BAB I
PENDAHULUAN
Cestoda
merupakan salah satu kelas dari filum Platyhelminthes. Cacing kelas inimampu
menyebabkan penyakit yang khususnya lebih menyerang usus hospesdefinitif
(manusia). Hospes perantara dari cacing ini sebagian besar berada di
ikan,anjing, tikus, dan lain-lain.Cestoda yang hidup di usus manusia sebagai
hospes definitifnya. Hospesreservoarnya adalah hewan/mamalia pemakan ikan.
Cacing dewasanya menempatiusus vertebrata dan larvanya hidup di jaringan
vertebrata dan invertebrata.Bentuk cacing dewasa memanjang menyerupai pita,
biasanya pipih dorsoventral,tidak mempunyai alat cerna atau saluran vaskular
dan biasanya terbagi dalamsegmen-segmen yang disebut proglotid yang bila dewasa
berisi alat reproduktif jantandan betina. Ujung bagian anterior berubah menjadi
sebuah alat pelekat, disebutskoleks, yang dilengkapi dengan alat isap dan
kait-kait.Penyebaran cacing ini di Indonesia tidak terlalu banyak, karena masih
sedikitnya penggemar anjing, kucing, dan hewan mamalia lainnya yang
berperan sebagai hospes perantaranya sehingga di Indonesia sangat jarang
ditemukan di Indonesia. Penyakitini dapat terdeteksi pada hati hospes karena
ada kista di dalamnya. Gejala dari penyakit ini umumnya diare karena
cacing ini menginfeksi usus pada hospesnya.Selain gejalanya, penyakit ini juga
dapat diobat.
1.2 Tujuan
Berdasarkan
latar belakang di atas, tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu
untuk mengetahui klasifikasi, epidemiologi, distribusi geografis,
morfologi, siklus hidup, patologi, dan cara pencegahan serta pengobatannya
dari masing-masing jenis cacingkelas cestoda khususnya yang menginfeksi usus.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN CESTODA
Cacing dalam
klas cestoidea disebut juga cacing pita karena bentuk tubuhnya
yang panjang dan pipih menyerupai pita. Cacing ini tidak mempunyai saluran
pencernaan ataupun pembuluh darah. Tubuhnya memanjang terbagi atas
segmen-segmen yang disebut proglotida dansegmen ini bila sudah dewasa berisi
alat reproduksi jantan dan betina. Pada dasarnya morfologicacing dewasa terdiri
dari :
- Kepala
atau scoleks yaitu kepala yang merupakan alat untuk melekat. Dilengkapi dengan
batilisap atau lekuk isap
- Leher,
yaitu tempat untuk pertumbuhan badan
- Strobila,
adalah badan yang terdiri dari segmen proglotida. Tiap proglotida dewasa
mempunyaisusunan alat kelamin jantan dan betina lengkap, keadaan ini disebut
hemafrodit.
Infeksi
terjadi dengan menelan larva bentuk infektif atau menelan telur. Pada
cestodadikenal dua ordo yakni Pseudophylidea dan Cyclophylidea. Sedangkan yang
menginfeksimanusia ada dua bentuk fase cacing yaitu, bentuk cacing dewasa,
bentuk larva ataupunkeduanya.
1.Cacing
dewasa (manusia sebagai hospes definitif)
- Diphylobotrium
latum
-Taeniarinchus
saginatus
-Taenia
solium
-Hymenolepis
nana
-Hymenolepis
diminuta
- Dipylidium
caninum
2.Larva
(manusia sebagai hospes intermedier)
-Diphylobotrium
sp
-Taenia
solium
-Hymenolepis
nana
-Echinococcus
granulosus
Makalah ini
membahas mengenai spesies cestoda yang menyerang pada usus.
1.
Diphyllobothrium latum
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Ordo :Pseudophylidea
Spesies :Diphyllobothrium latum
a.
Epidemiologi
Penyakit ini
di Indonesia tidak ditemukan tetapi banyak dijumpai di Negara-negarayang banyak
makan ikan salem mentah atau kurang matang. Banyak bintang sepertianjing,
kucing, dan babi bertindak sebagai reservoir dan perlu diperhatikan. Cacing
pitaini sering ditemukan berparasit pada hewan carnivora pemakan ikan, terutama
di EropaUtara. Sering menginfeksi anjing, kucing, beruang dan pada orang.
b.
