Selasa, 13 Desember 2016

MAKALAH TROFOBLAS






KATA PENGANTAR
         Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul TROFOBLAS
Terselesainya makalah  ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah memberikan kepada kami berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena itu, kami bermaksud mengucapkan banyak terima kasih kepadaseluruhpihak yang takdapatsayasebutkansatupersatu, semua yang telahmembantuterselesaikannyamakalahini.
Kamimenyadaribahwapenyusunanmakalahinibelummencapaikesempurnaan, sehinggakritikdan saran yang bersifatmembangunsangatpenulisharapkandariberbagaipihak demi kesempurnaanmakalahini. Akhirnya kamiberharapsemogamakalahinidapatbermanfaatbagikitasemua.



Meulaboh 02 April, 2016

Kelompok II






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3
2.1 Pengertian trofoblas.......................................................................... 3
2.2 perkembangan dari trofoblas............................................................. 4
2.3 macam-macam sel trofoblas.............................................................. 7
2.4 penyakit trofoblas............................................................................. 8
2.5 gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Trofoblas Gestasional (PTG)           9
BAB III PENUTUP....................................................................................... 10
3.1 KESIMPULAN................................................................................ 10
3.2 SARAN............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 12


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Yang disebut sebagai penyakit trofoblas adalah penyakit yang mengenai sel – sel trofoblas. Di dalam tubuh wanita, sel trofoblas hanya ditemukan bila wanita itu hamil. Seringkali perkembangan kehamilan mendapat gangguan yang dapat terjadi pada berbagai tahap, tergantung pada tahap gangguan mana itu terjadi, maka hasil kehamilan dapat berupa keguguran, kehamilan ektopik, prematuritas, kematian janin dalam rahim atau kelainan kongenital. Kesemuanya merupakan kegagalan fungsi reproduksi.
Demikian pula dengan penyakit trofoblas, pada hakekatnya merupakan kegagalan reproduksi. Di sini kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna melainkan menjadi keadaan patologik yang terjadi pada minggu – minggu pertama kehamilan berupa degenerasi hidropik dari jonjot jorion sehingga menyerupai gelembung yang disebut mola hidatidosa. Pada umumnya penderita akan menjadi baik kembali, tetapi diantaranya yang kemudian mengalami degenerasi keganasan berupa koriokarsinoma.
Penyakit trofoblas ganas merupakan suatu tumor ganas yang berasal dari sito dan sinsiotrofoblas yang menginvasi miometrium, merusak jaringan di sekitarnya dan pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan.2 Penyakit trofoblas gestasional merupakan sebuah spektrum tumor-tumor terkait, termasuk mola hidatidosa, mola invasif, placental-site trophoblastic tumor dan koriokarsinoma, yang memiliki berbagai variasi lokal invasi dan metastasis. Menurut FIGO,2006 istilah Gestational trophoblastic neoplasia (GTN) atau Penyakit tropoblas ganas (PTG) menggantikan istilah - istilah yang meliputi chorioadenoma destruens, metastasizing mole, mola invasif dan koriokarsinoma


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan makalah sebagai berikut :
1.        Apa penegertian trofoblas ?
2.        Bagaimanakah perkembangan trofoblas ?
3.        Sebutkan macam-macam sel trofoblas ?
4.        Bagaimakah penyakit yang terjadi pada trofoblas?
5.        Apa-apa sajakah gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Trofoblas Gestasional (PTG)
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk :
1.        Mengetahui pengertian dari trofoblas
2.        Mengetahui perkembangan dari trofoblas
3.        Mengetahui macam-macam sel trofoblas
4.        Mengetahui gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit Trofoblas Gestasional (PTG)












BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Tropoblas
Trofoblas adalah sel yang membentuk lapisan luar blastokis. Sel-sel ini memberikan nutrisi embrio dan berkembang menjadi bagian besar dari plasenta. Mereka terbentuk selama tahap pertama kehamilan dan merupakan sel pertama untuk membedakan dari telur yang telah dibuahi. Lapisan trofoblas juga secara kolektif disebut sebagai “trofoblas,” atau, setelah gastrulasi, trofektoderma, karena kemudian berdampingan dengan ektoderm embrio.
trofoblas
Trofoblas berfungsi dalam implantasi embrio dan interaksi dengan endometrium rahim ibu berikut desidualisasi. Trofoblas terdiri dari dua lapisan: sebuah sitotrofoblas dalam dan sinsitiotrofoblas luar. Sinsitiotrofoblas nonproliferasi dan dengan demikian bergantung pada penggabungan sel sitotrofoblas yang mendasari untuk memperluas. Sinsitiotrofoblas adalah sel-sel yang bersentuhan langsung dengan darah ibu yang mencapai permukaan plasenta, dan dengan demikian memfasilitasi pertukaran nutrisi, limbah, dan gas antara sistem ibu dan janin.
            Sitotrofoblas di ujung vili dapat berdiferensiasi menjadi jenis lain dari trofoblas yang disebut trofoblas ekstravili. Trofoblas ekstravili tumbuh dari plasenta dan menembus ke dalam rahim. Proses ini sangat penting tidak hanya secara fisik menempelkan plasenta pada ibu, tetapi juga untuk mengubah pembuluh darah dalam rahim untuk memungkinkan untuk memberikan suplai darah yang cukup untuk pertumbuhan janin saat kehamilan berlanjut. Beberapa trofoblas bahkan menggantikan sel-sel endotel pada arteri spiral rahim karena mereka merombak pembuluh darah ini menjadi saluran lubang lebar yang independen terhadap vasokonstriksi ibu. Hal ini memastikan janin menerima pasokan darah, dan plasenta tidak sensitif terhadap fluktuasi oksigen yang dapat menyebabkan kerusakan.

2.2  Perkembangan Trofoblas
Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista (blastocyst), suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian, blastokista diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas ini sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi (implantasi), produksi hormone kehamilan, proteksi imunitas bagi janin, peningkatan aliran darah maternal ke dalam plasentan dan kelahiran bayi. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa emdometrium akan menerina (resesif) dalam proses implantasi embrio. 
 Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel-sel desidua ini besar-besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium. Di satu sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasi yang kuat, disisi lain endometrium mengontrol invasi trofoblas dengan menyekresikan faktor-faktor yang aktif setempat (local) yaitu inhibitor cytokines danprotease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah hasil keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.
Dalam perkembangan diferensiasi trofoblas, sitotrofoblas yang belum berdiferensiasi dalam berkembang dan berdiferensiasi menjadi 3 jenis, yaitu  :
(1). Sinsiotrofoblas yang aktif menghasilkan hormon
(2). Trofoblas jangkar ekstravili yang akan menempel pada endometrium
(3). Trofoblas yang invasif
Infasi trofoblas diatur oleh pengaturan kadar hCG. Sinsiotrofoblas menghasilkan hCG yang akan mengubah sitotrofoblas menyekresi hormon yang noninvasif. Trofoblas yang semakin dekat dengan endometrium menghasilkan kadar hCG yang semakin rendah, dan membuat trofoblas berdiferensiasi dalam sel-sel jangkar yang menghasilkan protein perekat plasenta yaitu trophouteronectin.
 Trofoblas-trofoblas invasif lain yang melepas dan bermigrasi ke dalam endometrium dan miometrium akan menghasilkan protease dan inhibitor protease yang diduga memfasilitasi proses invasi ke dalam jaringan maternal.Kelainan dalam optimalisasi aktivitas trofoblas dalam proses nidasi akan berlanjut dengan berbagai penyakit dalam kehamilan. Apabila invasi trofoblas ke arteri spiralis maternal lemah atau tedak terjadi, maka arus darah uteroplasenta rendah dan menimbulkan sindrom preeklamsia.
Kondisi ini juga akan menginduksi plasenta menyekresikan substansi vasoaktif yang memicu hipertensi maternal. Kenaikan tekanan darah ibu dapat merusak arteri spiralis dan tersumbat, sehingga menjadi infark plasenta. Sebaliknya, invasi trofoblas yang tidak terkontrol akan menimbulkan penyakit trofoblas gestasional seperti mola hidatidosa dan koriokarsinoma.
Dalam tingkat nidasi, trofoblas antara lain menghasilkan hormone human chorionic gonadotropin meningkat sampai kurang lebih hari ke- 60 kehamilan untuk kemudian turun lagi.  Diduga bahwa fungsinya adalah mempengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesterone sampai plasenta dapat membuat cukup progesterone sendiri. Hormone korionik gonadotropin inilah yang khas untuk menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormone tersebut dapat ditemukan dalam air kemih ibu hamil.
Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner cell aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kemudian menutup kembali. Kadang-kadang pada saat nidasi yakni masuknya ovum ke dalam endometrium terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartam).
Pada umunya blastokista masuk ke endometrium dengan bagian dimana massa inner cell berlokasi. Dikemukakan bahwa hal ini ialah yang menyebabkan tali pusat berpangkal sentral atau parasentral. Bila sebaliknya dengan bagian lain blastokista memasuki endometrium , maka terdapatlah tali pusat dengan insersio valementosa. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan.
Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh dan berkembang di dalam endometrium. Embrio ini selalu terpisahkan dari darah dan jaringan ibu oleh suatu lapisan sitotrofoblas (mononuclear trophoblas) di sisi bagian dalam dan sinsiotrofoblas (multinuclear trophoblas) di sisi bagian luar. Kondisi ini kritis tidak hanya untuk pertukaran nutrisi, tetapi juga untuk melindungi janin yang bertumbuh dan berkembang dari serangan imunologik maternal.
 Bila nidasi telah terjadi, mulailah diferensiasi sel-sel blastokista. Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat pada ruang eksoselom, membentuk endoterm dan yolk sac,  sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi ectoderm dan membentuk ruang amnion.denga ini, di dalam blastokista terdapat suatu embrional plate yang membentuk antara dua ruangan, yakni ruangan amnion dan yolk sac.
Pertumbuhan embrio terjadi dari embrional plate yang selanjutnya terdiri atas tiga unsure lapisan, yakni sel-sel ectoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan body stalk, dan merupakan hubungan antara ruang amnion dan embrio dan dinding trofoblas. Body stalk menjadi tali pusat. Yolk sac dan alantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisa-sisanya dapat ditemukan dalam tali pusat.
Dalam tali pusat sendiri yang berasal dari bodu stalk, terdapat pembuluh-pembuluh darah sehingga ada yang menamakannya vascular stalk. Dari perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian bawah tali pusat berasal dari lapisan amnion. Di dalamnya terdapat jaringan lembek, selei Wharton, yang berfungsi untuk melindungi 2 arteria umbilikalis dan 1 vena umbilikalis yang berada di dalam tali pusat.
Kedua arteri dan satu vena tersebut menghubungkan satu sistem kardiovaaskular janin dengan plasenta. Sistem kardiovaskular janin dibentuk pada kira-kira minggu ke-10. Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke-12, dan disusul oleh massa fetal dan perinatal. Ciri-ciri tersebut perlu diketahui jika pada abortus ingin diketahui tuanya kehamilan.


2.3 Macam-Macam Sel Trofoblas
Pada dasarnya terdapat tiga macam tipe sel trofoblas yang terdapat dalam plasenta yaitu :
1. sitotrofoblas (CT)
2. sinsitiotrofoblas (ST)  dan
3. intermediate trophoblast (IT).
 Setiap sel di atas berespons terhadap produksi hormon yang spesifik terhadap plasenta.
Pada kasus ini, kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna melainkan menjadi kondisi patologik yang terjadi selama minggu-minggu pertama kehamilan berupa degenerasi hidropik dari jonjot korion sehingga menyerupai gelembung yang disebut mola hidatidosa.
Umumnya, penderita akan menjadi baik kembali, tetapi beberapa diantaranya mengalami degenerasi keganasan berupa koriokarsinoma. Perubahan dari gen secara signifikan secara patogenesis dan perubahan atau degenerasi menjadi keganasan (koriokarsinoma) dari penyakit trofoblas gestasional seperti mola hidatidosa belum dapat dijelaskan secara pasti.
Angka kejadian penyakit trofoblas gestasional berbeda-beda di setiap negara, bahkan antara satu daerah dengan daerah lain dalam satu negara. Angka kejadian di dunia adalah 0,5-2,5 per 1000 kehamilan. Angka insiden di Amerika Utara adalah 0,6-1,1 per 1000 kehamilan, dengan koriokarsinoma muncul setiap 20.000-40.000 kehamilan.
Secara umum, angka insiden yang lebih tinggi ditemukan pada orang Amerika Tengah, Afrika, dan Asia. Di Indonesia sendiri, angka kejadian PTG dilaporkan sebesar 11,5 per 1000 kehamilan. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan angka insiden penyakit gestasional trofoblas tertinggi di dunia. Hidup seseorang dengan penyakit trofoblas gestasional tergolong baik meskipun penyebaran telah muncul. Penyebab utama angka harapan hidup yang buruk adalah terlambatnya diagnosis dan pengobatan. Untuk mengatasi kendala itu, pasien perlu diberi penyuluhan dan diyakinkan bahwa mereka akan tetap memiliki fungsi reproduksi yang normal.
2.4 Penyakit Terjadi Pada Trofoblas
Penyakit trofoblas adalah penyakit yang mengenai sel-sel trofoblas.Di dalam tubuh wanita, sel trofoblas hanya ditemukan bila wanita itu hamil.Seringkali perkembangan kehamilan mendapat gangguan yang dapat terjadi pada berbagai tahap, tergantung pada tahap gangguan mana itu terjadi, makahasil kehamilan dapat berupa keguguran, kehamilan ektopik, prematuritas,kematian janin dalam rahim atau kelainan kongenital. Kesemuanyamerupakan kegagalan fungsi reproduksi.
Demikian pula dengan penyakittrofoblas, pada hakekatnya merupakan kegagalan reproduksi. Di sinikehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna melainkanmenjadi keadaan patologik yang terjadi pada minggu-minggu pertamakehamilan berupa degenerasi hidropik dari jonjot jorion sehinggamenyerupai gelembung yang disebut mola hidatidosa.
Umumnya penderita akan menjadi baik kembali, tetapi diantaranya yang kemudianmengalami degenerasi keganasan berupa koriokarsinoma.PTG sangat jarang di amerika serikat dimana insidensnya hanya 1 :40.000 kehamilan, tetapi dapat juga tinggi sekitar 1 : 114 di sebagian Asia.PTG telah dilaporkan sebanyak 1 dalam 500-600 di India, ke 1 dari 50.000kehamilan di Meksiko, Paraguay, dan Sweden. Usia Insiden koriokarsinomameningkat dengan usia dan 5-15 kali lebih tinggi pada wanita 40 tahun.Sedangkan di Indoensia sendiri angka kejadian bias mencapai 150-200kasus per 1000 kehamilan.


1)   Trofoblas Gestasional (PTG)
Penyakit trofoblas gestasional (PTG) merupakan penyakit yang terjadi pada saat kehamilan, penyakit ini terjadi pada sel-sel trofoblas.Di dalam tubuh wanita, sel trofoblas hanya ditemukan bila wanita itu hamil. Dengan kata lain, penyakit ini adalah proliferasi atau perbanyakan sel trofoblas yang berasal dari kehamilan.
Klasifikasi klinis dari penyakit ini dibagi menjadi dua, yakni mola hidatidosa dan penyakit trofoblas ganas. Penyakit trofoblas ganas di sini termasuk jenis mola invasif, mola yang bermetastatis atau menyebar, dan koriokarsinoma.
2.5 Gejala- Gejala Yang Timbulkan Oleh Penyakit Trofoblas Gestasional (PTG)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui Anda terkena penyakit trofoblas gestasional atau tidak, yaitu sebagai berikut:
1.        Perdarahan uterus pada trimester pertama.
2.        Hilangnya denyut jantung fetus (bayi) dan struktus tubuh fetus.
3.        Pembesaran rahim yang cepat: pembesaran rahim lebih cepat dari usia kehamilan.
4.        Kadar β-HCG lebih besar dari usia kehamilan seharusnya.
5.        Pecahnya vesikel.
6.        Mual-muntah saat kehamilan.
7.        Adanya kista teka lutein.
8.        Preeklampsia pada trimester pertama.












BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Trofoblas adalah sel yang membentuk lapisan luar blastokis. Sel-sel ini memberikan nutrisi embrio dan berkembang menjadi bagian besar dari plasenta. Mereka terbentuk selama tahap pertama kehamilan dan merupakan sel pertama untuk membedakan dari telur yang telah dibuahi. Lapisan trofoblas juga secara kolektif disebut sebagai “trofoblas,” atau, setelah gastrulasi, trofektoderma, karena kemudian berdampingan dengan ektoderm embrio.
Trofoblas berfungsi dalam implantasi embrio dan interaksi dengan endometrium rahim ibu berikut desidualisasi. Trofoblas terdiri dari dua lapisan: sebuah sitotrofoblas dalam dan sinsitiotrofoblas luar. Sinsitiotrofoblas nonproliferasi dan dengan demikian bergantung pada penggabungan sel sitotrofoblas yang mendasari untuk memperluas. Sinsitiotrofoblas adalah sel-sel yang bersentuhan langsung dengan darah ibu yang mencapai permukaan plasenta, dan dengan demikian memfasilitasi pertukaran nutrisi, limbah, dan gas antara sistem ibu dan janin.
Pada dasarnya terdapat tiga macam tipe sel trofoblas yang terdapat dalam plasenta yaitu :
1. sitotrofoblas (CT)
2. sinsitiotrofoblas (ST)  dan
3. intermediate trophoblast (IT).
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui Anda terkena penyakit trofoblas gestasional atau tidak, yaitu sebagai berikut:
1.    Perdarahan uterus pada trimester pertama.
2.    Hilangnya denyut jantung fetus (bayi) dan struktus tubuh fetus.
3.    Pembesaran rahim yang cepat: pembesaran rahim lebih cepat dari usia kehamilan.
4.    Kadar β-HCG lebih besar dari usia kehamilan seharusnya.
5.    Pecahnya vesikel.
6.    Mual-muntah saat kehamilan.
7.    Adanya kista teka lutein.
8.    Preeklampsia pada trimester pertama.

3.2  Saran
Adapun saran penulis sehubungan dengan masalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, mengenali dan mengakaji lebih dalam tentang trofoblas.























DAFTAR PUSTAKA

  Cunningham, et all, Obstetri William, Edisi 18, Jakarta : EGC.
 Departemen Kesehatan RI, 2002, Asuhan Persalinan Normal, Depkes RI : Jakarta.
Harun Yahya, Miracle of Man’s Creation, The Indonesian Institute of Science and Society.
 Llewellyn, 2002, Dasar – Dasar Obstetri Ginekologi, Jakarta : Hipokrates,
Prawirohardjo Sarwono, 2009, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Bina Pustaka Sarwono   Prawirohardjo.

Saifuddin, AB, dkk. 2004.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo




Tidak ada komentar:

Posting Komentar