Jumat, 10 November 2017

makalah Morfologi Fisiologi Cestoda Usus (Taenia Saginata/Cacing Pada Sapi)



BAB I
PENDAHULUAN

Cestoda merupakan salah satu kelas dari filum Platyhelminthes. Cacing kelas inimampu menyebabkan penyakit yang khususnya lebih menyerang usus hospesdefinitif (manusia). Hospes perantara dari cacing ini sebagian besar berada di ikan,anjing, tikus, dan lain-lain.Cestoda yang hidup di usus manusia sebagai hospes definitifnya. Hospesreservoarnya adalah hewan/mamalia pemakan ikan. Cacing dewasanya menempatiusus vertebrata dan larvanya hidup di jaringan vertebrata dan invertebrata.Bentuk cacing dewasa memanjang menyerupai pita, biasanya pipih dorsoventral,tidak mempunyai alat cerna atau saluran vaskular dan biasanya terbagi dalamsegmen-segmen yang disebut proglotid yang bila dewasa berisi alat reproduktif jantandan betina. Ujung bagian anterior berubah menjadi sebuah alat pelekat, disebutskoleks, yang dilengkapi dengan alat isap dan kait-kait.Penyebaran cacing ini di Indonesia tidak terlalu banyak, karena masih sedikitnya penggemar anjing, kucing, dan hewan mamalia lainnya yang berperan sebagai hospes perantaranya sehingga di Indonesia sangat jarang ditemukan di Indonesia. Penyakitini dapat terdeteksi pada hati hospes karena ada kista di dalamnya. Gejala dari penyakit ini umumnya diare karena cacing ini menginfeksi usus pada hospesnya.Selain gejalanya, penyakit ini juga dapat diobat.

1.2  Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui klasifikasi, epidemiologi, distribusi geografis, morfologi, siklus hidup, patologi, dan cara pencegahan serta pengobatannya dari masing-masing jenis cacingkelas cestoda khususnya yang menginfeksi usus.




BAB II
PEMBAHASAN
A.           PENGERTIAN CESTODA
Cacing dalam klas cestoidea disebut juga cacing pita karena bentuk tubuhnya yang panjang dan pipih menyerupai pita. Cacing ini tidak mempunyai saluran pencernaan ataupun pembuluh darah. Tubuhnya memanjang terbagi atas segmen-segmen yang disebut proglotida dansegmen ini bila sudah dewasa berisi alat reproduksi jantan dan betina. Pada dasarnya morfologicacing dewasa terdiri dari :
- Kepala atau scoleks yaitu kepala yang merupakan alat untuk melekat. Dilengkapi dengan batilisap atau lekuk isap
- Leher, yaitu tempat untuk pertumbuhan badan
- Strobila, adalah badan yang terdiri dari segmen proglotida. Tiap proglotida dewasa mempunyaisusunan alat kelamin jantan dan betina lengkap, keadaan ini disebut hemafrodit.
Infeksi terjadi dengan menelan larva bentuk infektif atau menelan telur. Pada cestodadikenal dua ordo yakni Pseudophylidea dan Cyclophylidea. Sedangkan yang menginfeksimanusia ada dua bentuk fase cacing yaitu, bentuk cacing dewasa, bentuk larva ataupunkeduanya.

1.Cacing dewasa (manusia sebagai hospes definitif)
- Diphylobotrium latum
-Taeniarinchus saginatus
-Taenia solium
-Hymenolepis nana
-Hymenolepis diminuta
- Dipylidium caninum
 2.Larva (manusia sebagai hospes intermedier)
 -Diphylobotrium sp
-Taenia solium
-Hymenolepis nana
-Echinococcus granulosus
Makalah ini membahas mengenai spesies cestoda yang menyerang pada usus.
1.      Diphyllobothrium latum
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Platyhelminthes                    
Kelas               :Cestoda
Ordo                :Pseudophylidea                                                         
Famili              : Pseudophyllidea
Genus              : Diphyllobothriidae
Spesies            :Diphyllobothrium latum


a.              Epidemiologi
Penyakit ini di Indonesia tidak ditemukan tetapi banyak dijumpai di Negara-negarayang banyak makan ikan salem mentah atau kurang matang. Banyak bintang sepertianjing, kucing, dan babi bertindak sebagai reservoir dan perlu diperhatikan. Cacing pitaini sering ditemukan berparasit pada hewan carnivora pemakan ikan, terutama di EropaUtara. Sering menginfeksi anjing, kucing, beruang dan pada orang.

b.             Distribusi geografis
D. latumsering dilaporkan menginfeksi orang di daerah tertentu, bahkan hampir 100% di suatu lokasi orang terinfeksi oleh parasit ini. Orang yang terinfeksi banyak dijumpai didaerah Scandinavia, Baltic dan Rusia. Parasit ini juga ditemukan di Amerika,Kanada, Eropa, daerah danau di Swiss, Rumania, Turkestan, Israel, Mancuria, Jepang,Afrika, Malagasi, dan Siberia.

c.         Morfologi
Cacing dewasa yang keluar dari usus manusia berwarna gading, panjangnya dapatsampai 10 m dan terdiri dari 3000 – 4000 buah proglotid, tiap proglotid mempunyai alatkelamin jantan dan betina lengkap, mempunyai sepasang celah penghisap (bothria)
dibagian ventral dan dorsal pada skoleks, telur mempunyai operculum, berukuran 70 x 45mikron, dikeluarkan melalui lubang uterus proglotid gravid dan ditemukan dalam tinja.

d.                  Siklus hidup
Telur keluar melalui feses dan berkembang membentuk embrio yang akan berkembang dalam air. Telur berkembang menjadi coracidium dalam waktu 8 harisampai beberapa minggu bergantung suhu lingkungan.
Coraciudium keluar melalui operkulum telur dan coracidium yang berisilia berenangmncari hospes intermedier ke 1 dari jenisCopepoda krustacea termasuk genusDiaptomus. Segera setelah masuk kedalam usus krustasea tersebut, coracidiummelepaskan silianya dan penetrasi melalui dinding usus dan masuk ke haemocel (sistemdarah) krustasea menjadi parasit dengan memakan sari makana dalam tubuh krustaseatersebut.
Selama sekitar 3 minggu coracidium berkembang dan bertambah panjang sampaisekitar 500 um dan disebut procercoid dan tidak berkembang lagi dalam tubuh krustaseatersebut.        
Bila krustasea dimakan ikan air tawar sebagai hospes intermedier ke 2, procercoidada dalam usus ikan dan menembus melalui dinding intestinum masuk kedalam istemmuskularis dan berparasit dengan memakan unsur nutrisi dari ikan tersebut dan procercoid berkembang menjadi plerocercoid.
Plerocercoid berkembang dari beberapa mm menjadi beberapa cm. Plerocercoid akanterlihat pada daging ikan mentah yang berwarna putih dalam bentuk cyste. Bila dagingikan tersebut dimakan orang, cacing berkembang dengan cepat dan menjadi dewasa sertamulai memproduksi telur pada 7– 14 hari kemudian.
Secara singkat dijelaskan bahwa telur menetas dalam air. Larva disebut korasidiumdan dimakan oleh hospes perantara pertama yaitu bintang yang termasuk copepodasepertiCyclopsdanDiaptomus.Dalam hospes ini larva tumbuh menjadi proserkoid berubah menjadi larva pleroserkoid atau disebut sparganum. Bila ikan tersebut dimakanhospes definitive, misalnya manusia, sedangkan ikan itu tidak dimasak dengan baik,maka sparganum di rongga usus halus tumbuh menjadi cacing dewasa.

e.         Patologi
Kasus penyakit banyak dilaporkan di daerah yang orangnya suka mengkonsumsi ikanmentah. Kebanyakan kasus penyakit tidak memperlihatkan gejala yang nyata. Gejalaumum yang sering ditemukan adalah gangguan sakit perut, diare, nausea dan kelemahan.Pada kasus infeksi yang berat dapat menyebabkan anemia megaloblastic. Gejala inisering dilaporkan pada penduduk di Finlandia. Di negara ini hampir seperempat dari populasi penduduk terinfeksi oleh D. Latumdan sekitar 1000 orang menderita anemia perniciosa.
Pada mulanya dikira bahwa cacing ini menyebarkan toksin penyebab anemia, tetapisetelah diteliti ternyata vitamin B12yang masuk dalam usus diabsorbsi oleh cacing,sehingga pasien menderita defisiensi vitamin B12. Seorang peneliti melaporkan bahwa pasien yang diberi singel dosis vit. B12 40% yang dilabel dengan cobalt, ternyatadisbsorbsi oleh D. latum sekitar 80-100% dari vit B12yang diberikan. Gejala yang jelasterlihat adalah terjadinya anemia perniciosa (anemia yang disebabkan oleh gangguanabsorpsi vitamin B12dalam usus)


f.         Cara pencegahan serta pengobatannya
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah emasak ikan air tawar sampai betul-betul matang atau membekukannya sampai -10°C selama 24 jam, mengeringkan danmengasinkan ikan secara baik. Selain itu dilarang membuang tinja di kolam air tawar,serta memberikan penyuluhan pada masyarakat mengenai pola hidup bersih dan sehat.
Pengobatan yang dilakukan, penderita diberikan obat atabrin dalam keadaan perutkosong, disertai pemberian Na-bikarbons, dosis 0,5 gram. Obat pilihan adalah Niclosamid (Yomesan), diberikan 4 tablet ( 2 gram ) dikunyah sekaligus setelah makanhidangan ringan. Obat lain yang juga efektif adalah paromomisin, yang diberikan dengandosis 1 gram setiap 4 jam sebanyak 4 dosis. Selain daripada itu dapat dipakai prazikuanteldosis tunggal 10 mgr/kg berat badan.









B.            JENIA-JENIS CESTODA

1.             TAENIA SAGINATA

a. KlasifikasiKingdom
Kingdom                      :  Animalia
Filum                            : Platyhelminthes
Kelas                           : Cestoda
Ordo                            : Cyclophyllidea
Famili                          : Taeniidae
Genus                          : Taenia
Spesies                        :Taenia saginata
b.    Epidemiologi
Cacing terssebut sering ditemukan di Negara yang penduduknya banyak makandaging sapi atau kerbau. Cara penduduk memakan daging tersebut yaitu matang (well done), setengah matang (medium) atau mentah(rare)dan cara memelihata ternak memainkan peranan. Ternak yan dilepas di padang rumput lebih mudah dihinggapicacing gelembung tersebut, daripada ternak yang dipelihara dan dirawat dengan baik dikandang.

c.    Distribusi geografis
Cacing tersebut adalah kosmopolit, didapatkan di Eropa, Timur Tengah, Afrika,Asia, Amerika Utara, Amerika Latin, Rusia, dan juga Indonesia, yaitu daerah Bali,Jakarta, dan lain-lain.Parasit ini ditemukan di mana saja di mana daging sapi yang dimakan, bahkan dinegara-negara seperti Amerika Serikat di mana ada kebijakan sanitasi ketat federal. DiAS insiden terinfeksi rendah, bagaimanapun, 25% sapi terinfeksi masih dijual.2.4 MorfologiCacing pita
Taenia saginataadalah salah satu cacing pita yang berukuran besar dan panjang, terdiri dari kepala yang disebut skoleks, leher, dan strobila yang merupakanrangkaian ruas-ruas proglotid, sebanyak 1000– 2000 buah. Panjang cacing 4 – 12 meter atau lebih. Skoleksnya hanya berukuran 1 – 2 milimeter, mempunyai empat batil isapdengan otot-otot yang kuat, tanpa kait-kait. Bentuk leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dandi dalamnya tidak terlihat struktur tertentu. Strobila terdiri dari dari rangkaian proglotidyang belum dewasa (imatur), yang dewasa (matur), dan mengandung telur atau disebutgravid. Pada proglotid-proglotid yang dewasa terlihat struktur alat kelamin seperti folikeltestis yan berjumlah 300– 400 buah, tersebar di bidang dorsal. Vasa eferens bergabunguntuk masuk ke rongga kelamin (genital atrium),yang berakhir di lubang kelamin( genital pore).Lubang kelamin ini letaknya selang-seling pada sisi kanan atau kiristrobila. Di bagian posterior lubang kelamin, dekat vas deferens, terdapat tabung vaginayang berpangkal pada ootip.
Ovarium terdiri dari 2 lobus, berbentuk kipas, besarnya hampir sama. Letak ovariumdi sepertiga bagian posterior dari proglotid. Vitelaria letaknya dibelakang ovarium danmerupakan kumpulan folikel yang eliptik. Telur berkembang di kapsul hialin dan gudangsetelah meninggalkan proglottid tersebut. Telur dibungkus embriofor, yang bergaris-garisradial, berukuran 30 – 40 mikron, berisi suatu embrio heksakan atau onkosfer. Telur initertelan oleh ternak atau host antara lainnya dan sekali mereka mencapai duodenum,menetas dan menembus dinding usus.

d.              Siklus hidup
Siklus hidup tidak langsung dan rumit, dan selesai pada manusia sebagaituan rumahdefinitif dan ternak sebagaihospes perantara.Uterus tumbuh dari bagian anterior ootipdan menjulur ke bagian anterior proglotid. Setelah uterus ini penuh dengan telur, makacabang-cabangnya akan tumbuh, yang berjumlah 15 – 30 buah pada satu sisiya dan tidak memiliki lubang uterus(porus uterinus).Proglotid yang sudah gravid letaknya terminaldan sering terlepas dari strobila. Proglotid ini dapat bergerak aktif, keluar dengan tinjaatau keluar sendiri dari luban dubur (spontan). Setiap harinya, kira-kira 9 buah proglotiddilepas. Proglotid ini bentuknya lebih panjang daripada lebar.
Telur yang baru keluar dari uterus masih diliputi selaput tipis yang disebut lapisanluar telur. Sebuah proglotid gravid berisi kira-kira 100.000 buah telur. Waktu proglotidterlepas dari rangkaiannya menjadi koyak, cairan putih susu yang mengandung banyak telur mengalir keluar dari sisi anterior proglotid tersebut, terutama bila proglotid berkontraksi waktu gerak.
Telur-telur ini melekat pada rumput bersama tinja, bila orang berdefekasi di padangrumput, atau karena tinja yang hanyut dari sungai di waktu banjir. Ternak yang makanrumput yang terkontaminasi dihinggapi cacing gelembung, oleh karena telur yangtertelan dicerna dan embrio heksakan menetas. Embrio heksakan di saluran pencernaanternak menembus dinding usus, masuk ke saluran getah bening atau darah dan ikutdengan aliran darah ke jaringan ikat di sela-sela otot untuk tumbuh menjadi cacinggelembung, disebut sistiserkus bovis,yaitu larvaTaenia saginata.Peristiwa ini terjadisetelah 12 – 15 minggu.
Bagian tubuh ternak yang sering dihinggapi larva tersebut adalah otot maseter, paha belakang dan punggung. Otot di bagian lain juga dapat dihinggapi. Setelah 1 tahun cacinggelembung ini biasanya mengalami degenerasi, walaupun ada yang dapat hidup sampai 3tahun.
Bila cacing gelembung yang terdapat did aging sapi yang di masak kurang matangtermakan oleh manusia, skoleksnya keluar dari cacing gelembing dengan cara evaginasidan melekat pada mukosa usus halus seperti yeyenum. Cacing gelembung tersebut dalam waktu 8 – 10 minggu menjadi dewasa. Biasanya di rongga usus hospes terdapat seekor cacing

e.               Patologi
Cacing dewasaTaenia saginatabiasanyatanpa gejala,tetapi bisa menimbulkangejala klinis yang ringan, seperti sakit ulu hati, perut merasa tidak enak, mual, muntah,mencret, pusing atau gugup. Gejala-gejala tersebut disertai dengan ditemukannya proglotid cacing yang bergerak-gerak lewat dubur bersama dengan atau tanpa tinja. Namun infeksi berat sering menyebabkan penurunan berat badan, pusing,sakit perut,diare,sakit kepala,mual,sembelit, ataugangguan pencernaan kronis, dan kehilangannafsu makan. Ada dapat obstruksi usus pada manusia ketika proglotid menyasar masuk apendiks, atau terdapat ileus yang dan ini dapat diatasi dengan operasi. Cacing pita ini juga dapat mengusir antigenyang dapat menyebabkan reaksi alergi pada individu.Sumber penularan apabila penderita taeniasis sendiri dimana tinjanya mengandung telur atu proglotid, hewan sapi yang mengandung cysticercus, makanan atau minuman danlingkungan yang tercemar oleh telur-telur cacing pita.

f.               Cara pencegahan serta pengobatannya
Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat, mencucisayuran dan daging dengan bersih dan memasaknya sampai matang, Pengobatan untuk cestodeinfeksi bisa dilakukan dalam obat tradisional berupa biji labu merah atau biji pinang. Sedangkan obat lama berupa kuinakrin, amodiakuin, dan niklosamid. Sementaradenga obat baru yaitu praziquanteldan albendazol. Praziquantel membuka membransaluran kalsiummenyebabkankelumpuhancacing, membantu tubuh dalammengeluarkan parasit melalui peristaltik .niklosamid, digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi dengantrematodadan cacing pita dewasa, cukup efektif.

g.        Morfologi
        Cacing dewasa panjangnya antara 5-10 m. hidup di dalam usus. Struktur badan cacing ini terdsiri dari skoleks, leher dan strobila yang merupakan ruas-ruas proglotid, sebanyak 1000-2000 buah.
          Skoleks hanya berukuran 1-2 mm, mempunyai emapt batil isap dengan otot-otot yang kuat, tanpa kait-kait. Bentuk leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan didalamnya tidak terliohat struktur tertentu. Strobila terdiri dari rangkaian proglotid yang belum dewasa, dewasa dan matang yang mengandung telur, disebut gravid. Pada proglotid yang belum dewasa, belum terlihat struktur alat kelamin yang jelas. Pada proglotid yang dewasa terlihat struktur alat kelamin seperti folikel testis ynag berjumlah 300-400 buah, tersebar di bidang dorsal. Vasa eferensnya bergabung untuk masuk ke rongga kelamin (genital atrium), yang ebrakhir di lubang kelamin. Lubang kelamin letaknya berselang seling pada sisi kanan dan kiri strobila. Di bagian posterior lubang kelamin, dekat va deferens, terdapat tabung vagina yang berpangkal pada ootip. Ovarium terdiri dari dua lobus, berbentuk kipas, besarnya hampir sama. Letak ovarium di sepertiga bagian posterior dari proglotid. Vitelaria letaknya di belakang ovarium dan merupakan kumpulan folikel yang eliptik. Uterus tumbuh dari bagian anterior ootip dan menjulur ke bagian anterior proglotid. Setelah uterus ini penuh dengan telur, maka cabag-cabangnya akan tumbuh, yang berjumalah 15-30 buah pada satu sisinya dan tidak memiliki lubang uterus. Proglotid gravid letaknya diterminal dans erring lepas daris trobila. Proglotid gravid ini dapat bergerak aktif, keluar dengan tinja atau keluar sendiri dari lubang dubur  secara spontan. Setiap harinya kira-kira 9 buah proglotid dilepas. Proglotid ini bentuknya  lebih panjang dan lebar. Telur dibungkus embriofor, berisi suatu embrio heksakan yang dinamakan onkosfer. Telur yang baru keluar dari uterus masih diliputi selaput tipis yang disebut lapisan luar telur. Sebuah proglotid gravid berisi kira-kira 100.000 buah telur. Waktu proglotid terlepas dari rangkaiannya dan menjadi koyak, cairan putih susu yang mengandung banyak telur mengalir keluar dari sisi anterior proglotid tersebut, terutama bila proglotidnya berkontraksi waktu bergerak.








2.             TAENIA SOLIUM
a.               Klasifikasi
Kingdom   :Animalia
Filum         : Platyhelminthes
Kelas         :Cestoda
Ordo          :Cyclophyllidea
 Famili :Taeniidae
 Genus :Taenia
Spesies :Taenia solium

b.             Epidemiologi
Walaupun cacing ini kosmopolit, kebiasaan hidup penduduk yang di pengaruhitradisi kebudayaan dan agama, memainkan peranan penting. Pada orang-orang bukan pemeluk agama Islam, yang biasanya memakan daging babi, penyakit ini ditemukan.Cara menyantap daging tersebut yaitu matang, setengah matang, atau mentah dan pengertian akan keberhasilan atau hygiene, memainkan peranan penting dalam penularan  Taenia soliummaupun sistiserkus selulose.
T. soliumdapat menyebabkan banyak masalah kesehatan itu, yang paling lazim dinegara berkembang di mana babi dibangkitkan. Banyak kali babi-babi merumput di dekatdengan manusia, dan daerah ini sering menunjukkan kondisi sanitasi yang buruk.. Karena itu, 'makanan pasokan babi yang terkontaminasi dengan kotoran manusia, menciptakansituasi yang sempurna untuk Taenia soliummenyebar.

c.               Distribusi geografis
Taenia soliumadalah kosmopolit, akan tetapi jarang ditemukan di Negara-negaraIslam. Cacing tersebut banyak ditemukan di Negara-negara yang mempunyai banyak  peternakan babi dan di tempat daging babi banyak di santap seperti Eropa (Czezh,Slowakia, Kroatia, Serbia), Amerika Latin, Cina, India, Amerika Utara dan juga di beberapa daerah di Indonesia antara lain Papua, Bali, dan Sumatera Utara.
Masalah ini diperparah dalam beberapa budaya di mana ia kebiasaan makan dagingmentah atau kurang matang. Karena kenyataan bahwa hospes perantara adalah babi, jarang ditemukan dalam masyarakat Muslim di mana konsumsi daging babi dilarang. Halini endemik di Amerika Selatan, Amerika Tengah, India, Asia selatan, Afrika, Eropa bagian selatan, dan bagian dari Meksiko. Hal ini juga terlihat di daerah di dunia yangmengalami jumlah besar imigrasi.

d.             Morfologi
Cacing pitaTaenia solium, berukuran panjang kira-kira 2 – 4 meter dan kadang-kadang sampai 8 meter. Cacing ini seperti cacingTaenia saginata,yang terdiri dariskoleks, leher, dan strobila yang terdiri dari 800 – 1000 ruas proglotoid. Skoleks yang bulat berukuran kira-kira 1 milimeter, mempunyai 4 buah batil isap dengan rostelum yangmempunyai 2 baris kait-kait, masing-masing sebanyak 25– 30 buah. SepertiTaenia saginata,strobila terdiri rangkaian proglotid yang belum dewasa (imatur), dewasa(matur), dan mengandung telur (gravid). Gambaran alat kelamin pada proglotid dewasasama denganTaenia saginata,kecuali jumlah folikel testisnya lebih sedikit, yaitu 150 –  200 buah. Bentuk proglotid gravid mempunyai ukuran panjang hampir sama denganlebarnya. Jumlah cacing uterus pada proglotid gravid adalah 7 – 12 buah pada satu sisi.Lubang kelamin letaknya bergantian selang-seling pada sisi kanan atau kiri strobilasecara tidak beraturan.
 
e.               Siklus hidup
Daur hidupnya mirip denganT. saginatus, tetapi hospes intermedier berbeda dimanaT. saginatus pada sapi dan T. Soliumpada babi. Proglotid yang penuh telur keluar melaluifeses, kemudian telur infektif keluar dimakan oleh babi.
Telur menetas dalam tubuh babi dan telur dan membentuk Cysticercus celluloses, didalam daging (otot) atau organ lainnya. Orang akan mudah terinfeksi bila memakandaging babi yang kurang masak. Cysticercus berkembang menjadi cacing cacing mudayang langsung menempel pada dinding intestinum dan tumbuh menjadi dewasa dalamwaktu 5-12 minggu. Dimana cacing ini dapat bertahan hidup sampai 25 tahun.
Cysticercosis tidak seperti spesies cacing pita lainnya,T. Soliumdapat berkembangdalam bentuk cysticercus pada orang. Infeksi terjadi bila telur berembrio tertelan masuk kedalam lambung dan usus, kemudian cacing berkembang menjadi cysticercus di dalamotot. Cysticerci sering ditemukan dalam jaringan subcutaneus, mata, otak, otot, jantung,hati dan paru.
Kapsul fibrosa mengelilingi metacestoda ini, kecuali bila cacing berkembang dalamkantong mata. Pengaruh cysticercus terhadap tubuh bergantung pada lokasi cysticercustinggal. Bila berlokasi di jaringan otot, kulit atau hati, gejala tidak begitu terlihat, kecuali pada infeksi yang berat.
Bila berlokasi di mata dapat menyebabkan kerusakan retina, iris, uvea atau choroid.Perkembangan cysticercus dalam retina dapat dikelirukan dengan tumor, sehingga kadangterjadi kesalahan pengobatan dengan mengambil bola mata. Pengambilan cysticercusdengan operasi biasanya berhasil dilakukan.
Cysticerci jarang ditemukan pada syaraf tulang belakang (spinal cord), tetapi seringditemukan pada otak. Terjadinya nekrosis karena tekanan dapat menyebabkan gangguansistem saraf yaitu tidak berfungsinya saraf tersebut.Secara singkat dapat dijelaskan bahwa seperti padaTaenia saginata,telurnya keluar melalui celah robekan pada proglotid. Telur tersebut bila termakan hospes perantara yangsesuai, maka dindingnya dicerna dan embrio heksakan keluar dari telur, menembusdinding usus, dan masuk ke saluran getah bening atau darah. Embrio heksakan cacinggelembung (sistiserkus) babi, dapat dibeddakan dari cacing gelembung sapi, denganadanya kait-kait di skoleks tunggal. Cacing gelembung yang disebut sistiserkus seluose biasanya ditemukan pada otot lidah, punggung, dan pundak babi. Hospes perantara lainkecuali babi adalah monyet, onta, anjing, babi hutan, domba, kucing, tikus, dan manusia.Larva tersebut berukuran 0,6 – 1,8 cm. Bila daging babi yang mengandung larvasistiserkus dimakan setengah matang atau mentah oleh manusia, dinding kista dicerna,skoleks mengalami evaginasi untuk kemudian melekat pada dinding usus halus sepertiyeyenum. Dalam waktu 3 bulan cacing tersebut menjadi dewasa dan melepaskan proglotid dengan telur.




f.              Patologi
Infeksi berat dapat terjadi kebutaan, paralysis, gangguan keseimbangan,hydrocephalus karena obstruksi atau terjadi disorientasi. Kemungkinan terjadinya epilepsidapat terjadi. Penyakit dapat dicurigai sebagai epilepsi peyebab cysticercosis bila penderita bukan keturunan penderita epilepsi.Bilamana cysticercus mati dalam jaringan, akan menimbulkan reaksi radang, haltersebut dapat mengakibatkan fatal pada hospes, terutama bila cacing berada dalam otak.
Reaksi seluler lain dapat dpat terjadi yaitu dengan adanya kalsifikasi. Bila ini terjadi padamata pengobatan dengan operasi akan sulit dilakukan.Cacing dewasa, yang biasanya beerjumlah seekor, tidak menyebabkan gejala klinis yang berarti. Bila ada, dapatmenyerupai nyeri ulu hati, mencret, mual, obstipasi, dan sakit kepala. Darah tepi dapatmenunjukan eosinofilia. Gejala klinis yang lebih berarti dan sering diderita disebabkanoleh larva dan disebut sistiserkosis.
Infeksi ringan biasanya tidak menunjukan gejala, kecuali bila alat yang dihinggapiadalah tubuh yang penting. Pada manusia, sistiserkus atau larva
T. Soliumseringmenghinggapi jaringan subkutis, mata, jaringan otak, otot, otot jantung, hati, paru, danrongga perut. Walaupun sering dijumpai pengapuran pada sistiserkus tidak menimbulkangejala, akan tetapi sewaktu-waktu terdapat pseudohipertrofi otot, disertai gejala miositis,demam tinggi dan eosinofilia.

g.          Cara pencegahan serta pengobatannya
Pencegahan infeksi cacing ini lebih utama yaitu mencegah kontaminasi air minum,makanan dari feses yang tercemar. Sayuran yang biasanya dimakan mentah harus dicuci berish dan hindarkan terkontaminasi terhadap telur cacing ini. Pendidikan mengenaikesehatan harus dirintis. Cara-cara ternak babi harus diperbaiki agar tidak kontak dengantinja manusia. Sebaiknya untuk kandang babi harus bersih dan makanan ternaknya sesuai.
Pengobatan perorangan maupun pengobatan massal harus dilaksanakan agar supaya penderita tidak menjadi sumber infeksi bagi diri sendiri maupun babi dan hewan lainseperti anjing. Obat yang digunakan untuk penyakit teniasis solium adalah prazikuantel,albendazol, atau dengan pembedahan.

3. HYMENOLEPIS NANA
a. Klasifikasi
Kingdom         :  Animalia
Filum              : Platyhelminthes
Kelas               : Cestoda
Ordo                : Cyclophyllidea
Famili              : Hymenolepididae
Genus              : Hymenolepis
Spesies            : Hymenolepis nana

b.      Epidemiologi
Hymenolepis nana dapat ditemukan di mana pun manusia dan tikus hidup. Merekatelah ditemukan di hampir semua jenis biomes terestrial (Roberts dan Janovy Jr, 2000).Cacing pita kerdil (Hymenolepis nana,sebelumnya dikenal sebagainana Vampirolepis, Hymenolepis fraterna, dannana Taenia)adalah spesies kosmopolitan yang merupakansalah satu yang paling umum cestodes manusia di dunia, terutama di kalangan anak-anak.Hal ini dapat ditemukan di seluruh dunia, tetapi biasanya paling umum di zona sedang..Ini adalah cestode paling umum manusia dan ditemukan di mana pun ada penduduk manusia.
Cacing pita ini tidak memerlukan hospes perantara. Infeksi kebanyakan terjadi secaralangsing dari tangan ke mulut. Hal ini sering terjadi pada anak-anak umur 15 tahun ke bawah. Infeksi pada manusia selalu disebabkan oleh telur yang tertelan dari benda-bendayang terkena tanah, dari tempat buang air, atau langsung dari anus ke mulut.
Bilharz menemukan H.Nanapada tahun 1851 di usus kecil seorang anak Mesir danspesimen dikirim ke Siebold, yang, karena ukuran kecil worm menamainyaTaenia nana. Pada tahun 1887 Grassi menunjukkan bahwa penularan dari tikus ke tikus tidak memerlukan sebuah hospes perantara. Kemudian, pada tahun 1921, Saekimendemostrasikan siklus penularan langsungH.nanapada manusia; transmisi tanpahospes perantara. Selain siklus langsung, Nicholl dan Minchin menunjukkan bahwa kutudapat berfungsi sebagai host perantara antara manusia.

c.       Distribusi geografis
Penyebarannya kosmopolit, lebih banyak ditemukan di daerah dengan iklim  panasdaripada dingin dan juga ditemukan di Indonesia.

d.      Morfologi
Seperti namanya (Yunani: Nano - kerdil), itu adalah spesies kecil, jarang melebihi40 mm dan 1 mm lebar. Scolex ini dikenakan rostellum ditarik bersenjata denganlingkaran tunggal 20 sampai 30 kait. Scolex juga memiliki empat pengisap, atau suatutetrad. Leher panjang dan ramping, dan segmen yang lebih luas daripada panjang.
Genital pori-pori yang sepihak, dan setiap segmen dewasa berisi tiga testis. Setelahapolysis segmen terkubur hancur, melepaskan telur, yang mengukur 30 µm untuk 47 µmdengan diameter. Oncosphere ditutupi dengan selaput, tipis hialin, luar dan membran, batin tebal dengan thickenings kutub yang mempunyai beberapa filamen. Paraembryophores berat yang memberikan telur taeniid penampilan karakteristik lurik merekakurang dalam hal ini dan keluarga lainnya dari cacing pita yang menginfeksi manusia.
Cacing ini merupakan golongan Cestoda yang memiliki ukuran terkecil dengan panjang ±25 mm-10 cm dan lebar 1 mm. Skoleksnya bulat memiliki rostellum yangrefraktil dengan mahkota kait-kait 20-30 buah. Strobila terdiri dari kira-kira 200 proglotid. Telurnya bulat, mempunyai 2 membran yang meliputi embrio dengan 6 buahkait. Dikenal sebagai cacing pita kerdil. Kosmopolitan. Terdapat di tikus dan mencit, pada manusia khususnya anak-anak.




e. Siklus hidup
1. Patologi
-Parasit ini biasanya apabila terinfeksi ringan tidak menimbulkan gejala. Tetapi, jumlah besar dari cacing yang menempel pada dinding usus halus menimbulkaniritasi mukosa usus. Kelainan yang sering ditimbulkan adalah toksemia umumkarena penyerapan sisa metabolit dari parasit masuk ke dalam sistem peredarahandarah penderita. Pada anak kecil dengan infeksi berat, cacing ini dapatmenyebabkan keluhan neurologi yang gawat, mengalami sakit perut dengan atautanpa diare, kejang-kejang, susah tidur, pusing, menimbulkan enteritis catarrhal,  berkurang berat badan, kurang nafsu makan, bila supersensitif terjadi alergi,obstipasi
.
f. Cara pencegahan serta pengobatannya
Pencegahan dapat dilakukan dengan meningkatkan kebersihan anak-anak, sanitasilingkungan, menghindarkan makanan dari kontaminasi, pemerantasan binatang pengerat(rodentia). Sementara itu, obat yang efektif adalah atabrine, bitional, prazikuantel, danniklosamid, tetapi saat-saat ini obat tersebut sulit di dapat di Indonesia. Obat yang efektif dan ada di pasaran Indonesia adalah amodiakuin. Hiperinfeksi sulit diobati, tidak semuacacing dapat dikeluarkan dan sistiserkoid masih ada dalam mukosa usus.












4.HYMENOLEPIS DIMINUTA
a. Klasifikasi
Kingdom         :  Animalia
Phylum            :  Platyhelminthes
 Class               : Cestoda
 Ordo               : Cyclophyllidea
 Family            :  Hymenolepididae
Genus              : Hymenolepis
                Species            :Hymenolepis diminuta



b.             Epidemiologi
Hospes definitive mendapat infeksi bila hospes perantara yang mengandung parasittertelan secara kebetulan.
a.       Distribusi geografis
b.      Morfologi
c.       Siklus hidup
d.      Patologi
e.       Cara pencegahan serta pengobatannya

 

5.  DIPYLIDIUM CANINUM 
a. Klasifikasi
Kingdom         :  Animalia
Filum               :  Platyhelminthes
Kelas               : Cestoda
Ordo                : Cyclophyllidea
Famili              :  Hymenolepididae
Genus              : Dipylidium
Spesies            :Dipylidium caninum

ü  Epidemiologi
ü  Distribusi geografis
ü  Morfologi
ü  Siklus hidup
ü  Patologi
b.             Cara pencegahan serta pengobatannya
Pencegahan dapat dilakukan dengan jangan mencium anjing atau kucing,menghindari jilatan anjing, binatang peliharaan diberi obat cacing dan insektisida, pengendalian kutu pada hewan peliharaan Anda dan lingkungan mereka, memeriksaanjing atau kucing atau hewan peliharaan ke dokter hewan jika mereka memiliki sebuahcacing pita untuk diobati, mencuci tangan setelah memegang hewan. Obat yang efektif 









BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
       Cestoda merupakan salah satu kelas dari filum Platyhelminthes. Cacing kelas inimampu menyebabkan penyakit yang khususnya lebih menyerang usus hospesdefinitif (manusia). Hospes perantara dari cacing ini sebagian besar berada di ikan,anjing, tikus, dan lain-lain.Cestoda yang hidup di usus manusia sebagai hospes definitifnya. Hospesreservoarnya adalah hewan/mamalia pemakan ikan.Cacing dewasa panjangnya antara 5-10 m. hidup di dalam usus. Struktur badan cacing ini terdsiri dari skoleks, leher dan strobila yang merupakan ruas-ruas proglotid, sebanyak 1000-2000 buah.
Skoleks hanya berukuran 1-2 mm, mempunyai emapt batil isap dengan otot-otot yang kuat, tanpa kait-kait. Bentuk leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan didalamnya tidak terliohat struktur tertentu. Strobila terdiri dari rangkaian proglotid yang belum dewasa, dewasa dan matang yang mengandung telur, disebut gravid. Pada proglotid yang belum dewasa, belum terlihat struktur alat kelamin yang jelas. Pada proglotid yang dewasa terlihat struktur alat kelamin seperti folikel testis ynag berjumlah 300-400 buah, tersebar di bidang dorsal.

B.     SARAN
1.   Diharapkan adanya peningkatan pendidikan kesehatan masyarakat sehingga program pemberantasan penyakit cacingan dapat dilakukan dengan tuntas.
2.  Diharapkan adanya peningkatan sarana sanitasi guna menunjang kehidupan yang lebih bersih dan sehat
3.    Diperlukan adanya terobosan baru untuk menemukan tehnik pemeriksaan yang relatif sederhana, namun dapat memberikan sensitifitas dan spesifisitas yang lebih baik.





1 komentar:

  1. Bagus, tapi sayang tidak menyertakan kutipan dan daftar pustaka.

    BalasHapus