Distribusi geografis
D.
latumsering dilaporkan menginfeksi orang di daerah tertentu, bahkan
hampir 100% di suatu lokasi orang terinfeksi oleh parasit ini. Orang yang
terinfeksi banyak dijumpai didaerah Scandinavia, Baltic dan Rusia. Parasit
ini juga ditemukan di Amerika,Kanada, Eropa, daerah danau di Swiss, Rumania,
Turkestan, Israel, Mancuria, Jepang,Afrika, Malagasi, dan Siberia.
c. Morfologi
Cacing
dewasa yang keluar dari usus manusia berwarna gading, panjangnya dapatsampai 10
m dan terdiri dari 3000 – 4000 buah proglotid, tiap proglotid
mempunyai alatkelamin jantan dan betina lengkap, mempunyai sepasang celah
penghisap (bothria)
dibagian ventral
dan dorsal pada skoleks, telur mempunyai operculum, berukuran 70 x 45mikron,
dikeluarkan melalui lubang uterus proglotid gravid dan ditemukan dalam tinja.
d.
Siklus hidup
Telur keluar
melalui feses dan berkembang membentuk embrio yang akan berkembang dalam
air. Telur berkembang menjadi coracidium dalam waktu 8 harisampai beberapa
minggu bergantung suhu lingkungan.
Coraciudium
keluar melalui operkulum telur dan coracidium yang berisilia berenangmncari
hospes intermedier ke 1 dari jenisCopepoda krustacea termasuk genusDiaptomus.
Segera setelah masuk kedalam usus krustasea tersebut, coracidiummelepaskan
silianya dan penetrasi melalui dinding usus dan masuk ke haemocel (sistemdarah)
krustasea menjadi parasit dengan memakan sari makana dalam tubuh krustaseatersebut.
Selama
sekitar 3 minggu coracidium berkembang dan bertambah panjang sampaisekitar 500
um dan disebut procercoid dan tidak berkembang lagi dalam tubuh
krustaseatersebut.
Bila
krustasea dimakan ikan air tawar sebagai hospes intermedier ke 2, procercoidada
dalam usus ikan dan menembus melalui dinding intestinum masuk kedalam
istemmuskularis dan berparasit dengan memakan unsur nutrisi dari ikan tersebut
dan procercoid berkembang menjadi plerocercoid.
Plerocercoid
berkembang dari beberapa mm menjadi beberapa cm. Plerocercoid akanterlihat pada
daging ikan mentah yang berwarna putih dalam bentuk cyste. Bila dagingikan
tersebut dimakan orang, cacing berkembang dengan cepat dan menjadi dewasa
sertamulai memproduksi telur pada 7– 14 hari kemudian.
Secara singkat
dijelaskan bahwa telur menetas dalam air. Larva disebut korasidiumdan dimakan
oleh hospes perantara pertama yaitu bintang yang termasuk
copepodasepertiCyclopsdanDiaptomus.Dalam hospes ini larva tumbuh menjadi
proserkoid berubah menjadi larva pleroserkoid atau disebut sparganum. Bila
ikan tersebut dimakanhospes definitive, misalnya manusia, sedangkan ikan itu
tidak dimasak dengan baik,maka sparganum di rongga usus halus tumbuh menjadi
cacing dewasa.
e.
Patologi
Kasus
penyakit banyak dilaporkan di daerah yang orangnya suka mengkonsumsi
ikanmentah. Kebanyakan kasus penyakit tidak memperlihatkan gejala yang nyata.
Gejalaumum yang sering ditemukan adalah gangguan sakit perut, diare, nausea dan
kelemahan.Pada kasus infeksi yang berat dapat menyebabkan anemia megaloblastic.
Gejala inisering dilaporkan pada penduduk di Finlandia. Di negara ini hampir
seperempat dari populasi penduduk terinfeksi oleh D. Latumdan sekitar
1000 orang menderita anemia perniciosa.
Pada mulanya
dikira bahwa cacing ini menyebarkan toksin penyebab anemia, tetapisetelah
diteliti ternyata vitamin B12yang masuk dalam usus diabsorbsi oleh
cacing,sehingga pasien menderita defisiensi vitamin B12. Seorang peneliti
melaporkan bahwa pasien yang diberi singel dosis vit. B12 40% yang dilabel
dengan cobalt, ternyatadisbsorbsi oleh D. latum sekitar 80-100% dari vit
B12yang diberikan. Gejala yang jelasterlihat adalah terjadinya anemia
perniciosa (anemia yang disebabkan oleh gangguanabsorpsi vitamin B12dalam usus)
f.
Cara pencegahan serta pengobatannya
Pencegahan
yang dapat dilakukan adalah emasak ikan air tawar sampai betul-betul matang
atau membekukannya sampai -10°C selama 24 jam, mengeringkan danmengasinkan ikan
secara baik. Selain itu dilarang membuang tinja di kolam air tawar,serta
memberikan penyuluhan pada masyarakat mengenai pola hidup bersih dan sehat.
Pengobatan
yang dilakukan, penderita diberikan obat atabrin dalam keadaan perutkosong,
disertai pemberian Na-bikarbons, dosis 0,5 gram. Obat pilihan
adalah Niclosamid (Yomesan), diberikan 4 tablet ( 2 gram ) dikunyah
sekaligus setelah makanhidangan ringan. Obat lain yang juga efektif adalah
paromomisin, yang diberikan dengandosis 1 gram setiap 4 jam sebanyak 4 dosis.
Selain daripada itu dapat dipakai prazikuanteldosis tunggal 10 mgr/kg berat badan.
B.
JENIA-JENIS CESTODA
1.
TAENIA SAGINATA
a. KlasifikasiKingdom
Kingdom :
Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestoda
Ordo : Cyclophyllidea
Famili : Taeniidae
Genus : Taenia
Spesies :Taenia saginata
b.
Epidemiologi
Cacing
terssebut sering ditemukan di Negara yang penduduknya banyak makandaging sapi
atau kerbau. Cara penduduk memakan daging tersebut yaitu matang
(well done), setengah matang (medium) atau mentah(rare)dan cara memelihata
ternak memainkan peranan. Ternak yan dilepas di padang rumput lebih mudah
dihinggapicacing gelembung tersebut, daripada ternak yang dipelihara dan
dirawat dengan baik dikandang.
c.
Distribusi geografis
Cacing
tersebut adalah kosmopolit, didapatkan di Eropa, Timur Tengah, Afrika,Asia,
Amerika Utara, Amerika Latin, Rusia, dan juga Indonesia, yaitu daerah
Bali,Jakarta, dan lain-lain.Parasit ini ditemukan di mana saja di mana daging
sapi yang dimakan, bahkan dinegara-negara seperti Amerika Serikat di mana ada
kebijakan sanitasi ketat federal. DiAS insiden terinfeksi rendah, bagaimanapun,
25% sapi terinfeksi masih dijual.2.4 MorfologiCacing pita
Taenia
saginataadalah salah satu cacing pita yang berukuran besar dan panjang,
terdiri dari kepala yang disebut skoleks, leher, dan strobila yang
merupakanrangkaian ruas-ruas proglotid, sebanyak 1000– 2000 buah. Panjang
cacing 4 – 12 meter atau lebih. Skoleksnya hanya berukuran
1 – 2 milimeter, mempunyai empat batil isapdengan otot-otot yang
kuat, tanpa kait-kait. Bentuk leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dandi
dalamnya tidak terlihat struktur tertentu. Strobila terdiri dari dari rangkaian
proglotidyang belum dewasa (imatur), yang dewasa (matur), dan mengandung telur
atau disebutgravid. Pada proglotid-proglotid yang dewasa terlihat struktur alat
kelamin seperti folikeltestis yan berjumlah 300– 400 buah, tersebar di
bidang dorsal. Vasa eferens bergabunguntuk masuk ke rongga kelamin (genital
atrium),yang berakhir di lubang kelamin( genital pore).Lubang kelamin ini
letaknya selang-seling pada sisi kanan atau kiristrobila. Di bagian posterior
lubang kelamin, dekat vas deferens, terdapat tabung vaginayang berpangkal pada
ootip.
Ovarium
terdiri dari 2 lobus, berbentuk kipas, besarnya hampir sama. Letak ovariumdi
sepertiga bagian posterior dari proglotid. Vitelaria letaknya dibelakang
ovarium danmerupakan kumpulan folikel yang eliptik. Telur berkembang di kapsul
hialin dan gudangsetelah meninggalkan proglottid tersebut. Telur dibungkus
embriofor, yang bergaris-garisradial, berukuran 30 – 40 mikron,
berisi suatu embrio heksakan atau onkosfer. Telur initertelan oleh ternak atau
host antara lainnya dan sekali mereka mencapai duodenum,menetas dan menembus
dinding usus.
d.
Siklus hidup
Siklus hidup tidak
langsung dan rumit, dan selesai pada manusia sebagaituan rumahdefinitif dan ternak
sebagaihospes
perantara.Uterus tumbuh dari bagian anterior ootipdan menjulur ke bagian anterior
proglotid. Setelah uterus ini penuh dengan telur, makacabang-cabangnya akan
tumbuh, yang berjumlah 15 – 30 buah pada satu sisiya dan
tidak memiliki lubang uterus(porus uterinus).Proglotid yang sudah gravid
letaknya terminaldan sering terlepas dari strobila. Proglotid ini dapat
bergerak aktif, keluar dengan tinjaatau keluar sendiri dari luban dubur
(spontan). Setiap harinya, kira-kira 9 buah proglotiddilepas. Proglotid ini
bentuknya lebih panjang daripada lebar.
Telur yang
baru keluar dari uterus masih diliputi selaput tipis yang disebut lapisanluar
telur. Sebuah proglotid gravid berisi kira-kira 100.000 buah telur. Waktu
proglotidterlepas dari rangkaiannya menjadi koyak, cairan putih susu yang
mengandung banyak telur mengalir keluar dari sisi anterior proglotid
tersebut, terutama bila proglotid berkontraksi waktu gerak.
