengan
·
Korakoid :
Penghubung tulang dada
·
Tulang dada : Tempat melekatnya oto untuk terbang
·
Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut
·
Pelvis : Penghubung tulang ekor
·
Tulang ekor :
Tulang penghubung dengan kloaka
·
Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis
·
Tulang paha :
Untuk persendian.
2.3.Morfologi
dan Anatomi, Klasifikasi Merpati
1.
Morfologi
Tubuh burung merpati (Columba domestica) terbagi atas caput,
cervix, truncus dan cauda. Caputnya relative kecil, terdapat paruh yang
dibentuk oleh maksilla dan mandibula, nares terletak pada bagian lateral paruh
bagian atas. Selain itu. Anggota badan (extrimitas) yang seluruhnya tertutup
bulu kecuali pada paruh dan kakinya. Kakinya
dapat digunakan untuk berjalan, bertengger maupun berenang (dengan
selaput interdigital), tidak bergigi dan mempunyai paruh yang berbeda-beda
sesuai jenis makanannya
Columba domestica merupakan salah satu dari class aves.
Burung ini termasuk hewan berdarah panas dan berkembang biak dengan ovipar atau
bertelur. Columba domestica mampu mengenal habitatnya. Ketika burung
dilepas maka ia akan kembali ke sarangnya
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
·
Tectrices, bulu yang menutupi badan.
·
Rectrices, bulu yang berada pada
pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
Remiges, bulu
pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
·
Remiges primarie yang melekatnya secara
digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacarpalia.
·
Remiges secundarien yang melekatnya
secara cubital pada radial ulna.
·
Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai
kelanjutan sekunder daerah siku.
·
Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
·
Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari
2.
Klasifikasi
Klasifikasi Columba
domestica menurut Jasin (1989) adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Aves
Ordo :
Columbiformes
Famili :
Columbidae
Genus : Columba
Species : Columba domestica
3.
Anatomi
a.
System gerak
Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala
Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap
Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang
lengan
Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
Korakoid :
Penghubung tulang dada
Tulang dada :
Tempat melekatnya oto untuk terbang
Tulang rusuk :
Tulang yang melindungi isi perut
Pelvis :
Penghubung tulang ekor
Tulang ekor :
Tulang penghubung dengan kloaka
Tulang kering :
Penghubung tulang paha kebetis
Tulang paha :
Untuk persendian.
Burung juga memiliki rangka
dalam. Burung terbang dengan cara mengepakkan sayap. Gerakan sayap dapat
dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat. Otot-otot tersebut
melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang, ketika
salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke
atas. Bulu burung selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada burung
juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas
tubuhnya. Otot pada tubuhnya bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat.
Burung memiliki teknik untuk terbang (teknik terbang). Burung terbang
dengan mengepakkan sayap, yaitu mengepakkan sayap dari atas ke bawah untuk
menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di
udara. Gerakan mendorong dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang
paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang
lebih kecil.Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya ke
semula, untuk memulai gerakan gerakan mendorong dan mengangkat tubuh
kembali.
b.
System pencernaan
Sistem pencernaan pada burung
merpati (Columba domestica) terdiri
dari mulut, oesophagus, lambung, usus halus, usus besar dan berakhir di cloaca.
Kelenjar pencernaan burung merpati diantaranya adalah pancreas dan hati. Burung
merpati tidak memiliki vesica felea, karena burung merpati merupakan hewan
pemakan biji-bijian yang tidak mengandung banyak lemak sehingga tidak memiliki
vesica felea yang berfungsi untuk mengemulsi lemak. Organ-organ pencernaan pada
burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran
pencernaan pada burung terdiri dari paruh dan merupakan modifikasi dari gigi,
rongga mulut, pharink yang berupa saluran pendek, oesophagus yang dibagian
tengahnya pada pangkal leher melebar menjadi tembolok yang merupakan tempat
penyimpanan sementara lalu menuju lambung. Lambung terbagi menjadi dua, lambung
kelenjar dan lambung otot. Pencernaan berlanjut ke usus halus yang terdiri dari
duodenum, jejunum, ileum lalu menuju usus besar dan bermuara pada kloaka.
Duodenum berbentuk seperti huruf U dan dibagian proksimal dan distalnya
terdapat pancreas, ductus sisticus bermuara ke duodenum bagian distal yang
membawa empedu dari hati langsung ke sistem saluran pencernaan. Jejunum dan
ileum yaitu usus halus sesudah duodenum, usus bagian-bagiannya tidak nyata,
rectum adalah usus kasar yang bermuara di cloaca (Water and Sayles, 1959).
c.
