BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar
belakang
Masalah
Pola pembangunan bangsa Indonesia saat ini memerlukan penanganan yang serius terutama
bidang politik, ekonomi, kesejahteraan dan pendidikan. Di tengah memburuknya
situasi politik yang semakin tidak menentu, ekonomi pun ikut terpuruk sehingga
mengakibatkan kesejahteraan masyarakat menurun. Bahkan bidang pendidikan lebih
parah lagi. Kualitas sumber daya manusia SDM Indonesia secara umum jauh dari
yang diharapkan. Pembangunan yang seharusnya dilakukan pembangunan yang
terpusat pada manusia dan masyarakat Indonesia dengan sasaran utama pada peningkatan
SDM sehingga mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan, mandiri dan mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas nasional dalam menghadapi dan
mengatasi tantangan serta permasalahan yang muncul dari dalam dan luar negeri.
Tempat
yang terbaik untuk membangun bangsa sendiri adalah masyarakat bukan
menggantungkan diri kepada pemerintah. Tugas pemerintah adalah bagaimana membina
masyarakat berperan aktif dalam pembangunan. Bentuk pembinaan tersebut dapat
ditempuh dengan jalur pendidikan karena bagaimanapun pendidikan tetap merupakan
modal dasar keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan. Namun, di tengah
memburuknya kualitas sumber daya manusia di Indonesia, timbul pula beberapa
faktor yang menghambat dalam proses pendidikan yaitu kemiskinan dan
pengangguran. Pengangguran nampaknya menjadi ancaman yang serius bagi pola pembangunan Indonesia. Pengangguran ini
dapat mengakibatkan terputusnya pendidikan dan kemiskinan yang semakin
meningkat. Dengan semakin merebaknya budaya penganggur maka secara langsung
akan dirasakan akibatnya. Pengangguran adalah masalah social yang mendasar.
Apalagi krisis ekonomi yang berkepanjangan ini telah membuat pengangguran
semakin merebak.
Fenomena
penganguran terjadi pula didesa suak pandan, kecamatan samatiga, kabupaten aceh
barat. Masalah pengangguran ini bukanlah semata-mata masalah si penganggur itu
sendiri tetapi juga masalah masyarakat dan masalah negara atau bangsa itu
sendiri. Bagi bangsa kita atau bagi masyarakat kita yang ber-Pancasila masalah
ini juga menyangkut masalah perikemanusiaan.
Berdasarkan masalah di atas
penulis mencoba untuk mengkajinya dengan judul: kependudukan (studi kasus
terjadinya pengangguran didesa suak pandan, kecamatan samatiga, kabupaten aceh
barat).
BAB II
PERMASALAHAN
2.1. Masalah
Penganguran Dikecamatan Samatiga
Kira– kira masalah yang
dihadapi didesa suak pandan adalah masalah pengangguran. Masalah pengangguran bukanlah masalah yang mudah dan
tidak hanya terdapat di negara kita saja. Akan tetapi, merupakan suatu masalah
umat manusia yang sangat serius dan terdapat pula dimana- mana baik di sebagian
negara yang telah maju maupun di sebagian negara -negara yang baru berkembang.
Pada umumnya para angkatan kerja dengan
predikat pendidikannya selalu berkhayal dan berharap setelah tamat pendidikan
selalu ingin menjadi pegawai atau karyawan. Sedikit sekali yang berfikir untuk
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Jika setiap orang yang menuntut pendidikan bercita-cita demikian tentu saja
sedikit sekali kemungkinan lapangan kerja tercipta dan semakin sedikit pula
tenaga kerja yang terserap. Selain
faktor pensisika, terdapat faktor lain yaitu faktor ekonomi yang meliputi
kesempatan kerja. Kita ketahui bahwa lapangan pekerjaan membutuhkan tenaga
kerja yang terampil dan berlatar belakang pendidikan. Akan tetapi hal itu tidak
dapat dipenuhi oleh para angkatan kerja.
Di samping itu lapangan pekerjaan pun masih
terlalu kecil dibandingkan dengan angkatan kerja yang ada Sehingga tidak dapat menyerap tenaga kerja
yang ada. Dewasa ini kesempatan kerja yang ada lebih banyak dibutuhkan oleh
perusahaan - perusahaan swasta, tentunya faktor ini cukup menghambat seseorang
untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat
beberapa instansi pemerintah saat ini menerima pegawai yang mana persyaratannya
cukup berat bagi sebagian tenaga kerja. Misalnya untuk menjadi pewagai negeri,
dimana pemerintah mengambil kebijaksanaan pembatasan umur bagi pemegang
ijazah-ijazah tertentu..
Selain itu adanya rasa
tidak percaya diri atau minder karena pendidikan rendah, fisik yang tidak
mendukung dan tidak memiliki keterampilan serta rasa gengsi yang tinggi untuk
mendapatkan pekerjaan yang kurang menjanjikan. Faktor Lingkungan, Masalah
pengangguran di daerah tersebut pun disebabkan oleh kondisi lingkungan yang
tidak mendukung atau efektif seperti tidak adanya rasa kreativitas dalam diri
masyarakat. Contohnya lebih senang “nongkrong”, kumpul-kumpul dan sebagainya
serta tidak adanya jiwa berwirausaha. Faktor Sosial Sistem komunikasi dan
interaksi masyarakat didesa suak pandan, kecamatan, samatiga,kabupaten aceh
barat kurang maksimal. Maksudnya individu yang satu dengan yang lainnya kurang
berinteraksi dan berkomunikasi dalam mencari informasi. Sehingga tidak nampak
adanya kerjasama dalam memecahkan masalah pengangguran. Faktor-faktor
tersebutlah yang mendorong timbulnya pengangguran yang ada didesa suak pandan,
kecamatan samatiga, kabupaten aceh barat.
Gambar pengangguran
2.2. Dampak Buruk Dari Pengangguran Terhadap Individu Masyarakat Antara Lain:
Ø Pengangguran dapat menghilangkan
mata pencaharian
Ø Pengangguran dapat menghilangkan
ketrampilan
Ø Pengangguran akan menimbulkan
ketidakstabilan social politik.
Ø Bertambahnya tingkat kemiskinan
Ø Timbulnya kriminalitas di kalangan
masyarakat.
contohnya akibat tidak
dapat menghasilkan uang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Seringkali mereka berhutang untuk memenuhi kebutuhannya terutama
bagi meraka yang sudah berkeluarga dan mereka yang belum berkeluarga merasa
menjadi beban bagi keluarganya sendiri karena tidak bisa membantu perekonomian
keluarga termasuk memenuhi keperluan sendiri.
Dari masalah ekonomi tersebut timbul
masalah-masalah baru yang berpengaruh kepada kehidupan psikologis jiwa
penganggur misalnya stress, jenuh, putus asa, sampai merasa minder berada di
lingkungan masyarakat. Hal-hal tersebut wajar saja dirasakan oleh para
penganggur, karena mereka menganggur dalam waktu yang cukup lama dan selama
menganggur tidak banyak kegiatan yang dilakukan yang dapat mendukung mereka
dalam memperoleh pekerjaan. Apabila bagi mereka yang sudah berkeluarga menjadi
masalah seperti munculnya ketidak harmonisan dalam
rumah tangga dan beban berat yang dirasakan untuk membiayai kehidupan anak dan
isteri yang dapat berujung kepada perceraian.
Dengan demikian dapatlah
kita ketahui bahwa secara umum adanya pengangguran dapat mempengaruhi lajunya
pembangunan baik pembangunan manusia seutuhnya termasuk material dan spiritual.
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi masalah pengangguran didesa
suak pandan, kecamatan samatiga, kabupaten aceh barat belum membawa pengaruh
yang signifikan.
Gambar Dampak dari pengangguran :
2.3. Solusi
Dengan melihat penyebab
timbulnya masalah pengangguran di daerah tersebut serta hambatan-hambatannya
maka untuk memecahkan masalah pengangguran tersebut, ada beberapa faktor,
diantaranya:
a. Faktor Pendidikan Solusi yang ditawarkan dalam
memecahkan masalah pengangguran yang disebabkan oleh faktor pendidikan adalah
tidak hanya terfokus pada pendidikan formal, tetapi sebaiknya mengikuti pendidikan
non-formal.
b. Faktor Ekonomi Salah satu masalah
pengangguran yang disebabkan oleh faktor ekonomi adalah dengan mengembangkan
usaha wiraswasta dalam bentuk industri ringan ataupun usaha-usaha lainnya
sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja atau penganggur. Hal ini akan
menambah banyaknya lowongan pekerjaan atau kesempatan kerja.
c.
Faktor Psikologis Dalam faktor psikologis, solusi yang ditawarkan sebaiknya
adalah yang terpenting adanya kesadaran dalam diri pribadi masing-masing untuk
bangkit dan meningkatkan rasa percaya diri sehingga terhindar dari rasa minder
dan rasa gengsi. Selain itu dorongan dari keluarga merupakan salah satu yang
dapat membangkitkan semangat diri.
d.
Faktor Lingkungan Solusia yang ditawarkan dalam faktor lingkungan adalah
sebaiknya ada suatu kerjasama antar anggota masyarakat, peran RT, peran RW
untuk mengadakan suatu program-program yang melibatkan masyarakat dalam mengisi
kekosongan waktu bagi para penganggur untuk menjadi individu yang kreatif,
untuk bisa menciptakan sesuatu yang positif dan bermanfaat. Misalnya program
pelatihan keterampilan seperti merajut, menjahit. Selain itu,
terdapat solusi yang ditawarkan oleh Pemerintah Departeman Sosial
kepada para penganggur untuk mengikuti
pelatihan sosial selama delapan bulan. Seperti
pelatihan kedisiplinan mental, keterampilan, dan berwiraswasta.
e.
faktor Sosial Dalam faktor sosial solusi yang ditawarkan adalah berkaitan
dengan interaksi dan komunikasi salah satunya mampu membuka diri, supel, ampu
bekerjasama serta yang terpenting berjiwa sosial. Sehingga peluang untuk mendapatkan pekerjaan lebih
mudah karena informasi yang masuk lebih cepat apalagi ditunjang dengan
teknologi informasi saat ini yang semakin berkembang pesat.
Cara mengatasi pengangguran
BAB
III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Setelah mengkaji, menelaah
dan manganalisis masalah pengangguran di daerah desa suak pandan dapat
disimpulkan bahwa masalah pengangguran marupakan masalah yang signifikan.
Pengangguran yang ada di daerah tersebut dapat digolongkan kepada pencari kerja
yang produktif beberapa kali sebanyak
46, 67%. Mereka yang menganggur masih dalam usia yang produktif, rata-rata
sekitar 18-25 tahun. Timbulnya pengangguran di daerah tersebut yaitu
diakibatkan oleh faktor lowongan pekerjaan (53, 33% dari hasil penghitungan
angket) diakibatkan oleh faktor
rendahnya pendidikan. Kebanyakan memdapatkan
pendidikan terakhir sampai SMA (65%). Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut melatar
belakangi timbulnya masalah pengangguran di daerah tersebut. Untuk penanggulangan masalah pengangguran sepertinya
belum ada usaha yang signifikan. Hal ini dikarenakan adanya berbagai penghambat
baik yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat. Untuk itu diperlukan
partisipasi dari berbagai pihak baik oleh pemerintah masyarakat, maupun
penganggur itu sendiri. Demi memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan
pembangunan baik di masyarakat maupun berbangsa dan bernegara.
3.2. SARAN
Tindakan nyata dari hasil sebuah perencanaan adalah suatu yang sangat
penting, dibandingkan dengan pembuatan rencana sempurna tapi tidak menghasilkan
apa-apa. Untuk itu dukungan dan partisipasi dari semua pihak yang terkait
sangat dibutuhkan. Dan keamanan juga sangat membantu demi tercapainya tujuan
tersebut.
Selain itu, peningkatan ketrampilan pekerja dan calon pekerja harus dilakukan
untuk menghadapi persaingan dunia usaha yang akan lebih ketat pada masa era
globalisasi ini. Sehingga sebaiknya diadakan pendidikan ketrampilan di luar
pendidikan formal agar terciptanya masyarakat yang berkualitas sehingga dapat
bersaing didunia luar.
3.3. Daftar Pustaka
Nordaus,
William, dkk. 1994. Ekonomi kedua belas
jilid I. Erlangga: Jakarta
Yusuf,
M. 1985. Pengaruh timbal balik antara kependudukan dengan berbagai aspek kehidupan
manusia. Fakultas pasca sarjana ikip: Jakarta
Komaruddin. 1980.
Persoalan pembangunan ekonomi Indonesia. Bandung: Penerbit Alumni
Rusli,
S. 1983. Kepadatan Penduduka dan
Peledakannya. Jakarta: PN Balai Pustaka.