Telur-telur
ini melekat pada rumput bersama tinja, bila orang berdefekasi di padangrumput,
atau karena tinja yang hanyut dari sungai di waktu banjir. Ternak yang
makanrumput yang terkontaminasi dihinggapi cacing gelembung, oleh karena telur
yangtertelan dicerna dan embrio heksakan menetas. Embrio heksakan di saluran
pencernaanternak menembus dinding usus, masuk ke saluran getah bening atau
darah dan ikutdengan aliran darah ke jaringan ikat di sela-sela otot untuk
tumbuh menjadi cacinggelembung, disebut sistiserkus bovis,yaitu
larvaTaenia saginata.Peristiwa ini terjadisetelah 12 – 15 minggu.
Bagian tubuh
ternak yang sering dihinggapi larva tersebut adalah otot maseter,
paha belakang dan punggung. Otot di bagian lain juga dapat dihinggapi.
Setelah 1 tahun cacinggelembung ini biasanya mengalami degenerasi, walaupun ada
yang dapat hidup sampai 3tahun.
Bila cacing
gelembung yang terdapat did aging sapi yang di masak kurang matangtermakan oleh
manusia, skoleksnya keluar dari cacing gelembing dengan cara evaginasidan
melekat pada mukosa usus halus seperti yeyenum. Cacing gelembung tersebut dalam
waktu 8 – 10 minggu menjadi dewasa. Biasanya di rongga usus hospes
terdapat seekor cacing
e.
Patologi
Cacing
dewasaTaenia saginatabiasanyatanpa gejala,tetapi bisa
menimbulkangejala klinis yang ringan, seperti sakit ulu hati, perut merasa
tidak enak, mual, muntah,mencret, pusing atau gugup. Gejala-gejala tersebut
disertai dengan ditemukannya proglotid cacing yang bergerak-gerak lewat
dubur bersama dengan atau tanpa tinja. Namun infeksi berat sering
menyebabkan penurunan berat badan, pusing,sakit perut,diare,sakit kepala,mual,sembelit, ataugangguan
pencernaan kronis, dan kehilangannafsu makan. Ada dapat
obstruksi usus pada manusia ketika proglotid menyasar masuk apendiks, atau
terdapat ileus yang dan ini dapat diatasi dengan operasi. Cacing pita ini juga
dapat mengusir antigenyang dapat
menyebabkan reaksi alergi pada individu.Sumber penularan apabila penderita
taeniasis sendiri dimana tinjanya mengandung telur atu proglotid, hewan
sapi yang mengandung cysticercus, makanan atau minuman danlingkungan yang
tercemar oleh telur-telur cacing pita.
f.
Cara pencegahan
serta pengobatannya
Pencegahan
dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup bersih dan sehat, mencucisayuran dan
daging dengan bersih dan memasaknya sampai matang, Pengobatan untuk cestodeinfeksi bisa
dilakukan dalam obat tradisional berupa biji labu merah atau biji pinang.
Sedangkan obat lama berupa kuinakrin, amodiakuin, dan niklosamid.
Sementaradenga obat baru yaitu praziquanteldan
albendazol. Praziquantel membuka membransaluran
kalsiummenyebabkankelumpuhancacing,
membantu tubuh dalammengeluarkan parasit melalui peristaltik .niklosamid, digunakan
untuk mengobati berbagai jenis infeksi dengantrematodadan cacing
pita dewasa, cukup efektif.
g.
Morfologi
Cacing dewasa panjangnya antara 5-10 m. hidup
di dalam usus. Struktur badan cacing ini terdsiri dari skoleks, leher dan
strobila yang merupakan ruas-ruas proglotid, sebanyak 1000-2000 buah.
Skoleks hanya berukuran 1-2 mm, mempunyai emapt batil isap dengan otot-otot
yang kuat, tanpa kait-kait. Bentuk leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan
didalamnya tidak terliohat struktur tertentu. Strobila terdiri dari rangkaian
proglotid yang belum dewasa, dewasa dan matang yang mengandung telur, disebut
gravid. Pada proglotid yang belum dewasa, belum terlihat struktur alat kelamin
yang jelas. Pada proglotid yang dewasa terlihat struktur alat kelamin seperti
folikel testis ynag berjumlah 300-400 buah, tersebar di bidang dorsal. Vasa
eferensnya bergabung untuk masuk ke rongga kelamin (genital atrium), yang
ebrakhir di lubang kelamin. Lubang kelamin letaknya berselang seling pada sisi
kanan dan kiri strobila. Di bagian posterior lubang kelamin, dekat va deferens,
terdapat tabung vagina yang berpangkal pada ootip. Ovarium terdiri dari dua
lobus, berbentuk kipas, besarnya hampir sama. Letak ovarium di sepertiga bagian
posterior dari proglotid. Vitelaria letaknya di belakang ovarium dan merupakan
kumpulan folikel yang eliptik. Uterus tumbuh dari bagian anterior ootip dan
menjulur ke bagian anterior proglotid. Setelah uterus ini penuh dengan telur,
maka cabag-cabangnya akan tumbuh, yang berjumalah 15-30 buah pada satu sisinya
dan tidak memiliki lubang uterus. Proglotid gravid letaknya diterminal dans
erring lepas daris trobila. Proglotid gravid ini dapat bergerak aktif, keluar
dengan tinja atau keluar sendiri dari lubang dubur secara spontan. Setiap
harinya kira-kira 9 buah proglotid dilepas. Proglotid ini bentuknya lebih
panjang dan lebar. Telur dibungkus embriofor, berisi suatu embrio heksakan yang
dinamakan onkosfer. Telur yang baru keluar dari uterus masih diliputi selaput
tipis yang disebut lapisan luar telur. Sebuah proglotid gravid berisi kira-kira
100.000 buah telur. Waktu proglotid terlepas dari rangkaiannya dan menjadi
koyak, cairan putih susu yang mengandung banyak telur mengalir keluar dari sisi
anterior proglotid tersebut, terutama bila proglotidnya berkontraksi waktu
bergerak.
2.
TAENIA SOLIUM
a.
Klasifikasi
Kelas :Cestoda
Spesies
:Taenia solium
b.
Epidemiologi
Walaupun
cacing ini kosmopolit, kebiasaan hidup penduduk yang di pengaruhitradisi
kebudayaan dan agama, memainkan peranan penting. Pada orang-orang
bukan pemeluk agama Islam, yang biasanya memakan daging babi, penyakit ini
ditemukan.Cara menyantap daging tersebut yaitu matang, setengah matang, atau
mentah dan pengertian akan keberhasilan atau hygiene, memainkan peranan
penting dalam penularan Taenia soliummaupun sistiserkus selulose.
T.
soliumdapat menyebabkan banyak masalah kesehatan itu, yang paling lazim
dinegara berkembang di mana babi dibangkitkan. Banyak kali babi-babi merumput
di dekatdengan manusia, dan daerah ini sering menunjukkan kondisi sanitasi yang
buruk.. Karena itu, 'makanan pasokan babi yang terkontaminasi dengan kotoran
manusia, menciptakansituasi yang sempurna untuk Taenia soliummenyebar.
c.
Distribusi
geografis
Taenia
soliumadalah kosmopolit, akan tetapi jarang ditemukan di Negara-negaraIslam.
Cacing tersebut banyak ditemukan di Negara-negara yang mempunyai
banyak peternakan babi dan di tempat daging babi banyak di santap
seperti Eropa (Czezh,Slowakia, Kroatia, Serbia), Amerika Latin, Cina, India,
Amerika Utara dan juga di beberapa daerah di Indonesia antara lain Papua,
Bali, dan Sumatera Utara.
Masalah ini
diperparah dalam beberapa budaya di mana ia kebiasaan makan dagingmentah atau
kurang matang. Karena kenyataan bahwa hospes perantara adalah babi, jarang
ditemukan dalam masyarakat Muslim di mana konsumsi daging babi dilarang. Halini
endemik di Amerika Selatan, Amerika Tengah, India, Asia selatan, Afrika,
Eropa bagian selatan, dan bagian dari Meksiko. Hal ini juga terlihat di
daerah di dunia yangmengalami jumlah besar imigrasi.
d.
Morfologi
Cacing
pitaTaenia solium, berukuran panjang kira-kira 2 – 4 meter dan
kadang-kadang sampai 8 meter. Cacing ini seperti cacingTaenia saginata,yang
terdiri dariskoleks, leher, dan strobila yang terdiri dari 800 – 1000
ruas proglotoid. Skoleks yang bulat berukuran kira-kira 1 milimeter,
mempunyai 4 buah batil isap dengan rostelum yangmempunyai 2 baris kait-kait,
masing-masing sebanyak 25– 30 buah. SepertiTaenia saginata,strobila
terdiri rangkaian proglotid yang belum dewasa (imatur), dewasa(matur), dan
mengandung telur (gravid). Gambaran alat kelamin pada proglotid dewasasama
denganTaenia saginata,kecuali jumlah folikel testisnya lebih sedikit, yaitu
150 – 200 buah. Bentuk proglotid gravid mempunyai ukuran panjang
hampir sama denganlebarnya. Jumlah cacing uterus pada proglotid gravid adalah
7 – 12 buah pada satu sisi.Lubang kelamin letaknya bergantian
selang-seling pada sisi kanan atau kiri strobilasecara tidak beraturan.
e.
Siklus hidup
Daur
hidupnya mirip denganT. saginatus, tetapi hospes intermedier berbeda dimanaT.
saginatus pada sapi dan T. Soliumpada babi. Proglotid yang penuh telur
keluar melaluifeses, kemudian telur infektif keluar dimakan oleh babi.
Telur
menetas dalam tubuh babi dan telur dan membentuk Cysticercus celluloses, didalam
daging (otot) atau organ lainnya. Orang akan mudah terinfeksi bila
memakandaging babi yang kurang masak. Cysticercus berkembang menjadi cacing
cacing mudayang langsung menempel pada dinding intestinum dan tumbuh menjadi
dewasa dalamwaktu 5-12 minggu. Dimana cacing ini dapat bertahan hidup sampai 25
tahun.
Cysticercosis
tidak seperti spesies cacing pita lainnya,T. Soliumdapat berkembangdalam bentuk
cysticercus pada orang. Infeksi terjadi bila telur berembrio tertelan
masuk kedalam lambung dan usus, kemudian cacing berkembang menjadi
cysticercus di dalamotot. Cysticerci sering ditemukan dalam jaringan
subcutaneus, mata, otak, otot, jantung,hati dan paru.
Kapsul
fibrosa mengelilingi metacestoda ini, kecuali bila cacing berkembang
dalamkantong mata. Pengaruh cysticercus terhadap tubuh bergantung pada lokasi
cysticercustinggal. Bila berlokasi di jaringan otot, kulit atau hati, gejala
tidak begitu terlihat, kecuali pada infeksi yang berat.
Bila
berlokasi di mata dapat menyebabkan kerusakan retina, iris, uvea atau
choroid.Perkembangan cysticercus dalam retina dapat dikelirukan dengan tumor,
sehingga kadangterjadi kesalahan pengobatan dengan mengambil bola mata.
Pengambilan cysticercusdengan operasi biasanya berhasil dilakukan.
Cysticerci
jarang ditemukan pada syaraf tulang belakang (spinal cord), tetapi
seringditemukan pada otak. Terjadinya nekrosis karena tekanan dapat menyebabkan
gangguansistem saraf yaitu tidak berfungsinya saraf tersebut.Secara singkat
dapat dijelaskan bahwa seperti padaTaenia saginata,telurnya keluar melalui
celah robekan pada proglotid. Telur tersebut bila termakan hospes perantara
yangsesuai, maka dindingnya dicerna dan embrio heksakan keluar dari telur,
menembusdinding usus, dan masuk ke saluran getah bening atau darah. Embrio
heksakan cacinggelembung (sistiserkus) babi, dapat dibeddakan dari cacing
gelembung sapi, denganadanya kait-kait di skoleks tunggal. Cacing gelembung
yang disebut sistiserkus seluose biasanya ditemukan pada otot lidah,
punggung, dan pundak babi. Hospes perantara lainkecuali babi adalah monyet,
onta, anjing, babi hutan, domba, kucing, tikus, dan manusia.Larva tersebut
berukuran 0,6 – 1,8 cm. Bila daging babi yang mengandung
larvasistiserkus dimakan setengah matang atau mentah oleh manusia, dinding
kista dicerna,skoleks mengalami evaginasi untuk kemudian melekat pada dinding
usus halus sepertiyeyenum. Dalam waktu 3 bulan cacing tersebut menjadi dewasa
dan melepaskan proglotid dengan telur.
f.
Patologi
Infeksi
berat dapat terjadi kebutaan, paralysis, gangguan keseimbangan,hydrocephalus
karena obstruksi atau terjadi disorientasi. Kemungkinan terjadinya
epilepsidapat terjadi. Penyakit dapat dicurigai sebagai epilepsi peyebab
cysticercosis bila penderita bukan keturunan penderita epilepsi.Bilamana
cysticercus mati dalam jaringan, akan menimbulkan reaksi radang, haltersebut
dapat mengakibatkan fatal pada hospes, terutama bila cacing berada dalam otak.
Reaksi
seluler lain dapat dpat terjadi yaitu dengan adanya kalsifikasi. Bila ini
terjadi padamata pengobatan dengan operasi akan sulit dilakukan.Cacing dewasa,
yang biasanya beerjumlah seekor, tidak menyebabkan gejala klinis yang
berarti. Bila ada, dapatmenyerupai nyeri ulu hati, mencret, mual, obstipasi,
dan sakit kepala. Darah tepi dapatmenunjukan eosinofilia. Gejala klinis yang
lebih berarti dan sering diderita disebabkanoleh larva dan disebut
sistiserkosis.
Infeksi
ringan biasanya tidak menunjukan gejala, kecuali bila alat yang
dihinggapiadalah tubuh yang penting. Pada manusia, sistiserkus atau larva
T. Soliumseringmenghinggapi
jaringan subkutis, mata, jaringan otak, otot, otot jantung, hati, paru,
danrongga perut. Walaupun sering dijumpai pengapuran pada sistiserkus tidak
menimbulkangejala, akan tetapi sewaktu-waktu terdapat pseudohipertrofi otot,
disertai gejala miositis,demam tinggi dan eosinofilia.
g.
Cara pencegahan
serta pengobatannya
Pencegahan
infeksi cacing ini lebih utama yaitu mencegah kontaminasi air minum,makanan
dari feses yang tercemar. Sayuran yang biasanya dimakan mentah harus
dicuci berish dan hindarkan terkontaminasi terhadap telur cacing ini.
Pendidikan mengenaikesehatan harus dirintis. Cara-cara ternak babi harus
diperbaiki agar tidak kontak dengantinja manusia. Sebaiknya untuk kandang babi
harus bersih dan makanan ternaknya sesuai.
Pengobatan
perorangan maupun pengobatan massal harus dilaksanakan agar
supaya penderita tidak menjadi sumber infeksi bagi diri sendiri maupun
babi dan hewan lainseperti anjing. Obat yang digunakan untuk penyakit teniasis
solium adalah prazikuantel,albendazol, atau dengan pembedahan.
3. HYMENOLEPIS
NANA
a. Klasifikasi
Spesies : Hymenolepis nana
b.
Epidemiologi
Hymenolepis
nana dapat ditemukan di mana pun manusia dan tikus hidup. Merekatelah ditemukan
di hampir semua jenis biomes terestrial (Roberts dan
Janovy Jr, 2000).Cacing pita kerdil (Hymenolepis nana,sebelumnya
dikenal sebagainana Vampirolepis, Hymenolepis fraterna, dannana
Taenia)adalah spesies kosmopolitan yang merupakansalah satu yang paling umum
cestodes manusia di dunia, terutama di kalangan anak-anak.Hal ini dapat
ditemukan di seluruh dunia, tetapi biasanya paling umum di zona sedang..Ini
adalah cestode paling umum manusia dan ditemukan di mana pun ada
penduduk manusia.
Cacing pita
ini tidak memerlukan hospes perantara. Infeksi kebanyakan terjadi
secaralangsing dari tangan ke mulut. Hal ini sering terjadi pada anak-anak umur
15 tahun ke bawah. Infeksi pada manusia selalu disebabkan oleh telur yang
tertelan dari benda-bendayang terkena tanah, dari tempat buang air, atau
langsung dari anus ke mulut.
Bilharz
menemukan H.Nanapada tahun 1851 di usus kecil seorang anak Mesir
danspesimen dikirim ke Siebold, yang, karena ukuran kecil worm menamainyaTaenia
nana. Pada tahun 1887 Grassi menunjukkan bahwa penularan dari tikus ke
tikus tidak memerlukan sebuah hospes perantara. Kemudian, pada tahun 1921,
Saekimendemostrasikan siklus penularan langsungH.nanapada manusia; transmisi
tanpahospes perantara. Selain siklus langsung, Nicholl dan Minchin menunjukkan
bahwa kutudapat berfungsi sebagai host perantara antara manusia.
c.
Distribusi geografis
Penyebarannya
kosmopolit, lebih banyak ditemukan di daerah dengan iklim panasdaripada dingin dan juga ditemukan di
Indonesia.
d.
Morfologi
Seperti
namanya (Yunani: Nano -
kerdil), itu adalah spesies kecil, jarang melebihi40 mm dan 1 mm lebar. Scolex
ini dikenakan rostellum ditarik bersenjata denganlingkaran tunggal 20 sampai 30
kait. Scolex juga memiliki empat pengisap, atau suatutetrad. Leher panjang dan
ramping, dan segmen yang lebih luas daripada panjang.
Genital
pori-pori yang sepihak, dan setiap segmen dewasa berisi tiga testis.
Setelahapolysis segmen terkubur hancur, melepaskan telur, yang mengukur 30 µm
untuk 47 µmdengan diameter. Oncosphere ditutupi dengan selaput, tipis hialin,
luar dan membran, batin tebal dengan thickenings kutub yang mempunyai
beberapa filamen. Paraembryophores berat yang memberikan telur taeniid
penampilan karakteristik lurik merekakurang dalam hal ini dan keluarga lainnya
dari cacing pita yang menginfeksi manusia.
Cacing ini
merupakan golongan Cestoda yang memiliki ukuran terkecil dengan panjang
±25 mm-10 cm dan lebar 1 mm. Skoleksnya bulat memiliki rostellum yangrefraktil
dengan mahkota kait-kait 20-30 buah. Strobila terdiri dari kira-kira
200 proglotid. Telurnya bulat, mempunyai 2 membran yang meliputi embrio
dengan 6 buahkait. Dikenal sebagai cacing pita kerdil. Kosmopolitan. Terdapat
di tikus dan mencit, pada manusia khususnya anak-anak.
e. Siklus
hidup
1. Patologi
-Parasit ini
biasanya apabila terinfeksi ringan tidak menimbulkan gejala.
Tetapi, jumlah besar dari cacing yang menempel pada dinding usus halus
menimbulkaniritasi mukosa usus. Kelainan yang sering ditimbulkan adalah
toksemia umumkarena penyerapan sisa metabolit dari parasit masuk ke dalam
sistem peredarahandarah penderita. Pada anak kecil dengan infeksi berat, cacing
ini dapatmenyebabkan keluhan neurologi yang gawat, mengalami sakit perut dengan
atautanpa diare, kejang-kejang, susah tidur, pusing, menimbulkan enteritis
catarrhal, berkurang berat badan, kurang nafsu makan, bila supersensitif
terjadi alergi,obstipasi
.
f. Cara
pencegahan serta pengobatannya
Pencegahan
dapat dilakukan dengan meningkatkan kebersihan anak-anak, sanitasilingkungan, menghindarkan
makanan dari kontaminasi, pemerantasan binatang pengerat(rodentia). Sementara
itu, obat yang efektif adalah atabrine, bitional, prazikuantel, danniklosamid,
tetapi saat-saat ini obat tersebut sulit di dapat di Indonesia. Obat yang
efektif dan ada di pasaran Indonesia adalah amodiakuin. Hiperinfeksi sulit
diobati, tidak semuacacing dapat dikeluarkan dan sistiserkoid masih ada dalam
mukosa usus.
4.HYMENOLEPIS
DIMINUTA
a. Klasifikasi
Species :Hymenolepis
diminuta
b.
Epidemiologi
Hospes
definitive mendapat infeksi bila hospes perantara yang mengandung parasittertelan
secara kebetulan.
a.
Distribusi geografis
b.
Morfologi
c.
Siklus hidup
d.
Patologi
e.
Cara pencegahan serta pengobatannya
5. DIPYLIDIUM CANINUM
a. Klasifikasi
Spesies :Dipylidium caninum
ü Epidemiologi
ü Distribusi
geografis
ü Morfologi
ü Siklus hidup
ü Patologi
b.
Cara pencegahan serta pengobatannya
Pencegahan
dapat dilakukan dengan jangan mencium anjing atau kucing,menghindari jilatan
anjing, binatang peliharaan diberi obat cacing dan
insektisida, pengendalian kutu pada hewan peliharaan Anda dan lingkungan
mereka, memeriksaanjing atau kucing atau hewan peliharaan ke dokter hewan jika
mereka memiliki sebuahcacing pita untuk diobati, mencuci tangan setelah
memegang hewan. Obat yang efektif
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cestoda merupakan salah satu kelas dari
filum Platyhelminthes. Cacing kelas inimampu menyebabkan penyakit yang
khususnya lebih menyerang usus hospesdefinitif (manusia). Hospes perantara dari
cacing ini sebagian besar berada di ikan,anjing, tikus, dan lain-lain.Cestoda
yang hidup di usus manusia sebagai hospes definitifnya. Hospesreservoarnya
adalah hewan/mamalia pemakan ikan.Cacing dewasa panjangnya antara 5-10 m. hidup
di dalam usus. Struktur badan cacing ini terdsiri dari skoleks, leher dan
strobila yang merupakan ruas-ruas proglotid, sebanyak 1000-2000 buah.
Skoleks
hanya berukuran 1-2 mm, mempunyai emapt batil isap dengan otot-otot yang kuat,
tanpa kait-kait. Bentuk leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan didalamnya
tidak terliohat struktur tertentu. Strobila terdiri dari rangkaian proglotid
yang belum dewasa, dewasa dan matang yang mengandung telur, disebut gravid.
Pada proglotid yang belum dewasa, belum terlihat struktur alat kelamin yang
jelas. Pada proglotid yang dewasa terlihat struktur alat kelamin seperti
folikel testis ynag berjumlah 300-400 buah, tersebar di bidang dorsal.
B.
SARAN
1.
Diharapkan adanya peningkatan pendidikan kesehatan
masyarakat sehingga program pemberantasan penyakit cacingan dapat dilakukan
dengan tuntas.
2. Diharapkan
adanya peningkatan sarana sanitasi guna menunjang kehidupan yang lebih bersih
dan sehat
3. Diperlukan adanya terobosan baru untuk menemukan tehnik pemeriksaan yang
relatif sederhana, namun dapat memberikan sensitifitas dan spesifisitas yang
lebih baik.
Bagus, tapi sayang tidak menyertakan kutipan dan daftar pustaka.
BalasHapus