System ekskresi
Ginjal merupakan salah satu alat
ekskresi pada burung merpati. Ginjal terletak di sebelah dorsal. Ginjal pada
semua vertebrata terdiri atas unit-unit yang disebut tubulus ginjal atau nefron
yang ujungnya buntu dan menerima filtrat dari darah (Villee et al.,1988).
Saluran keluar pada merpati mengarah ke posterior yaitu ureter yang bermuara ke
vesica urinaria. Langkah pertama dalam pembentukan urin adalah penyaringan atau
filtrasi. Sisa-sisa dan materi lain dibawa ke aliran darah oleh arteria renalis
dan arteriola ke glomerulus. Langkah kedua yaitu penghisapan differensial oleh
sel-sel tubulus convoluted proximal dan loop of handle serta tubulus convoluted
distalis (Jasin, 1989).
d.
System sirkulasi
Sistem sirkulasi pada burung merupakan
sistem peredaran tertutup. Darah yang dipompa oleh jantung dialirkan ke seluruh
tubuh dan kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jantung merpati terdiri
dari 4 ruangan yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung terrsebut mempunyai
warna merah hati pekat
Jantung mempunyai empat ruang dengan
sekat yang sempurna antara belahan jantung kiri dan kanan. Atrium dextra
menerima darah yang sudah dipakai oleh tubuh bagian atas maupun bagian bawah.
Melalui klep, darah dari atrium dextra dialirkan ke dalam ventrikulum dextra
dan selanjutnya dipompakan ke paru-paru. Darah dioksider (mengandung O2) yang
berasal dari paru-paru masuk ke dalam atrium sinistra, dari atrium
sinistra darah menuju ventriculum sinistra melalui klep. Selanjutnya darah dipompakan
ke seluruh tubuh melalui aorta (Soemiadji,1986).
Pembuluh darah dibedakan atas pembuluh
darah arteri dan pembuluh darah vena:
1. Pembuluh darah
arteri keluar dari ventrikulum sebanyak tiga buah yaitu:
a. arteri anonima
sinistra menuju ke kiri
b. arteri anonima
dextra menuju ke kanan
Masing-masing arteri anonima bercabang:
arteri carotis comunis yang menuju ke daerah kepala, arteri pectoralis yang
besar menuju ke musculus pectoralis may, arteri sublavia yang menuju ke ketiak
menjadi arteri axilaris dan yang menuju terus ke anggota muka sebagai arteri
branchialis.
c. aorta merupakan
sisa dari archus aorticus yang menuju ke kanan, sedangkan archus aorticus yang
menuju ke kiri telah hilang. Archus aortae tersebut melingkari bronchus
kemudian membelok ke kaudal menjadi aorta dorsalis.
Dari ventricum dextrum ke luar hanya
sebuah arteri yaitu arteri pulmonalis yang selanjutnya pecah menjadi ramus
dextrum menuju pulmo kanan, dan ramus sinentrum menuju ke pulmo kiri
2. Pembuluh darah
vena dibedakan atas:
a. Yang masuk
ke dalam atrium dextrum yaitu vena cava superior terdiri atas vena cava
superior terdiri atas vena cava superior sinistrum dan vena cava superior
dextrum. Masing-masing vena cava tersebut menerima darah dari: vena cava
jugularis dari daerah kepala, vena sub clavia dari anggota muka, vena
pecroralis dari musculus pectoralis, vena cava inferior, yang membawa
darah dari bagian bawah tubuh.
b. Yang masuk
ke dalam atrium sinistrum yaitu dua bagian vena pulmonalis yang datang
dari pulmo kanan dan kiri (Jasin,1984)
Terdapat dua pembuluh prekava
fungsional dan postkava lengkap. Prekava terbentuk oleh penyatuan
pembuluh darah dari kerongkongan dan bagian tulang selangka (subklavia)
pada tiap sisi. Postkava menerima darah dari anggota badan melalui saluran
gerbang ginjal (portal renalis), yang lewat melalui ginjal tetapi tidak
terpecah menjadi kapiler-kapiler dan karenanya tidak dapat disamakan dengan
portal renalis dari vertebrata yang lebih rendah (Sukiya,2005).
e.
System koordinasi
Sistem saraf
pusat burung menunjukkan perkembangan lebih maju dari pada sistem sartaf
reptil. Cerebrum ukurannya nbesar dan menutup diencephalon dan lobus opticus.
Lobus opticus pada burung secara proporsional berukuran besar, hal ini
merupupakan kekecualian, nampaknya berkaitan dengan ketajaman pandang yang
dimiliki burung. Cerebellum pada burung lebih besar dari pada cerebelum reptil,
berlekuk dalam meskipun tidak sebesar/sedalam pada mamalia, juga seperti
amniota lain ada 12 saraf kranialis.
f.
System reproduksi
Pada sistem reproduksinya, hewan jantan memiliki sepasang testis yang
bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior dari ren dengan suatu alat
penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil daripada yang kiri. Dari
masing-masing testis terjulur saluran vasa deferrens sejajar dengan ureter yang
berasal dari ren. Pada sebagian besar aves memiliki vesicular seminalis yang
merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara
sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam
cloaca pada beberapa species memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan
sperma ke kloaka hewan betina. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya
yang dextrum mengalami otrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari
menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan
suatu bentuk corong. Lubang oviduct itu disebut ostium opdominalis. Dinding
oviduct selanjutnya tersusun atas muskulus dan epithelium yang bersifat
glandulair, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yaqkni albumen
sebagai putih telur, membran tipis disebelah luar albumen dan cangkok yang
berbahan zat kapur yang dibuat oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus yang
sebenarnya belum ada (Jasin, 1989).
2.4.Morfologi
dan Anatomi, Klasifikasi Elang Bondol
1. Morfologi Elang Bondol (Haliastur indus)
Secara
umum Elang Bondol (Haliastur indus) mempunyai karakteristik tubuh
berwarna putih dan coklat pirang. Pada individu dewasa pada bagian (kepala,
leher dan dada) berwarna putih, pada bagian (sayap, mantel, ekor dan perut)
berwarna coklat terang, dan terlihat kontras dengan bulu primer yang berwarna
hitam. Seluruh tubuh individu remaja kecoklatan dengan coretan pada dada. Warna
berubah menjadi putih keabu-abuan pada tahun kedua, dan mencapai bulu dewasa
putih bersih pada tahun ketiga. Perbedaan elang muda dengan Elang Paria (Milvus
migrans) adalah ujung ekornya bundar, bukan menggarbu. Mempunyai iris
berwarna coklat, paruh dan sera berwarna abu-abu kehijauan, tungkai dan kaki
berwarna kuning gelap. Dengan panjang tubuh antara (size min 44 cm, and size
max 52 cm), lebar rentang sayap (wingspan min 109 cm, and wingspan max 125 cm),
panjang ekor antara 18 – 22 cm.(Staven,2003)
2. Morfologi Anak (Anatomi
Elang Bondol)
a. Klasifikasi Elang Bondol
Elang
Bondol (Haliastur indus) dalam bahasa inggris disebut Brahminy Kite,
adapun klasifikasinya dalam taksonomi sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Aves
Order
: Falconiformes
Family
: Accipitridae
Genus
: Haliastur
Species
: Haliastur indus
Seperti
hewan yang lain, Elang Bondol memiliki anggota badan yang berguna untuk bergerak
dan mempertahankan kehidupannya. Kepala burung elang bondol hamper
mirip dengan elang lainnya. Tubuh atau badan elang bondol lebih besar bila
dibandingkan dengan elang lain. Kaki nya lebih kuat untuk mencengkeram karena
jenis makanan nya lebih besar.
b. Fisiologi Elang Bondol
1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan burung elang bondol sama dengan burung yang lain.
Makanan masuk kedalam rongga mulut melalui paruhnya kemudian didorong lidah
menuju kerongkongan. Pada burung tidak ditemukan adanya gigi. Di
kerongkongan, makanan ini menuju tembolok dimana tembolok adalah tempat untuk
menyimpan cadangan makanan. Selanjutnya menuju ke lambung Lalu makanan menuju
ke empedal. Di empedal terjadi pencernaan makanan secara mekanik. Selanjutnya
makanan menuju ke usus halus. Usus halus terdiri dari usus duabelas jari, usus
kosong dan usus penyerapan. Dari usus halus, makanan kemudian menuju usus
besar. Dan berakhir ke kloaka. Mulut-kerongkongan-tembolok-lambung-empedal-usus
halus-usus besar-kloaka
2. Sistem pernafasan
Burung
ini sistem pernafasannya sama dengan seperti burung pada umumnya.
