KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan nikmat yang telah
dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ”TROFOBLAS”
Terselesainya makalah ini
tidak lepas dari dukungan beberapa pihak yang telah memberikan kepada kami
berupa motivasi, baik materi maupun moril. Oleh karena itu, kami bermaksud
mengucapkan banyak terima kasih kepadaseluruhpihak yang
takdapatsayasebutkansatupersatu, semua yang telahmembantuterselesaikannyamakalahini.
Kamimenyadaribahwapenyusunanmakalahinibelummencapaikesempurnaan,
sehinggakritikdan saran yang
bersifatmembangunsangatpenulisharapkandariberbagaipihak demi kesempurnaanmakalahini.
Akhirnya kamiberharapsemogamakalahinidapatbermanfaatbagikitasemua.
Meulaboh
02 April, 2016
Kelompok
II
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR
ISI..................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1.
Latar belakang.................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................. 2
1.3
Tujuan Penulisan............................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................... 3
2.1
Pengertian trofoblas.......................................................................... 3
2.2
perkembangan dari trofoblas............................................................. 4
2.3
macam-macam sel trofoblas.............................................................. 7
2.4
penyakit trofoblas............................................................................. 8
2.5 gejala-gejala yang ditimbulkan oleh
penyakit Trofoblas Gestasional (PTG) 9
BAB
III PENUTUP....................................................................................... 10
3.1
KESIMPULAN................................................................................ 10
3.2
SARAN............................................................................................ 11
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Yang
disebut sebagai penyakit trofoblas adalah penyakit yang mengenai sel – sel
trofoblas. Di dalam tubuh wanita, sel trofoblas hanya ditemukan bila wanita itu
hamil. Seringkali perkembangan kehamilan mendapat gangguan yang dapat terjadi
pada berbagai tahap, tergantung pada tahap gangguan mana itu terjadi, maka
hasil kehamilan dapat berupa keguguran, kehamilan ektopik, prematuritas,
kematian janin dalam rahim atau kelainan kongenital. Kesemuanya merupakan
kegagalan fungsi reproduksi.
Demikian
pula dengan penyakit trofoblas, pada hakekatnya merupakan kegagalan reproduksi.
Di sini kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna melainkan
menjadi keadaan patologik yang terjadi pada minggu – minggu pertama kehamilan
berupa degenerasi hidropik dari jonjot jorion sehingga menyerupai gelembung
yang disebut mola hidatidosa. Pada umumnya penderita akan menjadi baik kembali,
tetapi diantaranya yang kemudian mengalami degenerasi keganasan berupa
koriokarsinoma.
Penyakit
trofoblas ganas merupakan suatu tumor ganas yang berasal dari sito dan
sinsiotrofoblas yang menginvasi miometrium, merusak jaringan di sekitarnya dan
pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan.2 Penyakit trofoblas gestasional
merupakan sebuah spektrum tumor-tumor terkait, termasuk mola hidatidosa, mola
invasif, placental-site trophoblastic tumor dan koriokarsinoma, yang memiliki
berbagai variasi lokal invasi dan metastasis. Menurut FIGO,2006 istilah
Gestational trophoblastic neoplasia (GTN) atau Penyakit tropoblas ganas (PTG)
menggantikan istilah - istilah yang meliputi chorioadenoma destruens,
metastasizing mole, mola invasif dan koriokarsinoma
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan makalah sebagai berikut :
1.
Apa penegertian trofoblas ?
2.
Bagaimanakah perkembangan trofoblas ?
3.
Sebutkan macam-macam sel trofoblas ?
4.
Bagaimakah penyakit yang terjadi pada
trofoblas?
5.
Apa-apa sajakah gejala yang ditimbulkan
oleh penyakit Trofoblas Gestasional (PTG)
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk :
1.
Mengetahui pengertian dari trofoblas
2.
Mengetahui perkembangan dari trofoblas
3.
Mengetahui macam-macam sel trofoblas
4.
Mengetahui gejala-gejala yang ditimbulkan
oleh penyakit Trofoblas Gestasional (PTG)
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tropoblas
Trofoblas adalah sel yang
membentuk lapisan luar blastokis. Sel-sel ini memberikan nutrisi embrio dan
berkembang menjadi bagian besar dari plasenta. Mereka terbentuk selama tahap
pertama kehamilan dan merupakan sel pertama untuk membedakan dari telur yang
telah dibuahi. Lapisan trofoblas juga secara kolektif disebut sebagai
“trofoblas,” atau, setelah gastrulasi, trofektoderma, karena kemudian
berdampingan dengan ektoderm embrio.
Trofoblas berfungsi dalam implantasi embrio dan
interaksi dengan endometrium rahim ibu berikut desidualisasi. Trofoblas terdiri
dari dua lapisan: sebuah sitotrofoblas dalam dan sinsitiotrofoblas luar.
Sinsitiotrofoblas nonproliferasi dan dengan demikian bergantung pada
penggabungan sel sitotrofoblas yang mendasari untuk memperluas.
Sinsitiotrofoblas adalah sel-sel yang bersentuhan langsung dengan darah ibu
yang mencapai permukaan plasenta, dan dengan demikian memfasilitasi pertukaran
nutrisi, limbah, dan gas antara sistem ibu dan janin.
Sitotrofoblas
di ujung vili dapat berdiferensiasi menjadi jenis lain dari trofoblas yang
disebut trofoblas ekstravili. Trofoblas ekstravili tumbuh dari plasenta dan
menembus ke dalam rahim. Proses ini sangat penting tidak hanya
secara fisik menempelkan plasenta pada ibu, tetapi juga untuk
mengubah pembuluh darah dalam rahim untuk memungkinkan untuk memberikan suplai
darah yang cukup untuk pertumbuhan janin saat kehamilan berlanjut. Beberapa
trofoblas bahkan menggantikan sel-sel endotel pada arteri spiral rahim karena
mereka merombak pembuluh darah ini menjadi saluran lubang lebar yang
independen terhadap vasokonstriksi ibu. Hal ini memastikan janin menerima
pasokan darah, dan plasenta tidak sensitif terhadap fluktuasi oksigen yang
dapat menyebabkan kerusakan.
2.2 Perkembangan Trofoblas
Pada hari keempat hasil konsepsi
mencapai stadium blastula disebut blastokista (blastocyst), suatu bentuk
yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa
inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas
akan berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian, blastokista diselubungi oleh
suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas ini sangat kritis untuk
keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi (implantasi),
produksi hormone kehamilan, proteksi imunitas bagi janin, peningkatan aliran
darah maternal ke dalam plasentan dan kelahiran bayi. Sejak trofoblas
terbentuk, produksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG)
dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa emdometrium akan menerina (resesif)
dalam proses implantasi embrio.
Trofoblas yang mempunyai
kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan endometrium dalam
masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel-sel desidua ini besar-besar dan
mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Nidasi
diatur oleh proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium. Di satu sisi
trofoblas mempunyai kemampuan invasi yang kuat, disisi lain endometrium
mengontrol invasi trofoblas dengan menyekresikan faktor-faktor yang aktif
setempat (local) yaitu inhibitor cytokines danprotease. Keberhasilan
nidasi dan plasentasi yang normal adalah hasil keseimbangan proses antara
trofoblas dan endometrium.
Dalam perkembangan diferensiasi
trofoblas, sitotrofoblas yang belum berdiferensiasi dalam berkembang dan
berdiferensiasi menjadi 3 jenis, yaitu :
(1). Sinsiotrofoblas yang aktif menghasilkan hormon
(2). Trofoblas jangkar ekstravili yang akan menempel
pada endometrium
(3). Trofoblas yang invasif
Infasi trofoblas diatur oleh
pengaturan kadar hCG. Sinsiotrofoblas menghasilkan hCG yang akan mengubah
sitotrofoblas menyekresi hormon yang noninvasif. Trofoblas yang semakin dekat
dengan endometrium menghasilkan kadar hCG yang semakin rendah, dan membuat
trofoblas berdiferensiasi dalam sel-sel jangkar yang menghasilkan protein
perekat plasenta yaitu trophouteronectin.
Trofoblas-trofoblas invasif
lain yang melepas dan bermigrasi ke dalam endometrium dan miometrium akan
menghasilkan protease dan inhibitor protease yang diduga memfasilitasi proses
invasi ke dalam jaringan maternal.Kelainan dalam optimalisasi aktivitas
trofoblas dalam proses nidasi akan berlanjut dengan berbagai penyakit dalam
kehamilan. Apabila invasi trofoblas ke arteri spiralis maternal lemah atau
tedak terjadi, maka arus darah uteroplasenta rendah dan menimbulkan sindrom
preeklamsia.
Kondisi ini juga akan menginduksi
plasenta menyekresikan substansi vasoaktif yang memicu hipertensi maternal.
Kenaikan tekanan darah ibu dapat merusak arteri spiralis dan tersumbat,
sehingga menjadi infark plasenta. Sebaliknya, invasi trofoblas yang tidak
terkontrol akan menimbulkan penyakit trofoblas gestasional seperti mola
hidatidosa dan koriokarsinoma.
Dalam tingkat nidasi, trofoblas
antara lain menghasilkan hormone human chorionic gonadotropin meningkat
sampai kurang lebih hari ke- 60 kehamilan untuk kemudian turun lagi.
Diduga bahwa fungsinya adalah mempengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus,
dan menghasilkan terus progesterone sampai plasenta dapat membuat cukup
progesterone sendiri. Hormone korionik gonadotropin inilah yang khas untuk
menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormone tersebut dapat ditemukan dalam air
kemih ibu hamil.
Blastokista dengan bagian yang
mengandung massa inner cell aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua, dan
luka pada desidua kemudian menutup kembali. Kadang-kadang pada saat nidasi
yakni masuknya ovum ke dalam endometrium terjadi perdarahan pada luka desidua
(tanda Hartam).
Pada umunya blastokista masuk ke
endometrium dengan bagian dimana massa inner cell berlokasi. Dikemukakan bahwa
hal ini ialah yang menyebabkan tali pusat berpangkal sentral atau parasentral.
Bila sebaliknya dengan bagian lain blastokista memasuki endometrium , maka
terdapatlah tali pusat dengan insersio valementosa. Umumnya nidasi terjadi di
dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini
terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan.
Setelah nidasi berhasil, selanjutnya
hasil konsepsi akan bertumbuh dan berkembang di dalam endometrium. Embrio ini selalu
terpisahkan dari darah dan jaringan ibu oleh suatu lapisan sitotrofoblas (mononuclear
trophoblas) di sisi bagian dalam dan sinsiotrofoblas (multinuclear
trophoblas) di sisi bagian luar. Kondisi ini kritis tidak hanya untuk
pertukaran nutrisi, tetapi juga untuk melindungi janin yang bertumbuh dan
berkembang dari serangan imunologik maternal.
Bila nidasi telah terjadi, mulailah
diferensiasi sel-sel blastokista. Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat pada
ruang eksoselom, membentuk endoterm dan yolk sac, sedangkan
sel-sel yang lebih besar menjadi ectoderm dan membentuk ruang amnion.denga ini,
di dalam blastokista terdapat suatu embrional plate yang membentuk antara dua
ruangan, yakni ruangan amnion dan yolk sac.
Pertumbuhan embrio terjadi dari
embrional plate yang selanjutnya terdiri atas tiga unsure lapisan, yakni
sel-sel ectoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang amnion tumbuh
dengan cepat dan mendesak eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion mendekati
korion. Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan body
stalk, dan merupakan hubungan antara ruang amnion dan embrio dan
dinding trofoblas. Body stalk menjadi tali pusat. Yolk sac dan alantois pada
manusia tidak tumbuh terus, dan sisa-sisanya dapat ditemukan dalam tali pusat.
Dalam tali
pusat sendiri yang berasal dari bodu stalk, terdapat pembuluh-pembuluh darah
sehingga ada yang menamakannya vascular stalk. Dari
perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian bawah tali pusat berasal
dari lapisan amnion. Di dalamnya terdapat jaringan lembek, selei Wharton, yang
berfungsi untuk melindungi 2 arteria umbilikalis dan 1 vena umbilikalis yang
berada di dalam tali pusat.
Kedua arteri
dan satu vena tersebut menghubungkan satu sistem kardiovaaskular janin dengan
plasenta. Sistem kardiovaskular janin dibentuk pada kira-kira minggu ke-10.
Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke-12, dan disusul oleh massa
fetal dan perinatal. Ciri-ciri tersebut perlu diketahui jika pada abortus ingin
diketahui tuanya kehamilan.
2.3 Macam-Macam
Sel Trofoblas
Pada dasarnya terdapat
tiga macam tipe sel trofoblas yang terdapat dalam plasenta yaitu :
1. sitotrofoblas (CT)
2. sinsitiotrofoblas
(ST) dan
3. intermediate
trophoblast (IT).
Setiap sel di atas berespons terhadap
produksi hormon yang spesifik terhadap plasenta.
Pada kasus ini, kehamilan tidak berkembang
menjadi janin yang sempurna melainkan menjadi kondisi patologik yang terjadi
selama minggu-minggu pertama kehamilan berupa degenerasi hidropik dari jonjot
korion sehingga menyerupai gelembung yang disebut mola hidatidosa.
Umumnya, penderita akan menjadi baik
kembali, tetapi beberapa diantaranya mengalami degenerasi keganasan berupa
koriokarsinoma. Perubahan dari gen secara signifikan secara patogenesis dan
perubahan atau degenerasi menjadi keganasan (koriokarsinoma) dari penyakit
trofoblas gestasional seperti mola hidatidosa belum dapat dijelaskan secara
pasti.
Angka kejadian penyakit trofoblas
gestasional berbeda-beda di setiap negara, bahkan antara satu daerah dengan
daerah lain dalam satu negara. Angka kejadian di dunia adalah 0,5-2,5 per 1000
kehamilan. Angka insiden di Amerika Utara adalah 0,6-1,1 per 1000 kehamilan,
dengan koriokarsinoma muncul setiap 20.000-40.000 kehamilan.
Secara umum, angka insiden yang lebih tinggi
ditemukan pada orang Amerika Tengah, Afrika, dan Asia. Di Indonesia sendiri,
angka kejadian PTG dilaporkan sebesar 11,5 per 1000 kehamilan. Angka ini
menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan angka insiden penyakit
gestasional trofoblas tertinggi di dunia. Hidup seseorang dengan penyakit
trofoblas gestasional tergolong baik meskipun penyebaran telah muncul. Penyebab
utama angka harapan hidup yang buruk adalah terlambatnya diagnosis dan
pengobatan. Untuk mengatasi kendala itu, pasien perlu diberi penyuluhan dan
diyakinkan bahwa mereka akan tetap memiliki fungsi reproduksi yang normal.
2.4 Penyakit Terjadi
Pada Trofoblas
Penyakit
trofoblas adalah penyakit yang mengenai sel-sel
trofoblas.Di dalam tubuh wanita, sel trofoblas hanya ditemukan bila wanita itu
hamil.Seringkali perkembangan kehamilan mendapat gangguan yang dapat
terjadi pada berbagai tahap, tergantung pada tahap gangguan mana itu
terjadi, makahasil kehamilan dapat berupa keguguran, kehamilan ektopik,
prematuritas,kematian janin dalam rahim atau kelainan kongenital.
Kesemuanyamerupakan kegagalan fungsi reproduksi.
Demikian
pula dengan penyakittrofoblas, pada hakekatnya merupakan kegagalan reproduksi.
Di sinikehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna melainkanmenjadi
keadaan patologik yang terjadi pada minggu-minggu pertamakehamilan berupa
degenerasi hidropik dari jonjot jorion sehinggamenyerupai gelembung yang
disebut mola hidatidosa.
Umumnya penderita akan menjadi baik kembali, tetapi diantaranya yang kemudianmengalami
degenerasi keganasan berupa koriokarsinoma.PTG sangat jarang di amerika serikat
dimana insidensnya hanya 1 :40.000 kehamilan, tetapi dapat juga tinggi sekitar
1 : 114 di sebagian Asia.PTG telah dilaporkan sebanyak 1 dalam 500-600 di
India, ke 1 dari 50.000kehamilan di Meksiko, Paraguay, dan Sweden. Usia Insiden
koriokarsinomameningkat dengan usia dan 5-15 kali lebih tinggi pada wanita 40
tahun.Sedangkan di Indoensia sendiri angka kejadian bias mencapai 150-200kasus
per 1000 kehamilan.
1) Trofoblas
Gestasional (PTG)
Penyakit trofoblas gestasional (PTG) merupakan penyakit yang
terjadi pada saat kehamilan, penyakit ini terjadi pada sel-sel trofoblas.Di
dalam tubuh wanita, sel trofoblas hanya ditemukan bila wanita itu hamil. Dengan
kata lain, penyakit ini adalah proliferasi atau perbanyakan sel trofoblas yang
berasal dari kehamilan.
Klasifikasi klinis dari penyakit ini dibagi menjadi dua,
yakni mola hidatidosa dan penyakit trofoblas ganas. Penyakit trofoblas ganas di
sini termasuk jenis mola invasif, mola yang bermetastatis atau menyebar, dan
koriokarsinoma.
2.5 Gejala- Gejala Yang Timbulkan Oleh
Penyakit Trofoblas Gestasional (PTG)
Hal-hal yang perlu
diperhatikan untuk mengetahui Anda terkena penyakit trofoblas gestasional atau
tidak, yaitu sebagai berikut:
1.
Perdarahan uterus pada trimester pertama.
2.
Hilangnya denyut jantung fetus (bayi) dan struktus
tubuh fetus.
3.
Pembesaran rahim yang cepat: pembesaran rahim lebih
cepat dari usia kehamilan.
4.
Kadar β-HCG lebih besar dari usia kehamilan
seharusnya.
5.
Pecahnya vesikel.
6.
Mual-muntah saat kehamilan.
7.
Adanya kista teka lutein.
8.
Preeklampsia pada trimester pertama.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Trofoblas adalah sel yang membentuk lapisan luar blastokis.
Sel-sel ini memberikan nutrisi embrio dan berkembang menjadi bagian besar dari
plasenta. Mereka terbentuk selama tahap pertama kehamilan dan merupakan sel
pertama untuk membedakan dari telur yang telah dibuahi. Lapisan trofoblas juga
secara kolektif disebut sebagai “trofoblas,” atau, setelah gastrulasi,
trofektoderma, karena kemudian berdampingan dengan ektoderm embrio.
Trofoblas berfungsi dalam implantasi embrio dan interaksi
dengan endometrium rahim ibu berikut desidualisasi. Trofoblas terdiri dari dua
lapisan: sebuah sitotrofoblas dalam dan sinsitiotrofoblas luar.
Sinsitiotrofoblas nonproliferasi dan dengan demikian bergantung pada
penggabungan sel sitotrofoblas yang mendasari untuk memperluas.
Sinsitiotrofoblas adalah sel-sel yang bersentuhan langsung dengan darah ibu
yang mencapai permukaan plasenta, dan dengan demikian memfasilitasi pertukaran
nutrisi, limbah, dan gas antara sistem ibu dan janin.
Pada dasarnya terdapat
tiga macam tipe sel trofoblas yang terdapat dalam plasenta yaitu :
1. sitotrofoblas (CT)
2. sinsitiotrofoblas
(ST) dan
3. intermediate
trophoblast (IT).
Hal-hal yang perlu
diperhatikan untuk mengetahui Anda terkena penyakit trofoblas gestasional atau
tidak, yaitu sebagai berikut:
1.
Perdarahan uterus pada trimester pertama.
2.
Hilangnya denyut jantung fetus (bayi) dan struktus
tubuh fetus.
3.
Pembesaran rahim yang cepat: pembesaran rahim lebih
cepat dari usia kehamilan.
4.
Kadar β-HCG lebih besar dari usia kehamilan
seharusnya.
5.
Pecahnya vesikel.
6.
Mual-muntah saat kehamilan.
7.
Adanya kista teka lutein.
8.
Preeklampsia pada trimester pertama.
3.2 Saran
Adapun
saran penulis sehubungan dengan masalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa agar
lebih meningkatkan, mengenali dan mengakaji lebih dalam tentang trofoblas.
Cunningham, et all, Obstetri
William, Edisi 18, Jakarta : EGC.
Departemen Kesehatan RI, 2002, Asuhan Persalinan
Normal, Depkes RI : Jakarta.
Harun Yahya, Miracle
of Man’s Creation, The Indonesian Institute of Science and Society.
Llewellyn, 2002, Dasar – Dasar Obstetri
Ginekologi, Jakarta : Hipokrates,
Prawirohardjo Sarwono,
2009, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saifuddin, AB, dkk.
2004.Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal & Neonatal.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar