Selasa, 13 Desember 2016

LAPORAN PRAKTIKUM SCHIZOPYTHA

                                                                  PRAKTIKUM I
                                                                  SCHIZOPYTHA
                                                                      28 Mei 2015

       I.            Tujuan
1.             Mengenalbermacam-macambentukbakteri
2.             Mengenalbeberapabentukschyzophyta
3.             Untukmengamatiberbagaiciri yang dimilikischyzophyta

    II.            Dasarteori
Namailmiahuntukdivisdiambildari kata yang menunjukkansuatucirikhas yang berlakuuntukseluruhmarganya, ditanbahdeganakhiran-phyta, makakelompokini yang cirikhasseluruhmarganaadalahberkembngbiakdengancaramembelahdiri, dinamakanschizophytatumbuhanmembelah, yang berasaldaribahasalatinyaituschizereataubahasayunanischizein= membelahdanphython (yunani) = tumbahan.(Gembong, 2009: 12).
Tumbuhanbelahdiangapsebagaikelompoktumbuhandengantingkatfilogenetik yang palingrendahsehinggadarisegievolusimerupakantumbuhan yang paling tuadan paling primitive.(Gembong, 2003: 21)
Bakteri (schizomycetes)berasaldaribahasalatinbacterium(jamakbakteri),adalahkelompokraksasaorganisme ,yang berukuranmikroskopis,dankebanyakanuniseluler(seltunggal) denganstrktursel yang cukupsederhana-tanpa nucleus(intisel)cytonskeleton, danorganel lain sepertimitokondriadankloroplas(Ariyanto, 2000 : 18)
                           III.                 Alatdanbahan 
                     A .    Alat
          a.       Mikroskop
          b.      Kacabenda
          c.       Kacapenutup
          d.      Silet
                    B.     Bahan
          a.       Preparatawetan
          b.      Akartumbuhankacang-kacangan (legum)
         c.       Aquadest
        d.      Reagenperwarna

                                                 IV.          Cara kerja
    1.      Dibuatalahhirisan, setipismungkinpenampaangmelintangdarikacang-kacangan.         Diletakkandiataskacabendadanditutupdengankacapenutup.
      2.      Diamatilahdibawahmikroskopdenganpembesaranlemahkemudiandigambarlahbentuk-bentuk yang diperoleh dan diberi keterangan
   3.      Diamatipreparatawetandandiamatidibawahmikroskop. Digambarbentuk-bentuk yang diperoleh.
 
VI.     Pembahasan
Dari hasilkegiatanpraktiummaikadapat di lihatpersamaanantaralegumkacangpanjangdan legume kacangpendek.Perbedaantersebutdilihatdarisegibentukdanadaatautidaknyaorganil sel. Persamaantersebutsangatjelasterlihatyaitupada legume kacangpanjang,dan legume kacangtanahsama-samamemililkicocus, spirillum, danbacilum.
Setelahmelakukanpengamatandimanairisandari legume kacangtanah di letakkandiataskacabendadan di tutupdengankacapenutupmakaterlihat legume kacangpanjangterdiridaricocus, spirillum, danbasillum.
Selanjutnyalegume kacagpanjangdiirissetipismungkindarinampangmelintang, irisanlegumkavangpanjangdiletakkandiataskacabendadan di tutupdengankacapenutupkemudian di letakkan di bawahmikroskopmakatampakstruktur legume kacangpanjang yang terdiridaricocus, spirillumdanbasillum.
Dari keduapercobaantersebutdapatdiketahuipersamaan legume kacangpanjangdan legume kacangtanahyansama-samamemilikicocus, spirillum, danbasillum.


Berdasarkanpengamatandanpembahasan di atasmakadapatdiambilkesimpulanbahwa :
1.      Bakterimerupakankelompokmahlukhidupberseltunggal, yang hubungankekerabatanyadenganmahluklainnyamasih di liputikegelapan
2.      Bakteripadaumumnyabersifatheterotrof, hidupnyasebagaisaprofitatausebagaiparasidanada pula bakteri yang mampuberasimilasijadibersifatautotrof
3.      Bakteridapatdibedakanmenjadi 2 yaitubakteriaerobdan an aerob
4.      Bakteriumumberkembangbiaksecaravegetatifatauaseksualdenganmembelahdiri
5.      Bakteridapatditemukan di mana-mana
6.      Bakteriada yang menguntungkandanada yang tidakmenguntungkanbagimanusia




Ariyanto, 2000, BiologiUmum. Jakarta: Erlangga
Gombong, Tjirosoepomo.2009. TaksonomiTumbuhan.Jogja.UGN Press
Gombong,Tjirosoepomo.2003.Taksonomi,Tumbuhan(schizophyta,Thallophyta ,BryophytaPteridophyta).Jogja.UGN Press



MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.  Latar belakang

Masalah Pola pembangunan bangsa Indonesia saat ini memerlukan penanganan yang serius terutama bidang politik, ekonomi, kesejahteraan dan pendidikan. Di tengah memburuknya situasi politik yang semakin tidak menentu, ekonomi pun ikut terpuruk sehingga mengakibatkan kesejahteraan masyarakat menurun. Bahkan bidang pendidikan lebih parah lagi. Kualitas sumber daya manusia SDM Indonesia secara umum jauh dari yang diharapkan. Pembangunan yang seharusnya dilakukan pembangunan yang terpusat pada manusia dan masyarakat Indonesia dengan sasaran utama pada peningkatan SDM sehingga mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan, mandiri dan mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan serta permasalahan yang muncul dari dalam dan luar negeri.
Tempat yang terbaik untuk membangun bangsa sendiri adalah masyarakat bukan menggantungkan diri kepada pemerintah. Tugas pemerintah adalah bagaimana membina masyarakat berperan aktif dalam pembangunan. Bentuk pembinaan tersebut dapat ditempuh dengan jalur pendidikan karena bagaimanapun pendidikan tetap merupakan modal dasar keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan. Namun, di tengah memburuknya kualitas sumber daya manusia di Indonesia, timbul pula beberapa faktor yang menghambat dalam proses pendidikan yaitu kemiskinan dan pengangguran. Pengangguran nampaknya menjadi ancaman yang serius bagi  pola pembangunan Indonesia. Pengangguran ini dapat mengakibatkan terputusnya pendidikan dan kemiskinan yang semakin meningkat. Dengan semakin merebaknya budaya penganggur maka secara langsung akan dirasakan akibatnya. Pengangguran adalah masalah social yang mendasar. Apalagi krisis ekonomi yang berkepanjangan ini telah membuat pengangguran semakin merebak.
Fenomena penganguran terjadi pula didesa suak pandan, kecamatan samatiga, kabupaten aceh barat. Masalah pengangguran ini bukanlah semata-mata masalah si penganggur itu sendiri tetapi juga masalah masyarakat dan masalah negara atau bangsa itu sendiri. Bagi bangsa kita atau bagi masyarakat kita yang ber-Pancasila masalah ini juga menyangkut masalah perikemanusiaan.
Berdasarkan masalah di atas penulis mencoba untuk mengkajinya dengan judul: kependudukan (studi kasus terjadinya pengangguran didesa suak pandan, kecamatan samatiga, kabupaten aceh barat).

BAB II
PERMASALAHAN
2.1. Masalah Penganguran Dikecamatan Samatiga
Kira– kira masalah yang dihadapi didesa suak pandan adalah masalah pengangguran. Masalah  pengangguran bukanlah masalah yang mudah dan tidak hanya terdapat di negara kita saja. Akan tetapi, merupakan suatu masalah umat manusia yang sangat serius dan terdapat pula dimana- mana baik di sebagian negara yang telah maju maupun di sebagian negara -negara yang baru berkembang.
 Pada umumnya para angkatan kerja dengan predikat pendidikannya selalu berkhayal dan berharap setelah tamat pendidikan selalu ingin menjadi pegawai atau karyawan. Sedikit sekali yang berfikir untuk menciptakan  lapangan pekerjaan sendiri. Jika setiap orang yang menuntut pendidikan bercita-cita demikian tentu saja sedikit sekali kemungkinan lapangan kerja tercipta dan semakin sedikit pula tenaga kerja yang terserap.  Selain faktor pensisika, terdapat faktor lain yaitu faktor ekonomi yang meliputi kesempatan kerja. Kita ketahui bahwa lapangan pekerjaan membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berlatar belakang pendidikan. Akan tetapi hal itu tidak dapat dipenuhi oleh para angkatan kerja.
 Di samping itu lapangan pekerjaan pun masih terlalu kecil dibandingkan dengan angkatan kerja yang ada  Sehingga tidak dapat menyerap tenaga kerja yang ada. Dewasa ini kesempatan kerja yang ada lebih banyak dibutuhkan oleh perusahaan - perusahaan swasta, tentunya faktor ini cukup menghambat seseorang untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat beberapa instansi pemerintah saat ini menerima pegawai yang mana persyaratannya cukup berat bagi sebagian tenaga kerja. Misalnya untuk menjadi pewagai negeri, dimana pemerintah mengambil kebijaksanaan pembatasan umur bagi pemegang ijazah-ijazah tertentu..
Selain itu adanya rasa tidak percaya diri atau minder karena pendidikan rendah, fisik yang tidak mendukung dan tidak memiliki keterampilan serta rasa gengsi yang tinggi untuk mendapatkan pekerjaan yang kurang menjanjikan. Faktor Lingkungan, Masalah pengangguran di daerah tersebut pun disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung atau efektif seperti tidak adanya rasa kreativitas dalam diri masyarakat. Contohnya lebih senang “nongkrong”, kumpul-kumpul dan sebagainya serta tidak adanya jiwa berwirausaha. Faktor Sosial Sistem komunikasi dan interaksi masyarakat didesa suak pandan, kecamatan, samatiga,kabupaten aceh barat kurang maksimal. Maksudnya individu yang satu dengan yang lainnya kurang berinteraksi dan berkomunikasi dalam mencari informasi. Sehingga tidak nampak adanya kerjasama dalam memecahkan masalah pengangguran. Faktor-faktor tersebutlah yang mendorong timbulnya pengangguran yang ada didesa suak pandan, kecamatan samatiga, kabupaten aceh barat.
Gambar pengangguran


2.2. Dampak Buruk Dari Pengangguran Terhadap Individu Masyarakat Antara Lain:
Ø  Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
Ø  Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
Ø  Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.
Ø  Bertambahnya tingkat kemiskinan
Ø  Timbulnya kriminalitas di kalangan masyarakat.
contohnya akibat tidak dapat menghasilkan uang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Seringkali mereka berhutang untuk memenuhi kebutuhannya terutama bagi meraka yang sudah berkeluarga dan mereka yang belum berkeluarga merasa menjadi beban bagi keluarganya sendiri karena tidak bisa membantu perekonomian keluarga termasuk memenuhi keperluan sendiri.
 Dari masalah ekonomi tersebut timbul masalah-masalah baru yang berpengaruh kepada kehidupan psikologis jiwa penganggur misalnya stress, jenuh, putus asa, sampai merasa minder berada di lingkungan masyarakat. Hal-hal tersebut wajar saja dirasakan oleh para penganggur, karena mereka menganggur dalam waktu yang cukup lama dan selama menganggur tidak banyak kegiatan yang dilakukan yang dapat mendukung mereka dalam memperoleh pekerjaan. Apabila bagi mereka yang sudah berkeluarga menjadi masalah   seperti munculnya ketidak harmonisan dalam rumah tangga dan beban berat yang dirasakan untuk membiayai kehidupan anak dan isteri yang dapat berujung kepada perceraian.
Dengan demikian dapatlah kita ketahui bahwa secara umum adanya pengangguran dapat mempengaruhi lajunya pembangunan baik pembangunan manusia seutuhnya termasuk material dan spiritual. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi masalah pengangguran didesa suak pandan, kecamatan samatiga, kabupaten aceh barat belum membawa pengaruh yang signifikan.








Gambar Dampak dari pengangguran :




2.3. Solusi
Dengan melihat penyebab timbulnya masalah pengangguran di daerah tersebut serta hambatan-hambatannya maka untuk memecahkan masalah pengangguran tersebut, ada beberapa faktor, diantaranya:
 a.  Faktor Pendidikan Solusi yang ditawarkan dalam memecahkan masalah pengangguran yang disebabkan oleh faktor pendidikan adalah tidak hanya terfokus pada pendidikan formal, tetapi sebaiknya mengikuti pendidikan non-formal.
b. Faktor Ekonomi Salah satu masalah pengangguran yang disebabkan oleh faktor ekonomi adalah dengan mengembangkan usaha wiraswasta dalam bentuk industri ringan ataupun usaha-usaha lainnya sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja atau penganggur. Hal ini akan menambah banyaknya lowongan pekerjaan atau kesempatan kerja.
 c. Faktor Psikologis Dalam faktor psikologis, solusi yang ditawarkan sebaiknya adalah yang terpenting adanya kesadaran dalam diri pribadi masing-masing untuk bangkit dan meningkatkan rasa percaya diri sehingga terhindar dari rasa minder dan rasa gengsi. Selain itu dorongan dari keluarga merupakan salah satu yang dapat membangkitkan semangat diri.
 d. Faktor Lingkungan Solusia yang ditawarkan dalam faktor lingkungan adalah sebaiknya ada suatu kerjasama antar anggota masyarakat, peran RT, peran RW untuk mengadakan suatu program-program yang melibatkan masyarakat dalam mengisi kekosongan waktu bagi para penganggur untuk menjadi individu yang kreatif, untuk bisa menciptakan sesuatu yang positif dan bermanfaat. Misalnya program pelatihan  keterampilan  seperti merajut, menjahit. Selain itu, terdapat solusi yang ditawarkan oleh Pemerintah Departeman   Sosial kepada para penganggur  untuk mengikuti pelatihan sosial selama delapan bulan. Seperti   pelatihan   kedisiplinan mental,  keterampilan, dan berwiraswasta.
 e. faktor Sosial Dalam faktor sosial solusi yang ditawarkan adalah berkaitan dengan interaksi dan komunikasi salah satunya mampu membuka diri, supel, ampu bekerjasama serta yang terpenting berjiwa sosial. Sehingga  peluang untuk mendapatkan pekerjaan lebih mudah karena informasi yang masuk lebih cepat apalagi ditunjang dengan teknologi informasi saat ini yang semakin berkembang pesat.

Cara mengatasi pengangguran









BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Setelah mengkaji, menelaah dan manganalisis masalah pengangguran di daerah desa suak pandan dapat disimpulkan bahwa masalah pengangguran marupakan masalah yang signifikan. Pengangguran yang ada di daerah tersebut dapat digolongkan kepada pencari kerja yang produktif  beberapa kali sebanyak 46, 67%. Mereka yang menganggur masih dalam usia yang produktif, rata-rata sekitar 18-25 tahun. Timbulnya pengangguran di daerah tersebut yaitu diakibatkan oleh faktor lowongan pekerjaan (53, 33% dari hasil penghitungan angket)  diakibatkan oleh faktor rendahnya pendidikan. Kebanyakan  memdapatkan pendidikan terakhir sampai SMA (65%). Oleh  karena itu, faktor-faktor tersebut melatar belakangi timbulnya masalah pengangguran di daerah tersebut. Untuk  penanggulangan masalah pengangguran sepertinya belum ada usaha yang signifikan. Hal ini dikarenakan adanya berbagai penghambat baik yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat. Untuk itu diperlukan partisipasi dari berbagai pihak baik oleh pemerintah masyarakat, maupun penganggur itu sendiri. Demi memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan pembangunan baik di masyarakat maupun berbangsa dan bernegara.

3.2. SARAN
Tindakan nyata dari hasil sebuah perencanaan adalah suatu yang sangat penting, dibandingkan dengan pembuatan rencana sempurna tapi tidak menghasilkan apa-apa. Untuk itu dukungan dan partisipasi dari semua pihak yang terkait sangat dibutuhkan. Dan keamanan juga sangat membantu demi tercapainya tujuan tersebut.
Selain itu, peningkatan ketrampilan pekerja dan calon pekerja harus dilakukan untuk menghadapi persaingan dunia usaha yang akan lebih ketat pada masa era globalisasi ini. Sehingga sebaiknya diadakan pendidikan ketrampilan di luar pendidikan formal agar terciptanya masyarakat yang berkualitas sehingga dapat bersaing didunia luar.






3.3.    Daftar Pustaka
Nordaus, William, dkk. 1994. Ekonomi kedua belas jilid I. Erlangga: Jakarta
Yusuf, M. 1985. Pengaruh timbal balik antara  kependudukan dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Fakultas pasca sarjana ikip: Jakarta
 Komaruddin.  1980. Persoalan pembangunan ekonomi Indonesia. Bandung: Penerbit Alumni
Rusli, S. 1983. Kepadatan Penduduka dan Peledakannya. Jakarta: PN Balai Pustaka.