Lubang
hidung-trakea-siring-paru-paru Burung elang bondol memiliki pundi-pundi udara
yang dapat membantu bernafas saat dia terbang. Pada burung, pertukaran gas
terjadi di paru-paru pada bagian alveolus.
Mekaisme
pernafasan burung saat diam (tidak terbang) berawal dari hidung, kemudian udara
mengalir lewat bronkuske pundi pundi udara. Proses inspirasi meliputi
pengambilan udara dimulai dari adanya pergerakan tulang rusuk kearah depan
bawah, kemudian rongga dada membesar tetapi tekanan udara kecil, diikuti
paru-paru mengembang dan tekanan didalam rongga paru-paru mengecil, selanjutnya
udara masuk. Proses ekspirasi meliputi tulang rusuk kembali keposisi semula,
rongga dada mengecil, tekanan rongga dada membesar, selanjutnya udara keluar.
Mekanisme
pernafasan burung saat terbang tidak menggunakan paru-paru tetapi kantong
udara. Saat burung terbang mengangkat sayapnya maka mengakibatkan kantong udara
antar tulang korakoid terjepit . udara massuk ke kantong udara yang berada
dibawah ketiak, itu terjadi proses masuknya udara. kemudian proses ekspirasi
terjadi saat burung menurunkan sayapnya.
3.
Sistem Gerak
Burung juga memiliki rangka dalam. Burung terbang dengan cara
mengepakkan sayap. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang
sangat kuat. Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua
otot terbang, ketika salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik
sayap ke atas. Bulu burung (selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada
burung juga berfungsi untuk menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga
panas tubuhnya. Otot bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Teknik terbang
(Burung terbang dengan mengepakkan sayap, yaitu mengepakkan saya dari atas ke
bawah untuk menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di
udara. Gerakan mendorong dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang
paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang
lebih kecil. Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya ke
semula, untuk memulai gerakan gerakan mendorong dan mengangkat tubuh kembali
4. Sistem ekskresi
Alat
pengeluaran pada burung terdiri atas sepasang ginjal metanefros. Ginjal
dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidka memiliki vesica fellea.
Mekanismenya yaitu air dalam tubuh disimpan melalui reabsorpsi di tubulus. Di
dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh.
Sampah nitrogen untuk selanjutnya dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan
lewat kloaka sebagai Kristal putih yang bercampur dengan feses.
5. Sistem sirkulasi
Jantung
pada burung terdiri atas empat ruang yaitu dua serambi dan dua billik.
Mekanisme sirkulasinya adalag darah vena dari seluruh tubuh akan mengalir ke
bilik kanan kemudian ke serambi kanan. Dari serambi kanan darah dipompa menuju
paru-paru melalui arteri pulmonalis. Dari paru-paru darah menuju ke bilik kiri
melalui vena pulmonalis. Dari bilik kiri darah akan mengalir ke serambi kiri
untuk dipompa melalui aorta menuju ke bagian-bagian tubuh. Darah dari
kapiler jaringan tubuh akan dialirkan lagi ke bilik kanan janutng.
6. Sistem koordinasi
Semua
kegiatan saraf pada burung diatur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf otak
terdiri dari otak dan sumsum belakang. Otak pada burung juga terbagi menjadi
empat bagian yaitu otak besar, otak tengah, otak kecil dan sumsum lanjutan.
Otak besar pada burung berbeda dengan manusia. Pada burung, otak besarnya tidak
berlipat-lipat, sehingga jumlah neuron pada burung berkembang dengan membentuk
dua gelembung. Perkembangan seperti ini berhubungan dengan fungsi
penglihatannya. Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas
permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup banyak.
Perkembangan otak kecil berguna bagi pengaturan keseimbangan burung saat
terbang.
7. Sistem reproduksi
Burung
merupakan hewan ovipar. Burung tidak memiliki alat kelamin luar, sehingga
fertilisasinya terjadi didalam tubuh. Pada jantan, testis berjumlah
sepasang, berbentuk oval atau bulat, terletak disebelah ventral lobus penis
bagian paling kranial. Saat musim kawin, ukurannya membesar. Disini spermatozoa
disimpan. Pada betina, ovarium yang berkembang hanya yang kiri dan terletak di
dorsal rongga abdomen
3.
Fungsi
Organ Elang
Kegunaan bagian-bagian
tubuh burung elang :
·
Lubang telinga
untuk mendengar.
·
Mata untuk
melihat.
·
Lubang
hidung untuk mencium bau
·
Sayap untuk
terbang
·
Paruh untuk makan
·
Ekor
untuk keseimbangan
·
Kaki untuk
berjalan dan bertengger
2.5.Morfologi
dan Anatomi, Klasifikasi Burung Hantu Serak Jawa (Tyto alba)
1.
Klasifikasi Burung Hantu Serak Jawa (Tyto alba)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Strigiformes
Family :
Tytonidae
Genus : Tyto
Species : Tyto
alba
2.
Struktur Morfologi Burung Hantu Serak Jawa (Tyto alba)
a.
Ciri Umum
Badan bagian atas berwarna abu-abu
terang dengan garis-garis gelap dan bintik-bintik pucat yang tersebar pada
bulu-bulunya. Pada sayap dan punggung terdapat bintik-bintik lusuh. Badan
bagian bawah berwarna putih dengan beberapa bintik-bintik hitam (terkadang
tidak ada). Bulu-bulu pada kaki bagian bawah biasanya jarang (tipis). Bentuk
muka menyerupai jantung berwarna putih dengan tepi berwarna kecoklatan dan pada
tepi lingkar mata terdapat bintik- bintik berwarna coklat. Iris mata berwarna
hitam. Kaki berwarna putih kekuning-kuningan sampai kecoklatan Ukuran tubuh
jantan dan betina biasanya hampir serupa. Betina dan anakan lebih banyak
memiliki bintik-bintik gelap.
b.
Ukuran Tubuh
Ukuran tubuh antara jantan dan
betina hampir serupa, namun demikian biasanya betina memiliki ukuran tubuh
sedikit lebih besar dari pada jantan.
Ukuran tubuh betina
|
Ukuran tubuh jantan
|
Panjang badan: 34 – 40 cm
|
Panjang badan: 32 – 38 cm
|
Rentang sayap: ± 110 cm
|
Rentang sayap: ± 107 cm
|
Berat badan: ± 570 gr
|
Berat badan: ± 470 gr
|
3.
Struktur Anatomi Burung Hantu Serak Jawa (Tyto alba)
1.
Struktur Bulu
Burung hantu memiliki sedikit bulu
bawah, tapi punya kait pada bagian bulu kontur dekat dengan kulit. Kebanyakan
bulu burung hantu memiliki desain khusus. Disekitar wajah terdapat bulu cakram
wajah yang kaku (ruff), bulu mahkota, bulu penutup telinga, dan juga bulu
sekitar paruh. Kaki memiliki tendril yang berbulu, yang berguna sebagai
penutup, membantu burung bereaksi terhadap obyek yang ditangkap, misal mangsa.
Bristle pada burung hantu diyakini
dapat membantu dalam mendeteksi posisi sarang tempat bertengger dan juga benda
yang menghalangi. Fungsi bristle didukung oleh adanya getaran dan tekanan
reseptor dekat folikel bulu. (Sukiya, 2003). Bristle adalah bulu kecil dengan
ceruk kaku dengan kait pada bagian dasar atau tidak ada sama sekali. Bristle
umumnya berada pada sekitar dasar paruh, mata, dan kelopak.
Adaptasi paling unik dari bulu
burung hantu adalah ujung bulu primer sayap, yang seperti sisir. Pada kondisi
penerbangan normal, udara bergejolak dipermukaan sayap, menciptakan turbulensi,
dan menimbulkan suara. Dengan model sayapnya, ujung bulu sayap bentuk sisir,
mematahkan turbulensi menjadi mikroturbulen. Hal ini efektif untuk meredam
suara gejolak udara dipermukaan sayap dan memungkinkan burung untuk terbang
tanpa suara.
2.
Karakter Warna dan Pola Bulu
Secara umum, pola dan warna kriptik
burung hantu memungkinkan untuk menyatu dengan keadaaan sekitarnya, untuk
bersembunyi dari potensi bahaya. Hal ini khususnya penting bagi burung
nokturnal, karena mereka perlu tetap bersembunyi saat bertengger disiang hari.
Saat terancam, seekor burung
seringkali menunjukkan pose melindungi, dengan mata tertutup, bulu telinga
terangkat, dan bulu yang merapat. Bulu telinga tidak ada kaitannya dengan
pendengaran, hanya berupa bulu tampilan saja, digunakan untuk menunjukkan
suasan hati, seperti takut, marah dan terkejut. Ini juga membantu berkamuflase.
3.
Paruh
Tyto alba memiliki paruh yang besar dan
berbentuk melengkung dengan ujung yang runcing dan tajam. Paruh yang kokoh
seperti ini berfungsi untuk membunuh mangsa, membawa mangsa pada saat terbang,
dan merobek-robek tubuh mangsa sebelum ditelan atau disuapkan kepada anakannya.
Paruh tertutupi bulu, sehingga terkadang terlihat kecil. Pada saat dibuka untuk
menelan mangsa, paruh akan terlihat sangat besar, cukup untuk menelan seekor
mamalia kecil secara langsung.
4.
Alat Gerak (Kaki dan Jari)
Tyto alba memiliki kaki-kaki yang panjang dan
besar serta dilengkapi dengan empat jari dan kuku yang kokoh. Keadaan ini
membuat T.alba memiliki kemampuan yang baik dalam mencengkeram mangsa.
Kokohnya cengkeraman cukup untuk membuat mangsa tidak berdaya (bahkan mati)
pada saat ditangkap. Susunan jari-jari saat terbang biasanya adalah tiga
mengarah ke depan dan satu ke belakang. Susunan ini sewaktu-waktu dapat diubah
dimana tiga jari diarahkan ke belakang dan satu ke depan, dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan dalam menangkap mangsa. Saat hinggap, atau mencengkeram
mangsa, bagian ujung jari tiap kaki akan melengkung kearah samping. Saat
menyerang mangsa, cakarnya direntangkan lebar untuk memperbesar peluang
keberhasilan serangan. Bagian bawah kaki ditutupi oleh permukaan kasar yang
membantu menahan mangsa atau bertengger. Tyto alba juga memiliki
gurat-gurat dibagian bawah jari tengah untuk membantu menahan mangsa dan juga
untuk grooming.
Pada beberapa jenis burung hantu,
diketahui bahwa kaki ikut membantu menjaga suhu tubuh. Kelebihan suhu tubuh
dipancarkan melalui dasar kaki, yang memiliki pembuluh darah ekstra.
4.
Fisiologi Burung Hantu Serak Jawa (Tyto alba)
1.
Kemampuan Terbang
Strategi perburuan dari Tyto alba
sangat berbeda dengan jenis-jenis burung predator yang lain. Burung-burung
predator lain, mengandalkan kecepatan dan kejutan untuk mendatangi dan
menangkap mangsa. Dalam perburuan mangsa, T. alba sangat bergantung pada
cara terbangnya yang tanpa suara dan pada pendengarannya yang sangat tajam.
Suara yang timbul akibat pergerakan sayap, diredam oleh semacam lapisan yang
tampak seperti beludru pada permukaan bulu-bulu sayapnya. Selain itu, tepi
sayap T. alba memiliki jumbai-jumbai yang sangat halus yang juga
berfungsi untuk meredam bunyi kepakan sayap. Cara terbang yang tanpa suara ini
menyebabkan mangsa tidak mampu mendengar pergerakan T. alba dan juga
membantu pendengaran T. alba sendiri.
2.
Indera Penglihatan
Mata T. alba sangat peka
sehingga dapat melihat pada kegelapan. Untuk mendeteksi lokasi mangsa, mata dan
pendengaran T. alba bekerja bersama-sama dalam suatu harmoni yang
serasi. Bola mata T. alba diketahui memiliki kedudukan tetap pada
tempatnya, menghadap ke depan dan memberikan penglihatan yang bersifat
binokuler dan stereoskopik. Kedudukan mata yang tetap memiliki kelemahan,
terutama dalam hal mendeteksi lingkungan sekitar. Untuk menanggulangi hal ini, T.
alba memiliki leher yang sangat fleksibel sehingga kepalanya dapat diputar
270 derajat dalam empat arah, ke arah kiri, kanan, atas dan bawah.
Mata T. alba memiliki
adaptasi yang baik untuk melihat pada intensitas cahaya yang sangat rendah. Hal
ini ditandai dengan ukuran pupil yang sangat besar dan retina yang tersusun
dari sel-sel yang sangat sensitif, yang memberikan efek penglihatan
monokromatik. Kemampuan melihat dalam gelap ini dikatakan sekitar 3-4 kali
kemampuan manusia. Bola mata T. alba dilengkapi dengan lapisan membran
penutup yang dapat dibuka dan ditutup. Gerakan buka-tutup dari membran tersebut
berfungsi untuk membersihkan bola mata dari debu dan kotoran yang menempel pada
permukaan mata.
3.
Indera Pendengaran
T. alba memiliki susunan letak lubang
telinga yang cukup unik, karena tidak simetris dimana letak pada kepala antara
satu dengan yang lainnya tidak sama tinggi dan dengan sudut yang berbeda pula.
Lubang-lubang telinga tersebut diselubungi oleh suatu lapisan fleksibel yang
tersusun dari bulu-bulu pendek seperti bulu-bulu yang menyelimuti lingkar
mukanya. Lapisan tersebut berfungsi sebagai keping pemantul (reflektor) suara.
Kelengkapan pendengaran seperti itu membuat T. alba memiliki pendengaran
yang peka dan bersifat mengarah (direksional) terhadap sumber bunyi, sehingga T.
alba mampu mendeteksi lokasi mangsa (dalam arah dan jarak) secara tepat
walau dalam keadaan gelap gulita sekalipun.
Pada T. alba columella di
bagian tengah telinga, berfungsi mengirimkan getaran dari membrane tympani ke
bagian telinga dalam, koklea ada meskipun tidak berbentuk spiral sempurna
(Sukiya, 2003).
4.
Perilaku Makan
T. alba memiliki kebiasaan makan yang unik.
Tergantung ukuran mangsa yang tertangkap, T. alba dapat menelan utuh
mangsanya atau membaginya dalam ukuran yang lebih kecil sebelum ditelan. Daging
dan bagian yang lunak dari tubuh mangsa akan dicerna, sementara bulu-bulu dan
tulang belulang tidak dicerna dan kemudian secara berkala dimuntahkan kembali
dalam bentuk pellet.
2.6.Morfologi
dan Anatomi, Klasifikasi B Burung Gagak
1.
Burung Gagak
Gagak, burung bertengger yang lazimnya
berwarna gelap, dan temasuk kedalam family Corvidae. Yang mencakup 100
spesies. Gagak memiliki tingkat perkembangbiakan paling tinggi di antara keseluruhan
kelas aves. Dalam hal intelegasi burung gagak termasuk burung paling maju.
Gagak dapat tersebar luas , karena mempunai kemampuan beradaptasi yang baik
sehingga dapat hidup dalam lingkup habitat yang beraneka ragam.
Panjang gagak mencapi 15 -70 cm.
gagak yang berwarna hitam, atau hitam dengan puth, abu –abu, atau coklat
memiliki paruh yang cukup panjang dan kuat. Gagak bear dan berwarna gelap dari
genus Corvus berparuh lebih besar dan kuat. Lubang hidung gagak terlindungi
bulu kaku yang mengarah ke depan. Sayap dan tungkainya kokoh, sehingga bias
melakukan gerakan yang efisien baik dari darat maupun udara. Gagak besar
(Corvus corax) memilikikeahlian terbang yang mencapai perkembangan yang cukup
tinggi. Gagak jantan dan gagak betina memiliki rupa yang hamper ama.
2. Klasifikasi gagak :
·
Kerajaan : animalia
·
Filum : chordate
·
Kelas : aves
·
Ordo : Passeriformes
·
Family : corvidae
·
Genus : corvus
3.
Morfologi dan Anatomi Burung Gagak
1.
System pencernaan
Pencernaan pada
burung terbagi menjadi saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaannya terdiri atas paruh, rongga mulut, faring atau
tembolok, lambung dan usus.
Paruh ini tidak
berfungsi untuk mengunyah makanan karena burung tidak mempunyai gigi. Makanan
yang masuk ke dalam rongga mulut langsung menuju kerongkongan yang merupakan
pipa atau saluran antar rongga mulut dan lambung.
Makanan disimpan
untuk sementara waktu dibagian bawah kerongkongan yang disebut tembolok.
Makanan masuk kedalam lambung yang terbagi menjadi lambung kelenjar yang
berfungsu mencerna makanan dan lambung pengunyah yang berfungsi untuk
menghancurkan makanan. Lalu proses pencernaan selanjutnya di dalam usus.
Enzim yang
dihasilkan oleh pankreas dan empedu yang dihasilkan oleh hati dialirkan ke
dalam usus halus. Untuk burung jenis merpati tidak mempunyai kantong empedu.
2.
System syaraf
Bentuk otak dan bagian-bagiannya
tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum besar sekali. Pada
ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral lobus optikus.lubang
telinga nampak dari luar, dengan meatus auditoris eksternal terus kemembran
tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan saluran-saluran semi sirkulat
terus ke koklea. Pendengaran burung dara sangat baik. Dari telinga tengah ada
saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langitt bagian
belakang.
Hidung sebagai organ pembau dimulai
dengan dua lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indra pencium
pada burung kurang baik. Mata besar dengan pekten yaitu sebuah membran
bervaskulasi dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik, dan melanjut
kedalam humor vitreus. Syaraf optik memasuki sklera mata di tempat yanag
disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata. Penglihatan terhadap
warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak.
3.
Reproduksi Burung
Kelompok burung merupakan hewan ovipar.
Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap
terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan
kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium,
yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang
disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang
dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara
pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan
ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah
ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi
akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk,
ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat
kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami
oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak
burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan
paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat
mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang
4.
System fertilisasi
Pada burung
betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu
corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar
menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang
testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi
akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk.
Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju
kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh
materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat
menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah
kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih
tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan
dalam sarang.
5.
Sistem Ekskresi
Burung memiliki
ginjal dengan tipe metanefros. Burung tidak memiliki kandung kemih sehingga
urine dan fesesnya bersatu dan keluar melalui
Metabolisme burung sangat cepat. Dengan demikian, sistem ekskresi juga harus
memiliki dinamika yang sangat tinggi. Peningkatan efektivitas ini terlihat pada
jumlah nefron yang dimiliki oleh ginjal burung. Setiap 1 mm3 ginjal
burung, terdapat 100–500 nefron. Jumlah tersebut hampir 100 kali lipat jumlah
nefron pada manusia. Jenis burung laut juga memiliki kelenjar ekskresi garam
yang bermuara pada ujung matanya. Hal tersebut untuk mengimbangi pola makannya
yang memangsa ikan laut dengan kadar garam tinggi.lubang kloaka.
Urine pada burung diekskresikan dalam bentuk asam urat.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Beradasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa anatomi hewan vertebrata meliputi semua organ yang ada di dalam tubuh
hewan tersebut. Meskipun pada masing-masing jenis memiliki perbedaan mengenai
ukuran, jumlah, bentuk dan letak antar bagian anatominya. Tetapi pada umumnya
anatomi semua hewan vertebrata adalah sama yakni meliputi rongga mulut,
kerongkongan, jantung, paru-paru, hati, ginjal, ovarium (betina), testis
(jantan), kantong urine, lambung, usus halus, usus besar, dan lubang pelepasan
Dari masing-masing organ tersebut telah mempunyai fungsi
tersendiri sebagai penyusun tubuh suatu hewan. Mereka terbagi-bagi dalam
kelompok-kelompok tertentu, seperti kelompok sistem pencernaan, kelompok Sistem
pernafasan, kelompok Sistem reproduksi, kelompok Sistem Ekskresi, dan kelompok
Sistem sirkulasi.
Organ-organ yang termasuk dalam sistem pencernaan pada
umumnya adalah rongga mulut, pharings, kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, dan lubang pelepasan. Organ pernafasan sebagian besar adalah paru-paru.
Kecuali pada ikan dan katak yang masih larva, karena mereka bernafas
menggunakan insang. Organ reproduksi yaitu testis untuk jantan dan ovarium
untuk betina. Sedangkan organ ekskresi adalah ginjal. Dan organ sirkulasinya
adalah jantung.
Semua organ yang ada dalam tubuh hewan tersebut memiliki
fungsi yang sangat penting. Mereka saling berkoordinasi satu sama lain dalam
menunjang kehidupan suatu hewan. Karena tanpa dukungan organ-organ yang mengisi
bagian dalam tubuhnya, hewan tersebut akan mengalami kematian dan tidak dapat
ada seperti sekarang ini
DAFTAR
PUSTAKA
http://roidialpi.blogspot.co.id/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo_22.html
http://husainfurqanabusari.blogspot.co.id/2014/12/anatomi-dan-fisiologi-ayam.html
http://avesmerpati.blogspot.co.id/2013/05/morfologi-dan-anatomi-burung-merpati.html
http://ariadneari.blogspot.co.id/2013/05/burung-gagak.html
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar